part 3

5.4K 516 23
                                    

.

.

.

Kim Seokjin, memiringkan kepalanya bingung, setelah berjalan mengikuti seekor kelinci, entah bagaimana caranya ia malah berujung menemukan Jungkook yang tidak mengaku dirinya Jungkook dan membuatnya berakhir di sebuah rumah di tengah hutan.

"Namamu Bunny?,"Ulang Seokjin sekali lagi setelah lama ruangan itu di landa keheningan, tak ada di antara mereka yang mengubah posisi maupun memecah keheningan, keduanya tampak sibuk dengan lamunannya masing-masing.

Sosok namja itu mengangguk pelan.

"Nama yang lucu, tapi... itu mirip dengan nama panggilan adikku,"gumam Seokjin kemudian.

Sosok bernama Bunny itu menoleh dan menatap Seokjin bingung.

"Benarkah? Kau punya adik?"

Seokjin mengangguk lalu tersenyum tipis.

"Iya, dia sangat mirip denganmu,"jawab Seokjin sedikit menghela nafasnya berat.

"Tapi,,,,"Seokjin menjeda ucapannya sejenak, menatap mata bulat jernih itu lekat "bagaimana kau bisa tinggal di sini? Apa kau hanya seorang diri?,"Seokjin bertanya dengan nada yang sedikit ragu, takut menyingung sosok di depannya ini.

Sosok itu terdiam, raut wajahnya yang semula tersenyum kini berubah datar, tatapannya pun menjadi kosong tak bertujuan.

"Aku tidak sendirian, aku bersama seekor kelinci,"ucapnya lalu tersenyum manis, membuat Seokjin menautkan alisnya bingung.

"Hanya seekor kelinci? Lalu dimana keluargamu?,"Sosok itu terdiam.

"Aku tidak memiliki keluarga, hanya ada seekor kelinci di sisiku,"jawabnya mantap, lagi-lagi membuat Seokjin berfikir keras memikirkan hal itu.

"Tidak memiliki keluarga? Apa maksudmu?,"Sosok itu menoleh, menatap Seokjin yang kini menatapnya bingung.

Sosok itu tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Jadi------"

"Sudah malam, kau tidak pulang? Mereka pasti sedang menunggumu sekarang,"ucapnya mengalihkan pembicaraan, sontak membuat Seokjin tersentak, ia tersadar lalu melirik Jam arloji yang melingkar di lengannya panik, kemudian menepuk dahinya terkejut.

"Astaga.... aku lupa,, aku harus pulang!,"Pekik Seokjin panik lalu melangkah cepat menuju pintu keluar.

"Tunggu!,"Seokjin menghentikan langkahnya setelah suara Namja itu menginterupsinya untuk berhenti, ia menoleh lalu menatap sosok itu dan tersenyum tipis ke arahnya.

"Apa aku perlu mengantarmu? Ini sudah malam, kau pasti akan tersesat,"Seokjin mengerjapkan matanya berkali-kali menyadari sebuah fakta bahwa dirinya sedang berada di tengah hutan sekarang.

"Tapi kakimu,,,,"Seokjin ragu, ia menurunkan pandangannya melirik kaki anak itu yang kini tengah di balut perban.

"Gwaenchana... aku sudah sembuh,"jawabnya lalu tersenyum, Seokjin menghela nafasnya berat lalu kembali melangkah mendekati anak itu.

"Sudahlah, aku akan menginap di sini semalam, dan akan pulang besok pagi, jadi aku bisa merawat kakimu hingga sembuh,"ucap Seokjin yang tiba-tiba menjadi cemas, membuat sosok itu hanya mengangguk tak keberatan.

****


Malam semakin larut dan jarum jam telah menunjukkan pukul 23:30 malam, namun rasa kantuk belum juga Seokjin rasakan.

"Sudah berapa lama kau tinggal di sini?,"Seokjin bertanya seraya menoleh menatap sosok di sampingnya yang kini malah sibuk menghitung bintang.

"Aku tidak tahu, yang jelas, belum lama ini,"sahutnya masih tak mengalihkan perhatiannya pada langit malam ini.

Love Yourself || book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang