part 6

1.9K 153 23
                                    

.

.

.

Seorang pria paruh baya berdiri di depan seorang dokter yang sibuk mengamati dada seorang anak muda bergigi kelinci dengan wajah tirusnya dan kulit pucat yang nampak diam seolah tidak perduli apa yang sedang dan akan di lakukan dokter itu.

"Akh! ssshhhh...Hyung! Kau mengobati atau mengacak-acak dadaku, eoh?,"gerutu Jungkook, menatap dokter muda yang hanya menahan senyumnya.

"Kau masih merasa sakit ternyata heum? Aku pikir kau sudah kebal."kekeh Kyuhyun pelan. Dia memang suka mengganggu pasiennya yang satu ini. Pasien yang berbeda dari pasien lain, pasien yang bisa membuatnya sayang padanya.

"Yak! Aku kan masih hidup, astaga."Jungkook menghempaskan tangannya yang memegang ponsel ke ranjang. Terlihat kesal karena di jahili dokter yang menanganinya selama beberapa bulan ini.

"Chaa, sudah selesai. Kau belum boleh mandi, kau masih ingat kan. Lukanya belum kering."Kyuhyun meninggalkan Jungkook menuju meja kerjanya diikuti tuan Kim.

"Aku tidak akan mandi sampai 2 abad ke depan."gerutu Jungkook sambil memasang kancing kemejanya dan memakai hoodienya kembali.

Kyuhyun dan tuan Kim nampak tersenyum melihat tingkah Jungkook yang sibuk menggerutu sambil sibuk sendiri. Kyuhyun menyibukkan dirinya sejenak dengan kertas kertas di depannya.

"Jungkook anak yang hebat. Pemulihannya cukup cepat. Tapi dia belum boleh banyak bergerak dan beraktivitas. Tidak boleh lelah dan--."

"Masih perlu banyak istirahat. Aku tahu Hyung. Aku masih ingat. Kau selalu mengatakan hal yang sama."Jungkook memajukan bibirnya bosan.

"Jungkook... tidak boleh memotong pembicaraan."tuan Kim menasehati perlahan.

Kim Jungkook, anaknya, memang baru saja melakukan operasi transplantasi jantung tiga bulan yang lalu. Saat semua kondisi tidak memungkinkan dan memaksanya harus dioperasi sesegera mungkin. Ia beruntung ada jantung yang siap untuknya saat itu juga. Jika tidak, ia tidak akan bisa punya kehidupan kedua seperti yang ia jalani sekarang.

"Tidak apa-apa, paman. Kelinci itu pasti sudah bosan di ingatkan."Kyuhyun menahan senyumnya.

"Kau benar, dia sering sekali tidak bisa diam di kamarnya. Itu yang sering membuatnya nyeri."

"Appa...apa aku boleh ke Lotte world? Jungkook ingin naik ini, boleh ya...boleh kan hyung?,"jungkook melempar puppyeyesnya sambil menunjukkan layar ponselnya pada ayah dan dokternya yang langsung membulatkan mata.

****

"Kookie!!"

Taehyung membuka matanya, bola matanya memburu liar pandangannya ke kanan dan kiri. Nafasnya tersengal dan kedua pelipisnya basah air mata hingga ke rambutnya. Hoseok dan Namjoon memegang kedua bahunya karena sepertinya Taehyung tidak bisa tenang bahkan saat sudah terbangun sekalipun.

"Tae, syukurlah kau bangun. Lihat kami...jebal,"pinta Hoseok.

Mata Taehyung mulai fokus menatap sosok di depannya. Hoseok, Namjoon, Seokjin, Yoongi dan Jimin menatap Taehyung bingung melihatnya terus berteriak histeris dan menangis dalam tidurnya. Setetes airmata mengalir begitu saja di pipi Taehyung. Ia mulai kembali pada kesadarannya.

"Hyung."ucapnya lirih.

"Tae, kau baik-baik saja?,"tanya Jimin. Taehyung hanya menatapnya sedih, ia kembali menangis kemudian.

"Ada apa, Tae? Katakan pada kami."Seokjin mengusap kepala Taehyung.

"Kookie..Hiks...katakan semua itu bohong...hiks dia masih hidup...hiks Kookie masih hidup...hjks hyung...hiks katakan dimana kau menyembunyikan Kookie? Hiks dia masih hidup kan? Hiks,"Taehyung terus meracau dan menganggap semua mimpinya hanya mimpi.

Love Yourself || book 2Where stories live. Discover now