Chap 2

3.6K 170 19
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide asli milik thor karena thor ingin Naruto nikah sama Sasuke tapi Sasukenya jadi perempuan
Genre : cinta, keluarga
Pair : narusasu
Sifat karakter berbeda dengan versi anime
Terkadang ooc
Cerita gaje, author amair
Typo bertebaran











Happy reading


Ngidam adalah hal yang wajar bagi setiap ibu hamil. Baik itu di saat hamil muda ataupun hamil tua. Ngidam adalah suatu hal yang tidak pernah Sasuke bayangkan akan ia alami seumur hidupnya. Terlahir dengan gender laki-laki, tak pernah terpikirkan untuk hamil. Akan tetapi kini ia mengalami apa itu ngidam di masa hamil mudanya.

Di usia kandungan Sasuke yang menginjak tiga bulan, ia telah mengalami yang namanya morning sickness dan juga ngidam. Sangat menyusahkan hingga ia tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti sebelum hamil. Kini ia mudah lelah. Kekuatan shinobinya yang kuat seakan tidak berpengaruh pada dirinya yang sedang hamil.

Ngidam Sasuke hampir sama seperti ibu hamil lainnya. Keinginannya selalu harus terpenuhi. Pernah suatu malam Sasuke ingin makan ramen ichiraku. Padahal kedai ramen sudah tutup. Alhasil Naruto sebagai suami yang baik dan cinta kepada istrinya, harus menggedor pintu kedai paman Teuchi.

Beruntung paman Teuchi berbaik hati bersedia membukakan pintunya dan membuat dua porsi ramen untuk istri Naruto yang sedang hamil.

"Paman, maafkan aku. Aku merepotkanmu. Aku jadi tidak enak," ujar Naruto menundukkan kepalanya lalu mendongak. Ia benar - benar merasa tidak enak hati.

Paman Teuchi tersenyum tulus. "Kau sama sekali tidak merepotkanku, Naruto. Wajar saja jika istrimu yang hamil dan ngidam ingin makan ramen. Dia kan hamil anakmu. Dan kau sebagai ayah bayi yang istrimu kandung sangat menyukai ramen," ucap paman Teuchi merasa senang bisa membantu Naruto.

Naruto tersenyum. "Terimakasih, paman. Iya ya. Aku kan memang suka ramen. Tapi Sasuke jarang makan ramen. Mungkin keinginan anak kami ya. Ah.. Aku jadi tidak sabar ingin melihat anak kami," kata Naruto. Ia sangat merasa senang.

"Aku senang melihatmu bahagia, Naruto. Meski aku tidak menyangka kalau kau akan menikah dengan putri bungsu Uchiha. Ternyata kalian berjodoh. Bahkan takdir saja mengubah gender istrimu," lanjut paman Teuchi tanpa melewatkan pekerjaannya membuat ramen.

"Paman benar. Aku dan Sasuke saling terikat. Kami pun menikah dan sekarang akan punya anak. Aku sangat senang." Naruto tertawa. Ia mengingat kejadian di masa lalu saat dirinya yang hanya tinggal sebatang kara. Kini ia telah memiliki seorang istri nan cantik, baik, pintar memasak dan kekuatannya yang sangat kuat. Apalagi saat sedang cemburu. Beruntung rumah mereka tidak hancur akibat dichidori oleh Sasuke.

"Ini ramennya. Sudah selesai kubungkus, Naruto," kata paman Teuchi sudah menyiapkan dua porsi ramen ekstra tomat yang Naruto pesan.

"Ah iya. Terimakasih, paman. Ini uangnya," jawab Naruto. Menyerahkan uang kepada paman Teuchi untuk membayar dua porsi ramen.

"Tidak usah, Naruto. Anggap saja ini hadiah dariku untuk istrimu yang sedang ngidam," tolak paman Teuchi. Tersenyum ramah.

"Tidak bisa begitu, paman. Aku sudah membangunkan paman di tengah malam. Masa tidak kubayar. Kan aku tambah tidak enak." Naruto ingin tetap membayar ramen yang ia beli.

"Tidak perlu. Aku merasa senang saat membuat ramen untuk seorang ibu yang mengidam meski tengah malam." Paman Teuchi tetap menolak.

"Tapi, paman. Aku.." Paman Teuchi tersenyum dan meraih tangan kanan Naruto seraya berkata, "Aku mohon, terima saja. Lagipula.. Aku tidak memberikanmu apa - apa sebagai hadiah saat kau menikah, Naruto." Paman Teuchi terus memaksa.

After Different Ending (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang