empat

2.4K 372 13
                                    

"Sepertinya shift dua memerlukan bantuan."

Pegawai Art Caffe sore ini benar-benar disibukkan dengan kedatangan pengunjung yang begitu ramai dibandingkan dengan pagi tadi. Sampai membuat Sai yang biasanya tidak memiliki rasa empati pada kesulitan orang lain, tiba-tiba memiliki kesadaran untuk membantu.

Sasuke menghela nafas. Niatnya ingin segera pulang ke apartemen
sepertinya harus ditunda. "Sepertinya aku harus merekrut bagawai baru." Pemuda itu mengekori Sai yang sudah menuruni anak tangga.

Kedua lelaki itu langsung membaur dengan orang dapur. Membuat mereka langsung mengucapkan terimakasih. Dalam hati Sasuke turut prihatin dengan kesibukan para pegawai dapurnya, meskipun dirinya juga tak kalah memprihatinkan karena dari pagi bekerja dan sekarang masih harus menghadapi kesibukan lain.

"Yo!" Sapaan yang terdengar familiar itu berasal dari Naruto yang tiba-tiba muncul.

"Mau apa kau kemari?" Sai menatap sinis Naruto, lalu kembali pada pekerjaannya.

Naruto mendekati mereka. "Wah sepertinya kalian sibuk sekali ya. Perlu bantuan?" tawar Naruto sambil mengamati orang-orang dapur yang dengan lihai melakukan pekerjaannya.

Sai berdecih, "Palingan kau berakhir meracuni pelanggan kami." Sai tahu betul memasak bukan keahlian Naruto. Yah.. kecuali memasak ramen instan.

Naruto menampakkan cengirannya, tidak merasa tersinggung dengan perkataan Sai. "Begini-begini aku pandai memasak ramen instan." Benarkan?

Tidak ada yang menyahuti pernyataan Naruto. Lebih lagi Sasuke, daritadi pemuda itu sama sekali tak menoleh ke arah pemuda jabrik tersebut. Sasuke sudah hapal betul suara siapa yang tiba-tiba muncul itu, jadi ia merasa tak perlu memastikan.

"Hari ini aku akan berkumpul dengan teman semasa kuliah ku di sini, hitung hitung reuni. Kalian mau bergabung?" Naruto menyampaikan maksud kedatangannya ke art caffe.

Naruto, Sai, Sasuke, Neji dan Shikamaru memang satu SMA. Namun, setelah memasuki bangku kuliah, mereka berpencar dan memasuki Universitas berbeda. Shikamaru dan Neji berkuliah di luar negri. Sedangkan Sai kuliah di Iwa dan Sasuke di Tokyo. Hanya Naruto yang kuliah di Konoha.

"Kau tidak lihat kesibukkan disini?" Sai menjawab dengan sinis.

Naruto menatap sebal Sai. "Kau ini kenapa dari tadi sinis sekali padaku?" Naruto akhirnya merasa kesal juga dengan Sai yang dari tadi menatap dan menyahuti perkataannya dengan sinis.

Sai memutar bola matanya. "Kau saja yang tidak paham situasi," balas Sai sambil mulai menyiapkan makanan yang ia buat.

"Aku kan hanya menawari, tinggal jawab mau atau tidak. Tidak perlu sinis. Lagipula.. siapa tahu kau ingin bertemu Ino." Naruto mengorek ngorek kukunya.

Sai seketika melotot lalu menoleh ke arah Naruto. "Oh sial! Jadi Ino akan datang?" Sepertinya Sai melupakan kalau Naruto pernah mengatakan bahwa Ino merupakan teman kuliahnya. Yang berarti jika mereka akan mengadakan reuni, tidak menutup kemungkinan Ino juga akan hadir.

Naruto menyeringai. Sebenar nya, Naruto cukup penasaran dengan reaksi yang ditunjukan Sai ketika ia menyinggung Ino beberapa waktu lalu. Reaksi pemuda berkulit pucat itu nampak lain dari biasanya, dan itu terjadi pula hari ini. Jika Naruto atau siapapun menyinggung salah satu mantannya, Sai bahkan tidak akan perduli dan pura-pura tuli. Namun baru-baru ini Naruto mengetahui ternyata salah satu temannya merupakan mantan Shimura Sai, dan yang lebih mengejutkan adalah reaksi yang ditunjukan pemuda itu. Sasuke bahkan ikut melirik Sai yang saat ini terlihat panik.

"Kau kenapa 'sih?" Pancing Naruto, pura-pura berwajah heran.

Sai melirik Naruto sekilas, lalu mencuci tangannya di washtafel kemudian berjalan ke arah toilet. Sasuke dan Naruto saling berpandangan, sambil membatin tingkah aneh Sai.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang