tiga belas

1.9K 284 20
                                    

Helaan nafas keluar dari mulut Sakura setelah antrian di depan meja kasir mulai kosong. Hal itu tidak disebabkan karena tekanan pekerjaan maupun keramaian pengunjung cafe, pasalnya suasana tempat tersebut tampak lengang dari biasanya. Satu-satunya masalah ialah berasal dari isi kepalanya sendiri. Bagaimana tidak, selama Sakura bekerja, tak pernah ia kehilangan fokus terkecuali dalam kondisi yang benar-benar kurang fit. Ia merasa kesehatan tubuhnya kini tak ada masalah, kecuali mungkin otaknya yang sakit. Hal itu dikarenakan sedari tadi fikirannya hanya melayang pada kejadian tadi pagi, dimana sebuah peristiwa kecil yang ternyata berdampak besar padanya.

Sakura merasa ingin memukul kepalanya sendiri. Ia tak habis fikir, bagaimana bisa kepalanya hanya terisi sosok pemuda itu. Yang paling membuatnya frustasi yaitu, matanya terus-menerus mencari keberadaan sosok pemuda yang notabene merupakan bosnya tersebut. Padahal tujuannya adalah menghindar dari Sasuke, namun mata dan hatinya tak bisa diajak kompromi.

Tadi pagi, gadis itu menghubungi Ayame untuk bertukar shift ke jadwal pagi karena hari ini libur kuliah, agar malam hari ia bisa beristirahat sambil mengerjakan tugas. Dan siapa sangka, Sasuke akan masuk satu shift dengannya lagi. Pemuda itu tak bekerja seperti yang lain, tadi pagi orang itu mengurung diri di ruangan pribadinya. Sampai beberapa saat yang lalu pemuda itu tampak mondar-mandir untuk memantau para pegawainya.

"Sakura!"

Gadis itu sedikit tersentak mendengar namanya di serukan dengan nyaring. Ia mendongkak dan melihat Ino yang berjalan ke arahnya dengan diikuti Sai.

"Ino, apa yang kau lakukan disini?"

"Tentu saja aku ingin menjengukmu, juga sekalian nongkrong disini. Hinata juga akan datang bersama kakaknya," jelas Ino dengan riang.

Sosok Sasuke muncul dari belakang dan langsung bertemu tatap dengan Sai dan Ino.

"Hai Uchiha, terimakasih sudah memperlakukan Sakura dengan baik," kata Ino. Gadis pirang itu sudah menginterogasi Sakura perihal sikap Sasuke, dan Ino langsung melunak ketika mendengar bahwa sahabatnya diperlakukan cukup baik oleh pemuda itu.

"Hn. Aku akan memperlakukan pegawai dengan baik sesuai kinerja mereka," terang Sasuke.

"Yakin, hanya karena kinerja? Apa menginap di apartemenmu juga karena kinerja?" Sindir Sai yang membuat Sasuke melotot. Sai hari ini libur, tadi pagi ia memutuskan pergi ke apartemen Sasuke, dan siapa tahu pemuda itu mendapati dua sejoli yang tengah memasak bersama. Sungguh romantis, fikirnya.

"Apa?!" Ino menyipitkan mata.

Sementara Sakura pura-pura membereskan uang di laci ketika menyadari Ino menyipitkan mata ke arahnya. Setelah kepulangannya dari apartemen Sasuke, gadis itu datang ke tempat Ino dan berkata bahwa kemarin malam ia pulang ke kosan. Jadi, wajar jika Ino curiga dan menyadari jika Sakura berbohong.

"Kau bermalam di apartemen Uchiha?" Ino memelototi Sakura. Namun Sakura tampak beruntung karena gadis itu langsung kedapatan pelanggan yang ingin bertransaksi kepadanya.

"Uchiha, kau bisa menjelaskan sesuatu?" Ino beralih menatap sasuke. Suaranya yang keras membuat si pelanggan menoleh ke arahnya. Sasuke menghela nafas setelah mendelik ke arah Sai yang tersenyum tanpa dosa.

"Ino, jangan disini, ayo kita duduk terlebih dahulu," bujuk Sai sambil menggiring Ino. Gadis pirang itu menurut karena tak mau membuat keributan.

***

"Apa?! Kau pingsan?!"

Sai dan Sakura meringis mendengar suara melengking Ino setelah mendengar penjelasan dari Sasuke. Mereka kini tengah berkumpul di sofa ujung, tempat itu seolah menjadi favorit semua orang untuk berkumpul. Sakura dan Sasuke bergabung setelah serah terima shift.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang