delapan belas

2K 294 42
                                    

"Oke, cukup sampai disini untuk pertemuan hari ini. Jangan lupa minggu depan kumpulkan laporannya."

Uchiha Rin menutup kelasnya tepat pada pukul satu siang.

"Baik..." Sahut semua mahasiswa dan mahasiswi dengan lemas.

Rin tersenyum mendengar intonasi jawaban para muridnya. Wanita itu merupakan salah satu dosen favorit di kampus, bahkan untuk murid bermasalah sekalipun. Pribadi Rin yang hangat dan penuh toleransi, membuat para murid mengidolakannya. Bagaimana tidak? Sosok pengajar yang penuh toleransi adalah impian setiap murid. Namun bukan berarti Rin jadi tidak di hormati atau di sepelekan, justru ia merupakan dosen paling di hormati di Universitas Konoha. Para murid bersikap ogah-ogahan tidak berarti menyepelekan perintahnya, justru itu merupakan tindakan akrab mereka.

"Semangat!" Kata Rin dengan ceria, membuat para murid mau tak mau tersenyum. Beberapa ada yang hanya menahan senyum, mungkin tipe-tipe murid tsundere.

Setelah memberi salam, para murid satu persatu meninggalkan kelas. Sedangkan Rin masih berada di mejanya karena masih membereskan beberapa barang bawaannya. Setelah memasukan laptop kedalam tasnya dan meresleting benda tersebut, Rin beranjak untuk keluar. Namun matanya tiba-tiba menangkap sosok Sakura yang masih sibuk membereskan beberapa kertas di bangku paling belakang. Rin berinisiatif menghampiri salah satu murid teladannya tersebut.

"Sakura-chan," sapanya.

Sakura mendongkak. "Ah! Uchiha-sensei."

"Aku sangat bangga dengan nilai mu yang selalu konsisten menjadi yang terbaik," puji Rin tiba-tiba.

"Ah terimakasih, Uchiha-sensei. Saya selalu berusaha sebaik mungkin agar bisa mempertahankan beasiswa saya," Sahut Sakura.

Rin tersenyum. "Bagus, pertahankan!"

Sementara di sisi lain, diantara deretan bangku depan, tampak Anna sedang menyimak interaksi kedua orang tersebut dengan mata memicing. Dapat dilihat dari permukaan jika gadis itu tampak tak suka dengan apa yang dilihatnya. Apalagi ketika mendengar panggilan untuk Sakura, 'chan? Apa-apaan itu? Sejak kapan mereka seakrab itu?' Batin Anna. Namun, dalam sekejap ia mengubah ekspresi penuh iri dengki nya menjadi senyum ceria, kemudian menghampiri keduanya.

"Sakura! Ayo kita pulang bersama!" Ajaknya. "Ah selamat siang Uchiha-sensei." Anna membungkuk sopan pada Rin.

Rin menggangguk. "Selamat siang. Apa kalian berteman dekat?" Tanyanya, menunjuk keduanya.

Anna mengangguk semangat, berbeda dengan Sakura yang hanya memandang datar. "Setidaknya aku fikir begitu."

"Oh? Ada apa? Apa kalian bertengkar?"

Anna menggeleng. "Tidak. Hanya saja... terkadang Sakura selalu bersikap dingin, padahal kita sudah berteman sejak kecil. Mungkin itu memang sudah watak nya." Anna terkekeh.

Rin tertawa. "Aku mengerti, aku juga melihat memang Sakura-chan sangat pendiam dan agak dingin. Tapi kufikir hal tersebut tak menunjukan isi hatinya."

Anna mengangguk. "Ya, aku juga berfikir demikian."

Rin balas mengangguk. "Hem. Kamu sudah sangat bagus mau menerima kekurangan sahabatmu. Apalagi kalian masih berteman di saat kalian adalah saingan dalam mengejar nilai."

Anna tersenyum ceria. "Itu adalah dua hal yang berbeda, sensei. Kami bisa bersaing secara sehat."

Rin tersenyum sambil menepuk bahu Anna. "Kerja bagus," katanya. "Baiklah, kalau begitu aku harus pulang. Kalian pulanglah dan beristirahat!"

Kedua gadis itu mengangguk. "Baik, hati-hati Uchiha-sensei," kata Anna.

Rin akhirnya meninggalkan ruangan, dan hanya tersisa dua murid berprestasi di Universitas Konoha tersebut. Sakura mengabaikan kehadiran Anna dan kembali membereskan barang-barangnya.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatDonde viven las historias. Descúbrelo ahora