tujuh belas

1.8K 286 21
                                    

Splash..

Sepatu yang nampak usang itu semakin terlihat kotor akibat menginjak air hujan yang menggenangi permukaan jalan. Sakura berlari tergesa sembari membuat perlindungan dengan tas selempang yang ia fungsikan sebagai payung, agar setidaknya bisa terbebas dari sakit kepala. Secara acak, ia pun memilih tempat berteduh di antara jejeran bangunan di distrik Taka.

Dari berbagai hal tidak terduga yang harus terjadi, ia sangat tidak mengharapkan hujan turun ketika tengah berada di luar tempat tinggalnya. Sepatutnya Sakura bersyukur karena hujan adalah berkah dan rezeki dari Tuhan, pula bukan berarti ia membencinya, namun hujan membawa kenangan tidak menyenangkan padanya.

Beberapa waktu lalu selepas usai kuliah, ada sekitar satu setengah jam sebelum ia masuk kerja, dan gadis itu memutuskan untuk ke perpustakaan bermaksud mencari bahan referensi untuk tugas kuliahnya. Dan ketika ia pergi dari perpustakaan, tak di duga hujan turun setelah ia agak jauh meninggalkan tempat tersebut.

Gadis itu meraba baju dan celananya yang ternyata basah kuyup. Ia melihat sekeliling, dan ternyata ia berteduh di depan sebuah cafe. Ia melongok kedalam dan hanya terlihat beberapa pengunjung. Sakura menghela nafas sehingga mengeluarkan kepulan asap dari mulutnya, hal itu menunjukan seberapa dingin cuaca tersebut baginya.

Sekitar sepuluh menit ia berdiri di depan tempat itu, seseorang tiba-tiba keluar dari dalam.

"Nona, apa kau ingin masuk untuk berteduh sebentar?" Tawar salah seorang pemuda tersebut.

Mungkin orang itu merasa kasihan pada Sakura yang berteduh sendirian, sedangkan derasnya hujan masih menyisakan cipratan ke arahnya, karena cafe tersebut terletak tepat di pinggir jalanan distrik Taka, sehingga membuat bangunan yang berjejeran disana tidak memiliki area luas untuk berteduh.

Sakura menoleh untuk menjawab tawaran orang itu. "Ah, tak apa, terimakasih. Lagipula baju saya basah kuyup," tolak Sakura.

"Sakura?" Tiba-tiba pemuda itu menampilkan raut terkejut.

Sakura memandang heran, merasa ia tidak mengenali sosok dihadapannya yang tampaknya mengenali dirinya. "Apa kita saling kenal?"

"Oh maaf. Aku langsung mamanggilmu Sakura, seolah kita akrab. Maksudku... kita memang tidak akrab, tapi kita pernah berkenalan," jelasnya.

Sakura hanya berkedip beberapa kali, membuat pemuda itu terkekeh.

"Percayalah, ini pertemuan kita untuk yang ketiga kalinya," katanya sambil menahan senyum melihat Sakura yang semakin bingung. "Namaku Sabaku Gaara. Pertama, kita berkenalan di Miyoboku. Yang kedua, kita bertemu di minimarket ketika kau hendak di sandera."

Beberapa detik kening gadis itu tampak semakin mengeryit sampai tiba-tiba ia tampak mengingat sesuatu. "Ah!"

"Sudah ingat?" Tanya Gaara sambil tersenyum.

Sakura mengangguk. "Maaf, aku memiliki sedikit masalah tentang mengingat seseorang yang baru di kenal."

Gaara mengangguk-angguk. "Aku bisa melihatnya," katanya. "Ah! Sebaiknya kau masuk jika tidak ingin masuk angin."

Sakura melihat dirinya sendiri lalu kembali melihat Gaara. "Sepertinya tidak, aku tidak ingin membasahi lantai di dalam."

Gaara ikut mengamati keadaan Sakura. "Kalau boleh tau... kemana kau akan pergi setelah ini?"

"Aku harus pergi ke tempat kerja."

"Kau yakin ingin menunggu hujan deras ini reda? Sepertinya hujan akan bertahan cukup lama. Dan kufikir bosmu akan mengerti jika kau mengatakan kau terjebak hujan, jadi aku sarankan kau masuk kedalam dan aku akan memberimu cokelat hangat." Gaara memberi solusi.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang