lima

2.4K 352 8
                                    

Hari ini adalah jadwal libur untuk Sasuke, yang bertepatan dengan hari minggu. Art caffe menerapkan sistem enam hari kerja dan satu hari libur, bergantian sesuai jadwal, dan penentuan shift dilakukan sebulan sekali. Oleh sebab itu, hari libur menjadi tidak tetap bagi para pegawai. Libur di hari minggu menjadi suatu kebetulan. Kadang mereka merayu pegawai yang kebetulan mendapat jatah libur di hari minggu untuk bertukar shift. Namun biasanya masing-masing pegawai pelit menukar shift jika kedapatan beruntung libur di hari minggu.

Ini sudah pukul tujuh, dan Sasuke masih bergelung dengan selimutnya. Pemuda itu memutuskan untuk sedikit lebih lama lagi menenggelamkan dirinya di atas ranjang. Namun, tiba-tiba suara bel yang di bunyikan berkali-kali dan di gedor secara brutal membuat pemuda itu sontak terbangun sekaligus. Monyet mana yang sudah merusuh pagi-pagi begini?

Dengan raut masam Sasuke melangkahkan kakinya menuju pintu, lalu pemuda itu marik kasar benda itu. Kemudian disambutlah dengan ke empat monyet yang tengah cekikikan. Ya! Ke empat monyet jadi-jadian yang tau sandi apartemennya.

"Selamat pagi," ke empat temannya itu serempak mengucapkan selamat pagi dengan penuh keceriaan.

Jika di depan umum mereka akan tampak kalem (kecuali Naruto) namun jika hanya ada mereka, maka beginilah sikap nya. Meskipun tidak seheboh Naruto, namun kejahilan mereka terkadang sangat kekanak-kanakkan.

"Oi teme! Tidak perlu cemberut begitu. Kami hanya membantumu bangun pagi." Naruto masih asyik menjahili Sasuke.

Sasuke kemudian melengos kembali ke tampat tidurnya. Tak memperdulikan teman-temannya yang bertingkah layaknya dirumah sendiri, seperti mengobrak abrik isi kulkas, lemari penyimpan makan, dan lain-lain.

"Hey teme! Jangan tidur. Jangan malas-malasan di hari libur!" Naruto berteriak seperti ibu-ibu, ketika Sasuke sudah kembali ke ranjang nya.

"Apa ini? Hanya ada keripik kentang empat rasa?" Sai yang sedang mengobrak abrik tempat penyimpan makanan Sasuke, syok dengan isinya yang kekurangan stok.

"Cih! Lihat isi kulkas ini yang isinya hanya tomat!" Sontak semuanya tertawa mendengar keluhan Shikamaru.

"Sasuke, kau ingin menjadikan tomat tomat itu pacarmu?" teriak Neji sambil menahan geli membuat yang lain semakin tergelak.

"Bagaimana dengan memesan pizza?" Naruto mengusulkan ide nya setelah berhenti tertawa.

"Hem, kau yang bayar," jawab Shikamaru, yang langsung ditanggapi dengan anggukkan setuju yang lain nya.

"Ceh.. " Naruto berdecih dengan malas. Namun tetap memesan menggunakan ponselnya.

Ponsel milik Neji yang di letakkan di atas meja tiba-tiba berdering. Pemuda itu bergegas mengambil ponselnya lalu mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Ada apa Hinata?" Neji melirik Naruto yang langsung beringsut mendekatkan telinganya ke dekat ponsel Neji.

"Memangnya kemana Hanabi?" Neji memindahkan ponselnya dari telinga kiri ke telinga kanan, membuat Naruto mengerucutkan bibirnya karena tidak bisa menguping.

"Baiklah kau kesini saja." Neji melirik kembali wajah Naruto yang langsung berbinar-binar.

"Sebaiknya ajak temanmu agar bisa menemanimu disini." Neji melirik lagi Naruto yang langsung membisikan kata bahwa dirinya akan menemani Hinata. Sontak membuat Neji memelototi pemuda jabrik itu.

"Tapi dengar! Setelah disini, jauh-jauh dari Naruto!" Kini giliran Naruto yang memelototi Neji.

"Ya sudah. Hati-hati di jalan." Neji menutup sambungan teleponnya.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatWhere stories live. Discover now