duapuluh enam

1.8K 310 586
                                    

Malam itu, suara televisi memenuhi ruang apartemen Sasuke. Saluran yang menyiarkan kehidupan satwa liar itu tengah di tonton oleh Naruto sembari memakan mi goreng. Sementara sang tuan rumah tengah membersihkan diri di kamar mandi.

Suara dering ponsel mengalihkan kefokusan Naruto dari hewan yang tengah berlarian ditengah rerumputan. Ingin memaki si penelepon yang sudah mengganggu itu, namun urung saat melihat nama ibunya di layar.

"Iya bu?"

"Besok kamu jadi pulang kesini?"

"Jadi." Naruto menaruh piring dipangkuan, kemudian menyendok mi dengan garpu.

Suara menyeruput mi itu terdengar oleh sang ibu. "Jangan makan mi terus! makan yang sehat," tegur ibunya.

"Biar mudah memasaknya, bu." Naruto melirik Sasuke yang muncul sembari mengusap kepala dengan handuk.

Ibunya hanya terdengar mendesah. "Baiklah, kututup teleponnya."

"Hem." Naruto langsung melempar ponsel ke kursi setelah mendengar telepon terputus.

Sasuke berjalan kearah dapur lalu mengambil satu buah tomat sebelum kembali keruang tamu.

"Jadi, ada apa kau tumben sekali menyuruhku kesini? Biasanya kau sangat menolak kehadiranku." Naruto kembali menyendok mi gorengnya.

Sasuke melirik sembari menggigit tomat. Setelah mengunyah dan menelan, baru ia bicara, "Dobe, bagaimana pendapatmu tentang Sakura?"

Naruto yang baru akan menyuap mi kedalam mulut lagi, langsung berhenti lalu melirik si Uchiha dua detik kemudian melanjutkan menyuap. Ia dengan santai mengunyah makanannya sampai tertelan, mengabaikan Sasuke yang menatapnya tidak sabar. "Kau mau aku menjawab seperti apa?"

"Terserah, kau yang punya penilaian."

Naruto kemudian mengambil minum dan membasahi kerongkongannya sebelum kembali menjawab, "Kalau menurut pandanganku, Sakura itu gadis baik. Bukan sekedar baik, tapi dia itu lebih ke tipe gadis yang menurutku memiliki nilai tersendiri. Dia itu tidak neko-neko. Jika diawal aku mengatakan Sakura terlalu kaku dan irit kata, tapi kini aku sadar bahwa itulah sikap kesederhanaannya." Naruto mengelap mulutnya dengan tissu kemudain menaruh piring diatas meja, untuk menjeda acara makannya. Tidak enak rasanya mengobrol yang ia yakini akan menjadi perbicangan serius nantinya itu, jika dilakukan sambil makan.

"Menurutku, Sikap Sakura bukanlah antisosial atau sombong, dia lebih kepada bisa mengatur tingkah untuk hal yang bisa saja memberi nilai jelek padanya. Aku kadang berfikir bahwa apa yang terlihat dari Sakura sekarang adalah kontrol diri. Sakura melakukannya karena bertujuan ingin terlihat demikian."

Sasuke mendengar dengan seksama
opini Naruto. Ia akan lebih menghormati lelaki pirang itu ketika berbicara lebih serius, sebab pemuda itu kadang lebih bijak daripada dirinya. Itulah sebabnya Sasuke memanggilnya kemari saat ini.

"Maksudmu, Sakura tidak benar-benar seperti apa yang terlihat?" Tanya Sasuke kemudian.

"Ya, bisa dibilang begitu. Tapi bukan itu point yang ingin aku sampaikan. Aku mendapat satu penilaian untuk Sakura dari hal itu. Aku bisa menilai sikap dewasanya dari bagaimana cara dia me-manage segala tingkah lakunya dengan baik. Semua hal yang telah dia lalui dikemas dalam satu sikap pendewasaan. Sakura bukan gadis manja Sasuke, itulah yang aku lihat darinya. Dia itu gadis luar biasa."

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatWhere stories live. Discover now