dua belas

2.1K 286 25
                                    

Haruno Sakura tak pernah tau, jika dua insan yang menjalin suatu hubungan semacam kekasih maupun pernikahan, di dasari sebuah perasaan bernama cinta. Ia selama ini beropini bahwasanya kedua sejoli yang bersama dikarenakan keinginan semata, atau karena suatu tuntunan semisal perjodohan. Tak pernah ia beranggapan bahwa keinginan untuk bersama itu didorong oleh perasaan cinta, dan tak pernah tau jika komitmen dengan cinta itu saling berkaitan.

Menurut penuturan Ino, seseorang memang bisa saja memiliki komitmen tanpa cinta. Tapi biasanya mereka berakhir tidak bahagia, atau jika beruntung bisa bernasib sebaliknya, karena katanya, terkadang cinta datang karena terbiasa. Namun, umumnya manusia mendambakan cinta dalam komitmen mereka. Kecuali untuk mereka yang tak membutukan komitmen maupun cinta dan hanya ingin bersenang-senang.

Memang bukan pertama kalinya ia mendengar kata cinta. Namun menurutnya, gagasan perihal cinta hanya sesuatu yang terdengar asing bahkan mitos. Jika di ibaratkan, selama hidup ia menanamkan dalam kepala kecilnya bahwa cinta itu layaknya seekor unicorn. Gagasan mengenai makluk itu memang tak asing dan bukan sesuatu yang tabu untuk dibicarakan, namun semua orang menyimpan fakta bahwasanya makhluk tersebut tidak nyata. Seperti itu pula deskripsi cinta bagi Sakura.

Sakura mungkin satu-satunya seorang gadis di dunia ini yang tak pernah mengidamkan sebuah pernikahan. Bukan ia tak membutuhkan hubungan sakral itu, namun lebih kepada pertanyaan :

'siapa yang sudi meminangnya?'.

Malam itu, gadis berambut merah muda itu, hanya berguling gelisah di atas tempat tidur. Hingga pukul tiga pagi ia baru bisa memejamkan mata.


***

Sakura berjalan menuruni anak tangga dari ruang istirahat menuju area kasir dengan lesu. Gadis itu sedari malam sulit tidur dikarenakan otaknya sibuk memikirkan gagasan mengenai cinta, setelah perbincangannya dengan Ino. Hingga, bawah mata nya yang memang sudah hitam, tambah menghitam. Gadis itu bahkan dimarahi sang dosen karena kedapatan tertidur saat dosennya itu tengah memberi materi. Beberapa pegawai yang berpapasan dengannya menatap gadis itu setengah khawatir dan setengah horror.

"Sakura, kau baik-baik saja?" Ayame yang masih berdiri di belakang meja kasir untuk serah terima shift, menatap gadis itu khawatir.

"Hem, aku baik-baik saja."

"Baik apanya? Kau terlihat kacau." Ayame menggeleng-gelengkan kepala.

Semntara Sakura membatin dalam hati: lalu kenapa kau bertanya?

"Kau terlihat menyeramkan." Perkataan itu berasal dari mulut Uchiha Sasuke yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Sakura.

Sakura yang sedari malam mengaitkan gagasan cinta dengan pemuda itu, berjengit kaget akan kehadirannya. Dan Sasuke lebih berjengit ketika menatap wujud Sakura dalam jarak dekat. Pemuda itu sampai geleng-geleng kepala seperti Ayame.

"Ini, celemek mu." Sasuke mengulurkan celemek baru untuk Sakura. Sakura menerima benda kain itu dengan agak bingung.

"Aku lupa memberitahumu kemarin, pegawai yang sudah resmi bekerja disini, akan mendapat celemek dengan bordiran nama mereka masing-masing," jelas Sasuke singkat, padat, dan jelas. Hingga Sakura langsung mengangguk paham.

Itu adalah celemek yang di bagian dada kirinya tertera bordiran namanya. Setiap pegawai memang memiliki bordiran dengan nama masing-masing di celemeknya. Biasanya di berikan setelah tiga hari melewati masa pelatihan. Namun, kemarin Sasuke langsung memesan celemek itu pada tukang jahit langganannya untuk segera diserahkannya pada Sakura. Ia merasa tak perlu memberikan masa pelatihan untuk gadis itu, mengingat kinerja nya saja sudah tak perlu diragukan.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatWhere stories live. Discover now