duapuluh satu

2.1K 271 29
                                    

"Hahaha..."

Haruno Sakura hanya tersenyum geli ketika semua murid lainnya tergelak mendengar lelucon salah seorang dosen yang tidak pernah absen mengubah jam belajar menjadi acara stand up comedy dadakan disela-sela penyampaian materi, atau di jam-jam akhir seperti ini. Meskipun sebenarnya kelas seharusnya sudah berakhir sekitar sepuluh menit yang lalu, dan para mahasiswa seharusnya sudah pulang karena ini merupakan mata kuliah terakhir, namun hampir semua murid masih menantikan lelucon dosen yang rambutnya sudah sepenuhnya beruban tersebut.

Mr. Jiraya, merupakan salah satu dosen favorit karena ia selalu tau cara menghibur muridnya ketika dirasanya suasana kelas mulai monoton. Dosen yang memegang mata kuliah bahasa Inggris itu selalu saja punya lelucon baru disetiap pertemuan. Sakura terkadang berfikir, apa pria paruh baya itu selalu berlatih membuat lelucon terlebih dahulu sebelum pergi ke kampus?

"Baik, cukup sekian lelucon hari ini," pungkas Jiraya dengan nada geli, yang membuat semua penghuni kelas itu kembali tertawa. "Okey, jangan lupa tugas kelompok yang tadi. Silahkan kalian pulanglah dan beristirahat." Pria tua itu lalu pergi meninggalkan ruangan yang langsung riuh dengan suara para penghuni kelas.

Sakura memasukan binder dan pulpen kedalam tas gendong putih miliknya. Ia melirik jam dinding di depan sana lalu berdiri.

"Sakura, kapan kita akan mengerjakan tugas? Aku dan Utakata siap kapan saja." Seorang gadis manis bernama Remi menghampiri Sakura bersama seorang pria berambut cokelat.

Mereka bertiga sebelumnya sudah sepakat untuk satu kelompok, karena anggota kelompok tidak ditentukan sang dosen.

"Em.. sepertinya aku hanya bisa mengerjakannya di kampus sewaktu istirahat, karena sore hari aku bekerja. Mungkin dua hari lagi aku libur kerja, jadi sore harinya bisa mengerjakan diluar," jelas Sakura.

"Baiklah, aku setuju. Bagaimana denganmu, Uta?" Remi menoleh pada sepupunya.

Utakata mengangguk. "Hem, aku tidak masalah."

Setelah kedua orang itu pergi lebih dulu meninggalkan kelas, Sakura pun turut beranjak. Namun seseorang tiba-tiba menubruk tubuhnya dengan keras. Sakura menoleh dan mendapati Anna yang berjalan lebih dulu setelah memberikan lirikan sinis padanya sambil berkata, "Dasar perebut segalanya."

Sakura ingin sekali membanting tubuh Anna, tapi gadis itu pasti akan mengeluarkan jurus playing victim andalannya. Yang pada akhirnya menjadikan Sakura seorang pelaku kejahatan terhadap gadis polos dengan hati selembek ingus tersebut.

Sakura tidak sepenuhnya tidak tahu alasan Anna tiba-tiba berulah kembali. Gadis itu menebak peyebab Anna berulah pasti karena ia bisa satu kelompok dengan Utakata dan Remi. Sudah menjadi Rahasia umum jika Anna menaruh hati pada pemuda tampan nan populer itu. Hampir semua warga kampus mendukung mereka berdua jika ahirnya keduanya menjalin hubungan. Tentu saja karena mereka menganggap Anna adalah berlian. Gadis paling cantik, pintar, anggun, sopan, ramah dan segala macam penghargaan baik tersemat pada diri gadis bermuka dua itu.

Sakura juga tidak berniat memanasi dengan mengetahui fakta tersebut. Tapi alasannya menyetujui permintaan Remi yang ingin satu kelompok dengannya adalah karena kedua orang itu tidak terlalu buruk. Keduanya adalah orang-orang santai yang tidak pernah mengurusi urusan orang lain. Tidak seperti beberapa orang yang akan termakan tipu muslihat Anna yang menjatuhkannya agar manusia itu mendapat pembelaan juga pendukung.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatWhere stories live. Discover now