34 - Kode Kibay

3.4K 713 58
                                    

Chapter 34

Sacha hampir lupa kalau ulang tahun Virgo itu hanya berjarak 10 hari darinya. Setelah kemarin dibelikan converse yang harganya cukup merogoh kocek, mustahil Sacha nggak memberikan apapun untuk ulang tahun cowok itu. Kesannya nggak tau diri banget. Alhasil, menyambut ulang tahun Virgo ini, Sacha kebingungan mau memberi kado apa.

"Kalau cowok ulang tahun, enaknya dikasih apa ya?" tanya Sacha pada Uwi dan Nina ketika jam istirahat. Mereka tengah menyantap makan siang di kantin.

"Cowok lo?" tanya Uwi.

Sacha menggeleng.

"Gebetan?" tambah Nina.

Sacha menggeleng lagi. "Eng... temen."

"Temen spesial?" tanya Uwi lagi.

"Bukan. Temen doang."

"Tahun kemarin pas cowok gue ultah gue kasih sepatu, sih," jawab Uwi.

Sepatu. Hm, kok rasanya kurang kreatif ya jika Sacha balas memberikan sepatu ke Virgo?

"Ada ide lain?"

Nina menjawab, "Hubungan lo sama temen lo ini gimana? Temen deket atau temen biasa aja?"

"Lumayan deket, sih," balas Sacha sambil menyedot es tehnya.

Sebenarnya Sacha juga kebingunan label apa yang cocok disematkan pada hubungannya dengan Virgo. Yang paling masuk akal sih memang teman. Teman dekat. Label yang cukup sesuai mengingat mereka sudah saling mengenal sejak kecil.

"Kasih sesuatu yang unik, Cha," saran Uwi.

"Contohnya?"

"Sesuatu yang handmade gitu, DIY, jadi keliatan niatnya."

Sacha manggut-manggut paham. Bagus juga idenya. Namun seingat Sacha dia tidak punya keterampilan dalam membuat barang-barang yang layak untuk dijadikan kado. Tangannya bukan tangan emas.

"Hey ladies!" Suara ngebass khas laki-laki yang tiba-tiba terdengar membuat Sacha dan kedua temannya kompak menoleh.

Kibay.

Tanpa izin, cowok itu mengambil tempat duduk di kursi kosong, tepatnya di sebelah Sacha.

"Izin gabung ya, girls," ucap Kibay dengan senyum genitnya. Sepertinya ada satu lagi sifat ajaib Kibay yang baru diketahui Sacha. Dia suka sok asik sama cewek.

"Silakan, kami juga udah mau selesai," kata Sacha cuek. Namun hal itu justru mengundang cengiran lebar Kibay.

"Baksonya masih banyak tuh, santai aja kali, Cha, jangan sengaja ngehindar, kayak ketemu mantan yang belum bisa bikin lo move on aja."

Aduh, mulai lagi deh. Sacha cuma bisa mendengkus, mencoba bersabar akan sifat Kibay yang makin lama makin nggak ada obatnya. Dia kira pasca penolakannya itu Kibay akan menjaga jarak darinya, namun sayangnya hal itu tidak terjadi. Kibay tetaplah Kibay yang cheesy dan lebay.

"Kalian beneran pernah jadian, kah?" tanya Nina dengan polosnya.

Sacha langsung memelototi cewek rambut panjang itu. Kibay terkekeh geli. "Gue sih nganggepnya udah, tapi menurut Sacha, belum. Gue sad boy banget, kan?" Kibay mendramatisir situasi seperti biasa.

Sacha menggaruk pelipisnya. Makin tak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Wah, cinta bertepuk sebelah tangan itu, Ki," ucap Uwi.

Tiba-tiba pandangan Kibay beralih ke satu titik di belakang Sacha, cowok itu kemudian melambai-lambaikan tangannya ke udara, seperti sedang minta notice seseorang. Sacha menengok ke arah pandangan Kibay. Ternyata ada Virgo disana.

Super Big MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang