13 - Sacha itu Menarik?

8.7K 1.3K 190
                                    

Weekend ini dihabiskan Virgo untuk bermain futsal dengan teman-temannya. Setelah bermain selama dua puluh menit penuh, cowok itu beristirahat di pinggir lapangan sambil mengenggak air mineral di tangannya.

Virgo mengusap keringat yang membanjiri wajahnya. Di sampingnya Kibay melakukan hal yang sama. Mereka memperhatikan arah lapangan dimana teman-teman mereka yang lain juga mulai beristirahat.

"Lo sama Billy udah fix ikutan turnamen futsal senin depan?" tanya Kibay.

"Iya," jawab Virgo. "Kami ditunjuk Kak Ryan sebagai pemain utama," Virgo menyebut nama pelatih ekskul futsal mereka.

Senin nanti turnamen futsal antar sekolah memang mulai diselenggarakan. Virgo dan Billy menjadi perwakilan tim SMA Brawijaya karena mereka memang bergabung di ekskul futsal sekolah. Sedangkan Kibay dan Tirta tidak menjadi perwakilan karena meski kedua cowok itu bisa main futsal atau sepakbola, di sekolah, mereka lebih bergelut di ekskul basket.

"Gimana Arin? Lo dan dia udah balikan?" Tanya Kibay mengalihkan pembicaraan.

Semenjak membukakan jalan untuk pdkt dengan Sacha, Virgo memang sudah kembali mendapat restu balikan sama Arin dengan syarat Virgo nggak boleh nyakitin cewek itu lagi.

Sebagai seorang sepupu, Kibay memang terbilang sangat protektif. Arin itu sudah dianggap Kibay sebagai adik kandungnya sendiri karena dari kecil mereka sudah tumbuh bersama.

"Belum. Ngajak balikannya nggak afdol kalau lewat chat. Jadi, pas lagi jalan bareng aja."

"Kapan kalian mau jalan bareng?"

"Besok atau lusa."

Kibay manggut-manggut.

"Lo sama Sacha gimana?" Virgo balik bertanya dengan nada sok cuek. "Lo mau seriusin dia?"

"Gue suka dia," kata Kibay dengan senyum gentle. "Tapi gue tahu nggak mudah buat luluhin hati dia."

"Dia sebel banget sama lo, Ki," kekeh Virgo. "Kalau gue bahas lo, dia langsung ngomel-ngomel nggak karuan."

"Dia lucu kalau lagi ngomel," Kibay langsung teringat wajah jengkel Sacha sekaligus pipinya yang memerah karena malu akibat perlakuannya selama ini. Melihat reaksi Sacha yang lucu itu bagaikan candu yang menyenangkan.

Virgo tersenyum tanpa arti. "Kalau orang lagi jatuh cinta, susah bedain mana yang lucu dan mana yang serem."

Kibay tertawa lebar sambil menepuk bahu Virgo. "Dia itu ngangenin lho, Vir."

"Ngangenin dari mana coba?" dengus Virgo.

"Dari ujung kepala sampai ujung kaki," balas Kibay enteng.

Virgo langsung memutar bola mata. Sacha benar, Kibay memang norak luar biasa.

"Sacha tuh menarik banget, tau. Dia cantik. Rambutnya bagus, alisnya tebel, mancung. Poin plusnya badannya tinggi dan langsing. Kalau dia senyum, manis banget, Maudy Ayunda mah lewat. Anaknya juga asik, lucu, betah ngobrol lama-lama sama dia." Kibay mengatakan itu sambil menerawang jauh.

"Jadi dia itu menarik, cantik, manis, apa lucu?" tanya Virgo karena yang dia dengar, Kibay tidak begitu konsisten dengan pujiannya.

Kibay nyengir. "Semuanya. Lo beruntung banget bisa tinggal satu atap sama dia."

Beruntung? Virgo harus memikirkan ulang kalimat itu.

"Kayaknya gue bakal ngajakin Sacha hangout bareng deh, berdua aja, biar kami makin akrab."

"Hangout atau nge-date?" Sebelah alis Virgo terangkat.

Kibay ngakak lagi. "Bilangnya ke Sacha sih hangout, tapi aslinya nge-date. Sacha pasti bakal nolak mentah-mentah kalau gue ajak nge-date."

Super Big MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang