8 - Kekalahan yang Menyebalkan

12K 1.7K 185
                                    

Sacha bego! Kenapa sih lo itu harus terlahir dengan gengsi setinggi langit?

Bangun tidur, itulah hal pertama yang muncul di benak Sacha. Kejadian kurang dari lima jam lalu masih menghantui pikiran Sacha. Masih terbayang pula dengan jelas teriakan antusias Virgo ketika salah satu pemain berjersey putih di pertandingan semalam berhasil mencetak gol kemenangan.

Sacha menghela napas panjang. Dikucek-kuceknya matanya yang masih mengantuk, tapi kemudian dia bangkit, jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Kalau dia setia bergelung di kamar, Mamanya pasti akan ngomel ria.

Sacha memilih untuk ke kamar mandi, mandi ada pilihan yang tepat untuk menjernihkan pikirannya. Tak butuh waktu lama, lima belas menit kemudian, Sacha sudah siap dengan penampilan yang lebih segar. Dia turun ke lantai bawah. Tak ada orang kecuali Virgo dan Kak Gemini di ruang makan.

"Tidur lo nyenyak?" tanya Virgo sambil mengulum senyum penuh arti.

Bibir Sacha mengerucut, paham bahwa pertanyaan itu adalah bentuk lain dari ejekkan.

"Kalian semalem nonton bola, ya? Teriakkan kalian itu ribut banget tau," ucap Kak Gemini yang lagi sibuk memblender buah mangga untuk dijadikan jus.

"Kalau mau hening, nonton uji nyali aja," sahut Virgo santai.

Kak Gemini berdecak. Dia menyiapkan gelas untuk jus mangga yang baru saja jadi.

"Sacha mau?" tawar Kak Gemini.

"Boleh, kak."

"Cha, inget taruhan kita ya," bisik Virgo ketika Sacha mengambil tempat duduk di depannya.

Sacha diam.

"Lo bukan tipe cewek yang suka bohong atau lari dari tanggung jawab, kan?" tanya Virgo sangsi.

Helaan napas lolos dari bibir Sacha. Dia kemudian memaksakan sebuah senyum pada Virgo. "Lo bawel banget sih. Gue pasti lakuin kok apa yang udah gue janjiin," Sacha balas berbisik.

Senyum puas mengembang di bibir Virgo. "Good!"

Duh, Sacha jadi senewen berat ketika ingat apa yang sudah dijanjikannya pada Virgo apabila dia kalah taruhan.

Dia harus nembak Kibay.

Seumur-umur, nggak ada ceritanya Sacha nembak cowok duluan. Kalau ditembak sih, sering. Gengsi Sacha nggak akan sudi menyatakan cinta duluan. Apalagi kalau seseorang itu notabene-nya sama sekali nggak ada apa-apa sama dia.

Tapi kali ini, Sacha harus melanggar peraturan yang dia buat sendiri. Dia akan mencoba sesuatu yang baru demi taruhan sialan itu.

"Ck!" Sacha berdecak tanpa sadar.

"Kenapa?" Alis Virgo terangkat heran.

"Apanya?"

"Lo tadi bilang... ck?" ulang Virgo meniru decakan Sacha.

"Apaan sih lo, nggak jelas banget!" gerutu Sacha nggak mau ambil pusing.

Kak Gemini menghampiri dan memberi jus mangga buatannya masing-masing pada Virgo dan Sacha.

"Lo bisa ngeluh sesuka hati lo, tapi yang namanya janji, ya tetep janji," ucap Virgo kemudian. Kak Gemini yang mendengar percakapan itu cuma bisa melemparkan tatapan bingung.

Sacha berusaha mengalihkan perhatian Kak Gemini. Dia nggak mau kakaknya Virgo itu penasaran dan ikut campur urusannya ini. "Thanks, Kak. Eh, btw, Mama mana ya Kak?"

"Ada kok, mungkin lagi ngobrol sama Bunda di gazebo."

Sacha manggut-manggut mengerti.

Tiba-tiba Virgo menguap. "Hoaammm, ngantuk."

Super Big MatchWhere stories live. Discover now