17 - Melarikan Diri

6.5K 1.2K 83
                                    

Chapter 17

"Nonton film horor yuk, Cha?"

Sacha mendengus menatap Kibay yang sejak satu jam yang lalu tidak absen mengulas senyum ke arahnya.

"Ngapain? Nonton berduaan sama lo begini aja udah nyeremin," balas Sacha tak memedulikan perasaan Kibay.

Yup, setelah pertimbangan cukup matang, disinilah Sacha akhirnya berada sekarang. Di bioskop, berduaan dengan makhluk paling norak yang pernah ia temui di alam raya. Kibay.

Ini semua karena Arin yang hari ini mau datang ke rumah Virgo. Sacha belum siap ketahuan oleh Arin ataupun penduduk SMA Brawijaya lainnya kalau dia satu rumah sama cowok itu. Untuk cari aman, Sacha mangkir dari rumah setidaknya sampai Arin kembali ke habitatnya.

Sayangnya, karena tidak ada pilihan lain, perlariannya justru memaksanya agar berduaan dengan Kibay. Sampai sekarang, Sacha nggak punya teman dekat yang bisa membuatnya nyaman untuk menumpang tinggal meski hanya beberapa jam. Kibay adalah salah satu orang yang meskipun norak, namun bisa diandalkan. Karena itulah pilihannya jatuh pada Kibay.

Kibay terkekeh. "Gue serius. Nonton film hantu aja, Cha," bujuk cowok itu. "Gue kan jadi enak mau modusnya," bisiknya pelan kemudian.

Sacha langsung melayangkan pukulan di lengannya. Kibay nyengir tanpa dosa.

"Gue nggak takut kali nonton film horor," balas Sacha. Kemudian dia menunjuk sebuah poster film yang nggak ada kesan seram-seramnya sama sekali. "Nonton itu aja."

Kibay mengalihkan pandangannya ke arah yang dimaksud Sacha. "Disney, huh?"

Sacha mengangguk. "Ayo, beli tiketnya."

Meski agak kecewa, Kibay tetap membelikan tiket film yang diinginkan Sacha.

"Gue yakin filmnya bagus. Nggak bakal sia-sia kita nonton hari ini," ucap Sacha meyakinkan.

Kibay tersenyum lebar seraya mengajak Sacha menuju studio mereka karena filmnya akan dimulai lima menit lagi.

"Tenang aja, Cha, walaupun filmnya jelek, tetap nggak bakal sia-sia, kok. Bukan tentang film apa yang yang kita tonton, tapi tentang siapa yang kita ajak nonton." Kibay mengedipkan sebelah matanya dengan senyum penuh arti.

Sacha langsung memelototi cowok itu. "Apaan sih! Awas aja ya lo ngomong se-chessy itu lagi. Gue tinggal sendirian disini!"

Kibay tertawa renyah. Kemudian mereka memasukki studio mereka yang tidak terlalu padat hari ini.

Selama satu setengah jam film diputar, nggak yang seperti Kibay harapkan, cowok itu nggak punya kesempatan untuk melemparkan modusannya. Sacha langsung memelototinya dengan tatapan mematikan setiap kali Kibay mencoba menggombal dengan kalimat sok manisnya.

Jam sudah menunjukan pukul lima sore ketika film selesai. Sebelum pulang, Kibay mengajak Sacha duduk di foodcourt mall sambil memesan minuman, dan Sacha nggak menolak karena tergiur dengan milk tea kekinian lengkap dengan boba-nya yang ditawarkan Kibay.

"Chat Virgo dong, tanyain Arin udah pulang belum," ucap Sacha.

Dengan patuh, Kibay mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan ke sohibnya itu.

"Lo nggak ngasih tau Arin kan kalau gue serumah sama Virgo?"

"Nggak, kok. Emang apa sih alasan lo takut ketahuan Arin?"

Super Big MatchWhere stories live. Discover now