11 - Cowok Norak

11.4K 1.6K 219
                                    

Norak!

Bagi Sacha, satu kata itulah yang cocok untuk menggambarkan Ahmad Ricky Bayuarta atau cowok yang kerap disapa Kibay itu. Bagaimana enggak, semenjak kejadian di kantin itu, Kibay berevolusi jadi makhluk menjijikan.

Tidak, tidak, bukannya Kibay tiba-tiba menjadi alien hijau berlendir, tapi perilaku norak cowok itulah yang membuat Sacha melabeli cowok itu sebagai jenis cowok yang paling ingin ia jauhi.

Ada banyak kejadian yang menjadi landasan dasar kenapa Sacha begitu sebal dengan cowok satu itu. Kejadian-kejadian yang terjadi selama beberapa hari ke belakang.

Ketika Sacha makan di kantin, Kibay ikut duduk di hadapan cewek itu, mengamati Sacha yang melahap menunya tanpa berkedip. Saat diusir, cowok itu malah mengeluarkan kata-kata bernada manja seperti, "Gue kan cuma mau natap bidadari, kok diusir, sih?"

Ew, meski Sacha menyukai pujian, tapi perkataan Kibay itu jelas berlebihan. Hasilnya, penduduk kantin yang mendengarnya jadi tertawa geli atau geleng-geleng kepala sambil senyam-senyum tidak jelas.

Tidak hanya itu, Kibay juga sering duduk di koridor kelasnya, ketika Sacha lewat, cowok itu akan menyenandungkan lagu Akad milik Payung Teduh atau pun lagu berkonotasi romantis lainnya dengan suara lantang. Meski Sacha terus-terusan kabur dan bersembunyi, cowok itu selalu bisa mengikuti atau menemukan Sacha.

Tidak sampai di situ saja, di jam pulang sekolah Kibay juga masih melakukan kerusuhan, cowok itu setia menunggu Sacha di parkiran sekolah. Ketika Sacha memasukki area itu, dari kejauhan Kibay akan menunjuk dirinya sambil berteriak, "Cantik, ayo pulang bareng!". Hanya dengan mengingatnya saja, isi perut Sacha seakan jungkir balik.

Intinya terlalu banyak deretan hal tak masuk akal yang dilakukan Kibay akhir-akhir ini. Sacha tak punya kata-kata lagi untuk menggambarkan betapa malunya dirinya menjadi pusat perhatian banyak orang karena ulah norak bin gila Kibay tersebut. Udah dimarahin, tuh cowok berlagak budek. Didiemin, dia makin ngelunjak. Sacha tak mengerti lagi harus bagaimana.

Di jam pergantian pelajaran kali ini dimana guru yang mengajar belum masuk ke kelas, Sacha memikirkan cara untuk menghindari makhluk norak itu. Istirahat nanti, dia tidak mau ke kantin, ada baiknya dia kabur ke perpustakaan, menyendiri di sudut ruangan. Namun, meski berhasil menghindari Kibay di jam istirahat, bukan berarti Sacha tidak berpeluang bertemu Kibay saat pulang nanti. Malah, saat pulang peluang itu makin terbuka lebar karena untuk bisa pulang dia hanya mengandalkan Virgo, yang mana artinya dia harus menunggu cowok itu keluar dari kelasnya.

"Jadi, lo sama Virgo tetanggan?" sebuah suara lembut namun terdengar lugas mengalihkan perhatian Sacha. Sacha menengok ke arah Arin, rekan satu mejanya yang tampak sibuk mencoret-coret sesuatu di kertasnya.

Sacha mengigit bibirnya tak kentara. Terkesiap karena pelempar pertanyaan itu adalah mantannya Virgo.

Sebetulnya, semenjak hari dimana Arin berkata di grup chat kelas tentang Sacha dan Virgo, cewek itu sama sekali tak mengajak Sacha bicara. Sacha yang duduk di sebelahnya selama jam pelajaran dianggap sebagai makhluk tak kasat mata. Dan itu berlangsungnya selama tiga hari belakangan. Oleh sebab itu, Sacha agak tersentak ketika Arin tiba-tiba bertanya tanpa prolog ataupun basa-basi. Terlalu to the point.

"Iya," jawab Sacha kemudian. Sacha melirik kertas yang dicoret-coret Arin. Matanya menyipit ketika menemukan sebuah sketsa design gaun yang tampak keren. "Lo jago gambar," Sacha tak bisa menahan diri untuk tidak memuji cewek cantik di sebelahnya ini.

"Thanks, ini cuma gambaran iseng," Arin tersenyum kemudian meletakkan pensilnya ke atas meja.

Gambar iseng aja segitu bagusnya, apalagi kalau serius? batin Sacha takjub.

Super Big MatchWhere stories live. Discover now