39 - Putus Sebelum Jadian

2.9K 612 54
                                    

Chapter 39

"Sacha udah pulang?" Itu adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut Virgo ketika dia melangkahkan kaki ke dalam rumah.

"Udah, tadi udah naik ke kamarnya," balas Bunda Virgo yang tengah bersantai di ruang tengah.

Virgo yang baru pulang sekolah langsung melangkah ke lantai dua. Tiba di depan kamar Sacha, cowok itu mengetuk pintunya. Satu kali, dua kali, tidak ada balasan. Virgo menekan kenop pintu, rupanya pintu terkunci dari dalam.

"Cha, lo di dalem? Kok nggak bilang-bilang sih pulang duluan?" Akhirnya Virgo berbicara dari luar kamar Sacha karena cewek itu tak kunjung membuka pintu.

Setelah acara pensi tadi, Virgo emang tidak bertemu Sacha. Dia mencoba menghubungi cewek itu tapi tidak mendapatkan respons. Selama dua puluh menit Virgo menunggu di parkiran agar bisa pulang bersama, tapi tidak ada tanda-tanda kedatangan cewek itu. Akhirnya Virgo mendapat info dari teman sekelas Sacha bahwa cewek itu tadi sudah pulang duluan.

Virgo sebenarnya cukup kesal karena Sacha nggak memberinya kabar sama sekali. Oleh sebab itu, Virgo berdiri disini sekarang demi menuntut penjelasan. Tapi setelah tiga menit, pintu belum juga terbuka, bahkan orang di dalam sana tidak menyahut sama sekali.

"Lo tidur, ya?" tanya Virgo lagi. "Malem ini mau lanjut nonton pensi sama gue?"

Tetap tidak ada balasan. Akhirnya Virgo memutuskan untuk masuk ke kamarnya saja. Dia melemparkan tasnya ke sembarang arah dan mulai menjatuhkan tubuhnya ke atas kasurnya yang empuk.

Ini sungguh hari yang melelahkan untuknya. Virgo memejamkan matanya sambil membayangkan kilas balik kejadian yang menimpanya. Virgo kira hari ini dia hanya akan menikmati pentas drama yang dibawakan oleh teman sekelas Sacha dan Arin, tapi justru ia terjebak dalam drama yang kalau dilihat dari mata penduduk sekolahnya, lebih menyegarkan daripada drama jadul Snow White. Drama hubungannya dengan Arin.

Sejak dulu Virgo tau hubungannya dengan Arin sudah menjadi konsumsi publik. Bagaimana enggak, dulu dia dan Arin dijuluki sebagai couple goals. Kalau diibaratkan secara berlebihan maka mereka mirip Justin Bieber dan Selena Gomez. Si ganteng yang populer dan si cantik kayak barbie. Mereka dianggap sebagai pasangan sempurna. Kalau dilihat dari luar sih memang begitu, tapi apa yang terjadi di dalam, orang-orang luar tidak tahu.

Makanya pas kabar mereka putus menyebar, penduduk sekolah makin heboh. Kok bisa?! Apa yang kurang dari Arin dan apa yang tidak bisa dilakukan oleh Virgo? Orang-orang tau Arin yang minta putus waktu itu dan Virgo sempat galau. Dan sekarang hubungan mereka membaik. Arin terlihat seperti orang yang mau memberikan Virgo kesempatan kedua dan bahkan mau mengajak balikan. Tapi sampai saat ini belum ada pengumuman resmi mereka balikan. Oleh sebab itu, anak-anak di sekolahnya sibuk berspekulasi sendiri seperti yang dilakukan mereka saat acara tadi.

Jujur saja, gosip yang sering didengar Virgo di sekolah tidak terlalu berpengaruh baginya. Menjadi objek pembicaraan sudah biasa Virgo terima, baik itu dalam hal positif maupun negatif. Tapi, mendengar nama Arin disebut-sebut dan disangkut pautkan dengan bully-an ataupun hate speech, Virgo agak keberatan. Arin nggak seburuk itu sampai harus menerima perlakuan yang melukai hati dan harga dirinya.

Makanya Virgo sedikit bereaksi untuk meredam keributan tadi. Dan tentu saja dia menenangkan Arin yang mentalnya pasti down setelah kejadian tersebut. Arin butuh bahu untuk bersandar karena sepupunya, Kibay, kebetulan tidak menyaksikan kejadian tadi. Virgo mungkin satu-satunya orang yang bisa menemani Arin.

Niat Virgo sih sebenarnya cuma mau menghampiri Arin di backstage dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Tapi tanpa dia duga, Arin menyarankan agar Virgo kembali bersamanya. Tentu saja Virgo menolak. Sebagai mantan yang baik, Virgo menghadiahi Arin pelukan manis sebagai tanda perpisahaan mereka. Hubungan mereka resmi usai dan Arin harus menganggap ini adalah perpisahan secara baik-baik. Tanpa amarah, tanpa dendam, tanpa rasa ingin memiliki lagi. Mereka bisa memulai semuanya dari awal sebagai teman. Tidak lebih dari itu.

Super Big MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang