5 - Hari Pertama

12.1K 1.7K 130
                                    

Sacha mematut dirinya di cermin sekali lagi, memastikan penampilannya pagi ini sudah oke. Seragam sekolah yang dia kenakan begitu pas di badannya. Tidak ada jepit yang menghias rambut panjangnya, tidak ada pernak-pernik lain. Dia lebih memilih untuk tampil senatural mungkin di hari pertamanya sekolah di SMA barunya.

Merasa cukup puas, Sacha mengambil ransel berwarna merah maroon dan menyampirkannya di bahunya. Kemudian, dia berjalan keluar kamar, menuju ruang makan dimana anggota keluarga ini dan Mamanya tengah bersiap untuk sarapan.

Sacha duduk di salah satu kursi bersebelahan dengan Mamanya. Diliriknya kursi Virgo yang masih belum berpenghuni.

"Nih makan yang banyak ya, Cha, biar punya stamina untuk sekolah!" ucapan Tante Laras disambut anggukan sekenanya dan cengiran oleh Sacha. Kalau diperlakukan begini, Sacha jadi merasa seperti anak umur tujuh tahun yang untuk pertama kalinya mengenakan seragam putih merah untuk berangkat ke sekolah dasar.

Tepat ketika Sacha hendak menyendok nasi goreng buatan Tante Laras, Virgo turun dari anak tangga. Dengan wajah yang kelihatan betul masih mengantuk, cowok itu mengambil tempat duduk tepat di depan Sacha dengan cuek.

Tanpa banyak bersuara, Virgo melahap sarapannya. Selama beberapa menit, hanya keheningan yang tercipta di ruang makan rumah ini. Keheningan baru terpecah ketika Virgo berdiri dan mengatakan bahwa dia sudah menyelesaikan sarapannya dan pamit berangkat ke sekolah.

"Ayo Cha, buruan, barengan Virgo kan?" tanya Gemini.

"Eh, iya, yah?" Sacha melirik Virgo yang dengan cuek menuju rak sepatu di dekat pintu utama dan mengenakan sepasang sepatu kets.

Tante Laras mengangguk mantap dan memberi semangat untuk Sacha. Sacha pamit kepada semua orang di dalam ruang ini lalu buru-buru menghampiri Virgo dan turut memasang sepatunya.

"Vir, gue disuruh barengan lo," kata Sacha agak terengah karena sedang memasang sepatunya dengan gerakan cepat.

Virgo meliriknya sekilas. "Iya, makanya cepetan!"

Dilihatnya Virgo keluar rumah dan mengeluarkan sebuah motor besar berwarna putih dari garasi. Melihat pemandangan di depannya, Sacha langsung terkesima. Virgo sekarang tampak seperti karakter cowok di FTV-FTV yang jadi idola banyak cewek. Namun, terkesimaan Sacha nggak bertahan lama karena ekspresi Virgo sekarang songong bukan main. Sebelah sudut bibirnya tertarik ke atas dan tatapannya menyiratkan kepercayaan diri yang sangat tinggi. Cowok itu benar-benar sadar pesona!

Sacha mendengus sinis, "Sok cool," komentar Sacha kemudian.

"Lo udah ditumpangin malah ngatain orang!" gerutu Virgo, dia kemudian memakai helmnya dan membenarkan posisi duduknya, siap untuk mengendarai motor kesayangannya.

Sacha mencibir. "Bodo ah, jadi gue duduk dimana nih sekarang?"

"Gue berharap sih sekarang lo duduk di kursi penumpang dalam bus atau kursi di belakang sopir taksi," jawab Virgo enteng.

Sacha menepuk punggung Virgo keras karena sebal dengan kata-kata Virgo yang begitu sarkastis.

"Ogah banget ya boncengin gue? Takut pacar lo cemburu? Atau takut lo jadi bahan omongan?"

Virgo memutar kepalanya untuk melihat Sacha, kemudian dipamerkannya ekspresi sinis yang sungguh menyebalkan untuk dilihat di pagi hari yang cerah ini.

Tangan Sacha bersidekap. "Tepat banget! Gue yakin hal ini bakal jadi trending topic di sekolah, Virgo ngebonceng anak baru yang cantik jelita. Wow!" Sacha mengibas rambut panjang terurainya tepat di depan muka Virgo.

Super Big MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang