41. Rebound Guy

2.8K 539 33
                                    

Chapter 41

"Aduh, cemberut aja cakep banget. Gimana gue bisa move on kalau begini?"

Sacha tersentak ketika sebuah suara menyapanya. Niat Sacha untuk pulang terurungkan ketika si sumber suara alias Kibay memblokade jalannya di koridor.

Sacha mendengkus pendek. Sepertinya telinganya tidak akan pernah terbiasa dengan kata-kata gombal norak milik cowok yang selalu menampilkan senyum lebar ini.

"Kenapa, sih? Gue mau pulang," kata Sacha.

"Sama siapa?"

"Sendirian."

"Masih marahan sama Virgo?"

Alis Sacha langsung menukik, ia memandang Kibay untuk mendengar sejauh mana cowok itu tahu urusannya dengan Virgo.

"Gue diare pas pensi kemarin, jadi nggak datang ke sekolah, tapi gue denger semuanya," jelas Kibay dengan senyum kecil.

Masalahnya orang-orang yang melihat apa yang terjadi di pensi kemarin tidak ada yang menyangkutpautkannya dengan Sacha. Yang muncul hanya gosip Arin balikan sama Virgo. Apa yang terjadi dengan Sacha dan Virgo hanya mereka berdua yang tahu. Kalau sampai Kibay tahu kalau sekarang hubungan Virgo dan Sacha memburuk pasti si Virgo yang cerita.

"Terus?" tanya Sacha.

"Gue nggak papa, diare doang nggak bikin gue dirawat di RS."

"Bukan itu, terus apa lagi yang lo tau?"

Kibay langsung tertawa, "Astaga, lo sama sekali nggak menunjukan kepedulian sama gue. Pukpuk buat hati gue."

"Eh, sorry, gue nggak nanya karena lo keliatan sehat walafiat sekarang," sahut Sacha, dia jadi nggak enak.

Kibay tersenyum geli, "Santai. Bercanda doang, kok. Sini duduk sama gue. Let's talk."

Tanpa permisi, Kibay menarik tangan Sacha agar duduk bersamanya di bangku panjang di koridor. Sacha nggak mengelak karena dia juga penasaran apa yang mau Kibay bicarakan.

"Arin cerita ke gue kejadian pensi kemarin," ucap Kibay. Ah, Sacha baru ingat, Arin kan memang sepupu Kibay. Mereka pasti dekat dan sering berbagi cerita.

"Menurut lo Virgo masih suka Arin?" tanya Kibay pada Sacha.

Sacha mengerjap kaget. Dia nggak menyangka Kibay menanyakan pendapatnya.

"Cowok mana sih yang nggak suka Arin?" jawab Sacha dengan senyum kecut.

"Bener juga, ya. Arin cantik banget lagi. Capek banget gue jagain cewek cantik kayak dia," balas Kibay dengan kekehan geli. "Tapi cantikan lo, Cha."

"Idih, udah deh, Ki. Gombalan lo nggak mempan ke gue."

"Hehe, tapi kali ini serius, menurut lo Virgo masih suka Arin?"

"Virgo bucin berat sama Arin. Dia langsung samperin cewek itu pas dia lagi down. Dia nggak peduli sama pendapat orang lain, yang penting, Arin bisa senyum lagi."

Sacha mengatakan kalimatnya sambil menerawang jauh. Perseteruannya dengan Virgo di kamarnya kemarin masih terngiang di benaknya. Berkali-kali Virgo menuduhnya sudah cemburu, cowok itu tidak salah. Dada Sacha terasa berat ketika membayangkan cowok yang dia sukai itu masih menyimpan cewek lain di hatinya.

Sacha kini mengerti alasan kenapa ada yang bilang jangan naksir cowok yang masa lalunya belum terselesaikan. Sacha ingat Virgo dan Arin putus dengan alasan sepele. Pasti mudah bagi mereka untuk balikan.

"Lo suka Virgo, Cha?"

Sacha langsung menoleh ke arah Kibay.

"Jujur aja."

Super Big MatchDonde viven las historias. Descúbrelo ahora