36 - Pengakuan Virgo?

5.1K 861 244
                                    

Chapter 36

"Happy birthday Virgo, Happy Birthady Virgo..."

Sesuai rencana, perayaan kecil ulang tahun Virgo akhirnya terjadi. Ketika cowok itu muncul di dapur untuk makan malam, dia dikejutkan oleh keluarganya yang sedang berkumpul sambil membawa kue ulang tahun dan bernyanyi lagu Happy Birthday dengan riang gembira.

Reaksi Virgo nggak begitu menarik. Cowok itu memang terlihat kaget karena nggak menduga akan diberi surprise di jam tujuh malam ini, namun cowok itu dengan cepat mengendalikan ekspresinya jadi sok cool.

Seperti perayaan ulang tahun sederhana pada umumnya, Virgo disuruh tiup lilin. Lalu, cowok itu memeluk masing-masing anggota keluarganya sambil mengucapkan terimakasih. Tak lama kemudian, suasana kembali normal. Kegiatan makan malam kembali berlangsung sebagaimana mestinya.

"Kado kamu uang jajan aja, ya, ntar Papa transfer," kata Papa Virgo ketika beliau sudah menyelesaikan makannya dan berniat untuk kembali ke kamar.

Virgo tampak bahagia dengan kado tersebut. Cowok itu langsung mengacungkan jempolnya ke arah papanya sambil berkata bahwa semoga nominalnya berkali-kali lipat dari uang jajan bulanannya.

Bunda Virgo dan Mama Sacha juga langsung memberikan kado. Cowok itu langsung berterimakasih dengan tulus.

"Kado gue masih di kamar. Ntar pas naik aja gue kasih," ucap Sacha. Dia masih melahap kue ulang tahun Virgo yang malam ini menjadi dessert sempurna untuk makan malamnya.

"Punya gue juga masih di atas. Ntar ya, Vir," tambah Kak Gemini yang juga masih sibuk menghabisi sepotong kue di piringnya.

Orang tua Virgo dan Mama Sacha sudah kembali ke kamar masing-masing. Virgo memutuskan untuk bergabung dengan kakaknya dan juga Sacha yang masih menikmati makanan.

"Kenapa belum naik?" tanya Kak Gemini heran.

"Bosen di kamar."

"Mau bantuin kami nyuci piring hari ini?" tanya Kak Gemini yang langsung disambut persetujuan Sacha.

Virgo mendengkus. "Tega banget nyuruh orang yang lagi ulang tahun nyuci piring."

"Malah harusnya lo beres-beres seisi rumah hari ini, Vir, sebagai tanda terima kasih sama Bunda karena udah ngelahirin lo."

"Sok tau, bunda aja nggak minta begitu."

"Ya, kali aja lo tau diri gitu," ucap Kak Gemini tanpa dosa. Namun Virgo cuma pura-pura tak mendengar.

"Btw, lo dapet kado dari temen-temen lo?" Kak Gemini mendadak jadi kepo.

"Nggak usah ngarepin apa-apa dari mereka, pertemanan kami cuma sebates pencitraan doang," jawab Virgo masam.

Kak Gemini tertawa mengasihani.

"Tapi lo dapet kado kan dari mantan lo," Sacha nggak bisa menahan diri untuk nggak berkomentar.

"Arin?" Kak Gemini menyahut.

Sacha nggak tau dia di posisi yang benar atau tidak untuk membicarakan hal ini di depan Kak Gemini, tapi tampaknya Virgo santai saja kakaknya itu tau urusan asmaranya di sekolah.

"Kalau itu sih nggak usah kaget lagi, justru bakalan aneh kalau Arin nggak ngasih kado," balas Virgo percaya diri. Cowok itu bahkan menyunggingkan senyum miring khasnya yang tampak menyebalkan.

"Denger-denger kabar di sekolah, dia ngajak lo balikan?" tanya Sacha penasaran, tapi dia memasang raut muka sesantai mungkin.

Virgo mengangguk. Kak Gemini langsung memelotot. "Serius? Lo terima?"

Super Big MatchWhere stories live. Discover now