2 - Perasaan yang Sama

13.7K 1.9K 140
                                    

Sacha paling nggak suka suasana awkward. Rasanya kayak orang bego. Itulah yang dia alami sekarang. Terjebak dalam ke-awkward-an bersama Virgo di ruang nonton di lantai dua dekat kamar mereka.

Sebenernya kemungkinan besar cuma Sacha aja sih yang nge-rasa awkward. Soalnya dari tadi Virgo cuma diem aja. Duduk santai, main hape sambil sesekali matanya melirik televisi 49 inch yang sedang menampilkan film box office keluaran tahun lalu.

Sacha pengin mulai obrolan, supaya suasana pada jam delapan malam ini nggak kaku-kaku amat. Harusnya Sacha bisa sih mengubah suasana mengingat dirinya adalah tipe orang yang humble dan asik banget diajak ngobrol. Tapi mengingat Virgo yang akan menjadi teman menggobrolnya, rasanya jadi aneh banget. Sacha takut bukan obrolan yang tercipta, malah keributan yang membuatnya kena omel Mamanya dua puluh empat jam penuh.

Jadi Sacha cuma pura-pura fokus pada layar televisi sambil sesekali memutar-mutar hape di tangan kanannya. Sacha nyesel banget nontonin video klipnya Taylor Swift yang paling terbaru itu pas abis magriban tadi, gara-gara itu, kuotanya lenyap, hanya menyisakan SMS dari operator yang mengatakan bahwa dia harus segera isi pulsa dan mengisi paket kuotanya kalau mau terus aktif di media sosial. Sialnya, Sacha nggak tahu tempat beli pulsa di sekitar sini. Mau bertanya sama Virgo, takut dikacangin.

Nanti deh, gue nanya sama Kak Gemini aja! Pikir Sacha dalam hati. Gemini sekarang sedang di kamarnya, mengambil benda yang entah apa yang katanya bakal ditunjukkin ke Sacha dan Virgo. Itulah alasan utama kenapa Sacha dan Virgo masih berdiam diri disini.

"Kalau mau ngomong ya ngomong aja, jangan kayak orang bego gitu," ucapan yang tiba-tiba meluncur dari bibir Virgo itu membuat Sacha tersentak.

"Hah? Siapa yang mau ngomong?" balas Sacha keki.

"Alah, gue liat tuh mulut lo mangap mingkem dari tadi. Pengin ngomong tapi takut, ya kan? Kenapa? Takut sama gue?" Wajah menyebalkan yang ditampilkan Virgo memancing emosi dalam diri Sacha.

"Ngapain takut?" balas Sacha tak habis pikir.

Virgo tersenyum miring. "Santai aja Cha. Kita bakal serumah selama dua bulan. Jadi kalo ada apa-apa tinggal ngomong, jangan sok kalem dan jaim gitu, nggak pantes."

"Yaudah, gue ngomong nih."

Virgo menatap Sacha menunggu kalimat selanjutnya. Sacha menghela napas pelan.

"Bagi hotspot dong."

"Astaga!"

"Kenapa?" Sacha agak nggak terima dengan reaksi berlebih yang diberikan Virgo.

"Kaget gue. Masih jaman ya miskin kuota?" Virgo memberi ekspresi menyindir. Sacha mendengus. Tadi disuruh jangan sok jaim dan mendem-mendem sendirian doang, pas udah blak-blakan gini, malah disindir. Kayaknya nyolok lubang hidung Virgo pake antena TV seru banget ya?

"Pake wifi rumah deh," ucap Virgo.

"Eh emang ada ya?" Sacha buru-buru mengecek wifi yang terdeteksi di sekitarnya. Nggak ada tuh yang nama wifi-nya berhubungan sama keluarga ini, misalnya Haris Family, atau Larasati atau Gemini atau Virgo atau apapun itu lah.

"Nggak ada nih."

"Coba refresh dulu. Nama wifi-nya Keluarga Bahagia."

Menemukan nama yang dikatakan Virgo di layar ponselnya membuat senyum di bibir Sacha terbit. "Namanya lucu."

"Ide Bunda."

Mulut Sacha membentuk huruf "O" sesaat.

"Passwordnya?"

Super Big MatchWhere stories live. Discover now