27 - I Wear My Heart on My Sleeve

8K 1.4K 184
                                    

Chapter 27

Pukul 11 siang Sacha pulang ke rumah. Tak ada yang spesial dari latihan drama hari ini, Sacha cuma jadi penonton saja yang menyaksikan aksi Arin sebagai Snow White yang harus diakui, layak diberi dua jempol.

Sacha naik ke anak tangga rumah. Tiba di lantai dua, dia terkejut melihat Kibay yang baru saja keluar dari kamar Virgo diikuti Virgo di belakangnya.

"Eh, elo?" sapa Sacha spontan.

Kibay mengulas senyum lebar. "Hei, Cha. Baru pulang? Abis latihan drama, ya?"

Sacha mengangguk mengiyakan. Mata Sacha menangkap sosok Virgo yang masih berdiri satu langkah di belakang Kibay. Cowok itu cuma menatap datar ke arahnya.

"Lo dapat peran apa, Cha? Capek nggak latihannya?"

"Gue cuma tim hore doang, nggak capek lah soalnya kerjaannya cuma duduk."

"Kalau nggak capek, jalan yuk!" ajak Kibay bersemangat.

Sacha mengerjap kaget. "Jalan sama lo?"

"Iya lah."

"Sekarang? Kemana?" tanya Sacha.

"Makan? Dari ekspresi lo, kayaknya lo belum makan."

Sacha melirik Virgo. Cowok itu menggeleng pelan, seakan memberi isyarat Sacha untuk nggak mengiyakan ajakan ini. Dahi Sacha berkerut bingung.

"Nggak bertiga sama Virgo?" ucap Sacha ragu.

"Kalian aja," sahut Virgo cepat. Lalu dia melangkah menuju sofa dan duduk disana tanpa menoleh lagi ke arah Kibay maupun Sacha.

Kibay mendekatin Sacha yang masih tampak bimbang. "Sekalian gue mau ngomong sesuatu yang penting."

Senyum hangat Kibay membuat Sacha yang semula ragu, akhirnya mengangguk menyetujui. Kebetulan dia belum makan, dan ditraktir Kibay kayaknya juga bukan ide buruk. Mana katanya dia mau ngomong sesuatu yang penting, makanya Sacha tidak menolak ajakan ini.

"Ayo!" ajak Kibay.

"Lo beneran nggak mau ikut, Vir?" tanya Sacha pada Virgo yang sedang menyalakan televisi.

"Nggak," jawabnya singkat.

Bibir Sacha mengerucut mendengar kejutekan Virgo. Kemudian dia mengajak Kibay untuk pergi.

***

Sacha dan Kibay makan di salah satu restoran BBQ dimana mereka memanggang sendiri makanan mereka.

"Lucu, ya, bayar mahal-mahal tapi makannya harus masak sendiri," komentar Kibay sambil tertawa.

Sacha terkekeh. "Kayak gini lagi ngetren tau, kayak restoran-restoran di Korea."

Cewek itu meletakkan potongan daging yang sudah dilumuri bumbu ke atas pemanggangan.

"Hati-hati, Cha, panas, gue mggak mau tangan lo terbakar," ucap Kibay khawatir.

Sacha menyembunyikan dengusannya dengan tawa pelan. "Lebay banget sih, gue juga tau kali ini panas."

Kibay ikut membolak-balik daging yang hampir masak karena nggak ingin melihat Sacha kerepotan sendiri. Sesekali matanya menatap sosok Sacha yang tampak serius. Sacha begitu manis dan cantik hari dengan rambut dikuncir ke sisi kanan bahunya.

Super Big MatchDonde viven las historias. Descúbrelo ahora