6 - Pulang Sekolah

10K 1.6K 50
                                    

Halo, gaes!
Jadi gini, aku saranin kalian buat baca ulang cerita ini, atau paling enggak baca chapter terakhir sebelum ini, soalnya saking lamanya update, aku takut kalian udah lupa sama cerita ini, aku yang nulisnya aja lupa soalnya hahaha.

Happy reading!💕

***

Sacha masih nggak percaya dengan apa yang dikatakan Nina dan Uwi di kantin tadi. Virgo cowok terganteng di SMA Brawijaya? Yang benar saja! Sacha tidak kuasa untuk tidak memutar bola mata tiap kali teringat kalimat absurd itu.

Pulang sekolah, Sacha menunggu Virgo di parkiran, di tempat motor Virgo berada. Sacha jadi menyesali dirinya yang tidak menyimpan kontak LINE atau nomor telepon cowok itu sehingga dia sulit untuk menghubungi cowok itu sekarang untuk menanyai keberadaannya. Tapi untunglah motor cowok itu masih disini, itu tandanya Virgo nggak pulang duluan.

Selagi menunggu, Sacha memilih untuk mengutak-atik hapenya, membuka seluruh sosial media sampai rasa jenuh melandanya. Sacha menghela napas panjang.

"Lama banget sih tuh cowok!" gerutu Sacha.

Tepat saat itu, keributan terdengar dari arah kanan. Muncul Virgo dan tiga cowok lain yang tampak tak terlalu asing di mata Sacha. Itu adalah teman-teman Virgo yang pernah mampir ke rumah waktu itu. Keempat cowok itu sibuk menggobrol sambil sesekali mengumpat dan saling memukul. Tipikal cowok-cowok kalau sudah berkumpul.

"Hei!" Sapa seorang cowok berambut gondrong dengan raut terkejut ketika melihat Sacha. Keempat cowok itu kini telah berhadapan dengan Sacha. Situasi yang sekarang terjadi membuat Sacha merasa seperti menjadi Geum Jandi atau Sanchai. Dan dihadapannya adalah F4 yang sayangnya nggak ganteng-ganteng amat.

"Hai!" balas Sacha dengan senyum menyapa. Bukan senyum genit ataupun senyum kelewat bahagia.

Sacha dapat melihat salah satu cowok yang tingginya sepantaran dengan Virgo, cowok dengan mata sipit dan senyum manis, menyikut dada Virgo seakan memberi cowok itu isyarat. "Kenalin kita Vir," ucap cowok itu pelan pada Virgo. Mata cowok itu lekat menatap Sacha dengan cengengesan di bibirnya.

Virgo menyisir rambut pendeknya ke belakang menggunakan jari jemarinya. Kemudian dia menghela napas panjang.

"Cha, kenalin ini Kibay," Virgo menunjuk cowok yang menyikut dadanya tadi. "Ini Billy," tunjuk Virgo pada cowok berambut gondrong. "Dan ini Tirta," ucapnya menunjuk cowok yang dari tadi tidak bersuara, hanya mengulum senyum sok manis saja. "Mereka temen-temen gue."

"Oh, hai!" Sacha menyambut uluran tangan satu persatu milik tiga cowok ini. Melihat itu, Virgo mendengus jengah.

"Dan kalian semua, kenalin, in Sacha, anak temen nyokap gue," lanjut Virgo. Dan yang terjadi selanjutnya, tiga teman Virgo sudah mulai luwes menggobrol dengan Sacha.

"Jadi lo masuk kelas berapa, Cha?" tanya Kibay.

"11 IPS 3."

"Oh, terus-terus, udah punya temen belum nih?" Kibay kembali bertanya.

"Udahlah."

"Kapan-kapan makan di kantin bareng yuk, Cha!" ucap Kibay tanpa tahu malu.

"Boleh, asal lo yang traktir."

"Sejak kapan duit jadi masalah? Gue pegang nih omongan lo."

Sementara, Virgo, Billy, dan Tirta saling lirik-lirikan melihat interaksi antara Sacha dan Kibay. Modus Kibay itu, nggak ada elegan-elegannya.

Super Big MatchWhere stories live. Discover now