EMPAT PULUH SATU

391K 49.1K 27.5K
                                    

Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :

@areksa.drgntr
@queenilona_ladeika
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12

4000 vote + 5000 komen untuk next!

Komen tiap paragraf, ya! 😍

ABSEN DULU PAKAI INISIAL ORANG YANG KALIAN SUKA!

****

"Yang terlihat baik dan peduli, belum tentu itu asli."
—Marvel Algara—

****

Areksa menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Hari ini dirinya bangun kesiangan karena semalam tidur terlambat. Kaki-kaki jenjangnya melangkah cepat menuruni anak tangga satu-persatu.

Clarissa yang tadi berniat menghampiri anaknya itu ke kamar pun terkejut dengan kehadiran Areksa yang tergesa-gesa. "Sarapan dulu, Sa. Kok kayak buru-buru banget," ujarnya menghentikan langkah Areksa.

"Eksa usah telat, Ma," balas Areksa tidak tenang.

"Telat palamu, baru setengah tujuh," balas Clarissa. Areksa itu memang paling anti dengan yang namanya telat. Apa lagi dirinya juga merupakan ketua OSIS yang harus dijadikan panutan.

"Udah telat. Berangkat dulu, Ma." Areksa mencium tangan mamanya dengan cepat kemudian berlari keluar rumah membuat Clarissa menatapnya dengan gelengan di kepalanya.

"Ona ke mana?" gumam Areksa saat melihat rumah gadis itu yang terlihat sepi. Padahal biasanya Ilona selalu nangkring di atas motornya atau pun ruang makan di rumahnya.

Areksa mengambil ponsel di saku celana seragamnya. Dengan cepat cowok itu membuka pesan yang masuk dari Ilona.

Baby Ona : Eksa, Ona dianterin sama Papa. Maaf, ya. Soal kemarin jangan marahin Ona. Takut.

Areksa menautkan kedua alisnya setelah membaca pesan dari gadis itu. Kerasukan setan apa Rean sampai mau mengantarkan anaknya sekolah?

"Tumben," gumam Areksa kemudian bersiap-siap pergi ke sekolah sendirian. Jujur saja ia masih kesal dengan gadis itu karena pergi bersama Seano tanpa memberi tahu dirinya.

                                 ****

Sesampainya di sekolahan, tanpa pergi ke kelas terlebih dahulu, Areksa langsung bertugas di depan gerbang bersama Naura dan Beni untuk mengecek perlengkapan siswa-siswi yang masuk sekolah.

Biasanya mereka mengadakan pengecekan tiga hari sekali untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa-siswi SMA Taruna Bakti.

"Masuk," ujar Areksa setelah memerikas kelengkapan atribut salah satu siswa. Cowok itu menatap ke depan. Pandangan matanya bertemu dengan mata tajam Seano. Cowok itu datang dengan motor ninja hitamnya.

Areksa berusaha untuk tetap bersikap profesional. Cowok itu memeriksa dasi Seano, ikat pinggang, kaos kaki, semuanya terlihat lengkap dan rapi. Cowok itu menepuk pelan pundak Seano. "Gue butuh bicara sama lo, Sialan," bisiknya.

Seano tertawa pelan. "Nggak peduli," ujarnya cuek. Tanpa menunggu balasan dari Areksa, Seano buru-buru masuk ke dalam kawasan SMA Taruna Bakti.

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang