EMPAT PULUH ENAM

380K 54.1K 36.3K
                                    

Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :

@areksa.drgntr
@queenilona_ladeika
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12

8k vote + 15k komen untuk next!

Komen tiap paragraf, ya! 😍

ABSEN DULU PAKAI BULAN KELAHIRAN KALIAN!

*****

****

Areksa berjalan cepat ke arah Naura. Gadis itu tengah berbincang dengan teman-temannya. Kehadirannya itu langsung disambut oleh tatapan kaget mereka. Bukan terpesona dengan Areksa, mereka justru merasa aneh dengan cowok itu. Aura penuh wibawa yang selalu ada pada diri Areksa, kini seolah lenyap begitu saja.

Areksa terlihat murung seperti tidak mempunyai semangat hidup. Seragamnya pun tidak serapi biasanya. Cowok itu seolah tidak peduli lagi dengan penampilannya.

"Lo habis dari kelas Ilona, kan?" tanya Areksa pada Naura.

Gadis itu menganggukkan kepalanya. "Iya. Habis ambil uang sumbangan buat korban banjir tadi."

"Ilona ada di kelas?" tanya Areksa.

"Kayaknya enggak deh. Gue nggak lihat dia, bahkan tasnya aja nggak ada. Mungkin Ilona nggak masuk sekolah hari ini," balas Naura menjelaskan.

Areksa memijat pangkal hidungnya. Kepalanya terasa pusing akhir-akhir ini. "Ya udah kalau gitu, gue permisi."

"Sa, lo marahan sama dia, ya?" tanya Naura membuat Areksa menghentikan langkahnya. Cowok itu kembali memutar tubuhnya.

"Lo nggak perlu tau, Nau. Oh iya, mulai sekarang gue mau jaga jarak sama lo. Gue nggak mau Ilona sakit hati gara-gara kita deket," balas Areksa kemudian melenggang dari sana.

Di persimpangan lorong, Areksa berpapasan dengan Seano. Pandangan keduanya bertemu membuat mereka sama-sama menghentikan langkah.

"Ilona nggak masuk karena apa?" tanya Areksa pada cowok itu.

Seano mengerutkan keningnya bingung. "Lo 'kan pacarnya sekaligus tetangganya. Masa nggak tau Ilona lagi sakit?"

Areksa membulatkan matanya kaget. "Ilona sakit?" Ini pasti gara-gara semalam gadis itu kehujanan.

Seano mengangguk. "Aneh lo," ujarnya.

Tanpa menanggapi perkataan Seano, Areksa pun memilih pergi. Sahabat-sahabatnya sengaja menjauh darinya, membuatnya merasa dikucilkan. Areksa tahu kalau semua itu sudah menjadi konsekuensinya. Mereka semua menganggap Ilona sebagai ratu. Sampai mati pun, mereka akan tetap membela Ilona.

****

"Na, badan kamu panas banget. Aku jadi takut." Alana tidak henti-hentinya mengompres kening Ilona yang terasa begitu panas. Semalaman ia begadang untuk menjaga gadis itu. Bahkan hari ini ia sengaja tidak berangkat ke sekolah demi menjaga Ilona. Orang tua mereka masih belum pulang dari luar kota.

Ilona masih terus memejamkan mata. Bahkan tidak jarang gadis itu terus memanggil nama Areksa. Ilona merasa kehilangan sahabat sekaligus pacarnya itu. Wajahnya terlihat begitu pucat seperti mayat hidup.

"Aku suapin kamu, ya, Na. Kamu udah nggak makan dari kemarin-kemarin. Makanya kamu sakit kayak gini," ujar Alana. Gadis cantik berambut sebahu itu mengambil semangkuk bubur yang dirinya buatkan tadi.

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang