SEBELAS

491K 70.8K 5.9K
                                    

1000 vote + 500 komentar untuk next!

                                 ****

SILUMAN KAMBING

Ilona memutar bola matanya malas. Ia menatap ke arah lantai yang di atasnya terdapat tulisan 'SILUMAN KAMBING' itu. Ini pasti ulah Azzam si raja ayam! Tetangga kurang ajarnya itu memang harus diberi pelajaran supaya kapok!

Ilona menghentak-hentakkan kakinya kesal. Ia berjalan menuju dapur untuk mengambil perlengkapan yang akan digunakannya untuk mengepel lantai. Azzam menulisnya menggunakan tanah yang sudah dicampur dengan air. Benar-benar menjijikkan.

Tanpa lama-lama, Ilona langsung beraksi. Ia membersihkan lantai teras rumahnya. Harusnya sekarang ia sudah nangkring di ruang makan rumah Areksa. Bukan malah disibukkan untuk mengepel lantai.

"PAGI, SILUMAN KAMBING!" teriak Azzam yang baru saja mengeluarkan motor dari garasi rumahnya. Sepertinya cowok itu hendak berangkat kuliah. Umurnya sudah besar tapi sikapnya masih kekanak-kanakan. Suka sekali mengganggu Ilona.

"GUE BALES LO KAPAN-KAPAN!" ancam Ilona seraya mengacungkan kain pelnya. Ia menajamkan matanya, menatap penuh dendam ke arah Azzam.

"GUE BALES BALIK!" Azzam menjulurkan lidahnya.

"WAKTU LO PULANG NANTI, JANGAN KAGET KALAU AYAM-AYAM LO MATI!" ancam Ilona menggebu-gebu.

"KALAU SAMPAI AYAM-AYAM GUE MATI, KAMBING LO YANG BAKAL GUE MUTILASI!"

"PSIKOPAT LO!" hardik Ilona.

"LO LEBIH!" balas Azzam tidak mau kalah.

"AZZAM GILA! GAK WARAS! JAHAT! GAK BERPERIKEKAMBINGAN!"

"BODO AMAT!"

"NYEBELIN!" Ilona menendang ember berisi air itu dengan kesal.

"WOY BISA DIEM GAK?! GUE LAGI SAKIT GIGI!" Seorang bapak-bapak yang tengah memakai sarung itu berkacak pinggang di pinggir jalan. Wajahnya memerah padam dengan tangan kanan yang terus memegang pipinya.

Ilona meringis. Itu ketua RT garang yang menjadi tetangganya dengan Azzam.

                              ♥   ♥   ♥

Kepada seluruh pengurus OSIS, diharapkan untuk segera berkumpul di ruangan OSIS sekarang juga.

Sekali lagi, kepada seluruh pengurus OSIS, diharapkan untuk segera berkumpul di ruangan OSIS sekarang juga.

"Suaranya aja ganteng, Ra. Kesayangan gue tuh," ujar Ilona kepada Azura yang asyik mengemut permen batangnya.

"Siapa?" tanya Azura, tidak mengerti dengan siapa yang Ilona maksud.

"Areksa lah! Siapa lagi?!" Ilona bersedekap dada sembari menatap lempeng ke arah Azura. Gadis itu memang sering tidak nyambung jika diajak berbicara.

Azura nyengir. "Aku nggak tau."

Ilona mengetukkan jari di keningnya. "Kelas kita mau bikin stand apa, ya, waktu bazar nanti?"

Azura menggeleng. "Nggak tau."

"Ah lu mah serba nggak tau!" Ilona berujar sebal. Ia mengedarkan pandangannya untuk menatap Seano yang duduk di seberang bangkunya. "Heh Boncabe!" panggilnya.

Seano menoleh, menatap Ilona dengan kening mengerut tipis.

"Kita mau bikin stand apa waktu bazar nanti?" tanya Ilona.

"Tumben lo nanya, biasanya nggak peduli," balas Seano dengan nada datar. Cowok bermulut pedas yang notabenya menjabat sebagai ketua di kelas XI IPA 4 itu Ilona juluki dengan nama Boncabe.

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang