LIMA PULUH : SAMUEL-AZURA

493K 35.7K 15.4K
                                    

Part ini khusus untuk Samuel dan Azura. Jadi, nggak ada sangkut-pautnya sama part sebelumnya.

Absen dulu siapa aja yang kangen??

Siang nge-war PO besok??

BESOK JAM 4 SORE KITA WAR NOVEL AREKSA

*****

"Ini susu buat kamu dan ini buat Zura." Kiara menyodorkan dua botol susu rasa cokelat ke hadapan Samuel.

"Nda, El bukan anak kecil lagi." Samuel memandang melas ke arah dua botol bermotif spiderman dan barbie di hadapannya itu.

"Jangan banyak omong, ya, anak Bunda," balas Kiara dengan senyuman yang terlihat puas.

Samuel berdecak sebal. Ia beralih menatap ayahnya yang sibuk membaca koran. "Yah," panggilnya.

David mendongakkan pandangannya untuk menatap anak semata wayangnya. "Apa? Mau protes?" sarkasnya.

"Ck!" Samuel berdecak sebal.

"Turutin aja kemauan Bundamu itu. Jadi anak yang nurut, jangan bantah sama orang tua," balas David.

"Nanti kalau Marvin sama Canva tau, El pasti diledekin sama mereka," ujar Samuel kesal.

Kiara mengerutkan keningnya. "Ini kan bukan pertama kalinya Bunda bawain kamu botol susu. Emang mereka nggak pernah tau?"

Samuel menggeleng.

"Terus?" tanya Kiara.

"Nggak pernah diminum," balas Samuel jujur.

"EL!" Kiara menggebrak meja makan dengan kencang membuat Samuel dan David terperanjat kaget.

"Bunda ...," tegur David seraya mengelus dadanya.

Kiara cengengesan dibuatnya. Lima detik setelahnya, wajah wanita itu berubah menjadi garang. Tanpa lama-lama, ia menarik telinga Samuel dengan kencang.

"AMPUN, NDA. SAKIT!" teriak Samuel heboh. Telinga cowok itu terlihat memerah akibat ulah Kiara.

"BUNDA, TELINGA EL BISA COPOT!!"

Seolah tidak mengindahkan perkataan anaknya itu, Kiara justru semakin memperkuat tarikannya di telinga Samuel. Seperti berniat untuk memutuskan telinga cowok itu.

"EL JANJI BAKALAN MINUM SUSU YANG BUNDA KASIH, TAPI TOLONG LEPASIN INI DULU! SAKIT ANJING!"

"NGOMONG APA KAMU HAH?!" Kiara melotot ganas. Tangan kirinya yang terbebas, ia gunakan untuk menarik rambut Samuel.

"Maksudnya astaghfirullah, Bunda ...," rengek Samuel seperti anak kecil.

David yang melihat keributan di hadapannya itu hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bunuh aja, Nda. Nanti kita buat lagi yang kualitasnya lebih bagus dari Samuel."

****

"Gue bawain susu lo."

Azura memelototkan matanya. Tangannya refleks memeluk tubuhnya sendiri di bagian dada. Kepalanya itu menggeleng tidak percaya dengan perkataan yang baru saja Samuel katakan.

"Nggak usah ngeres! Lo masih bocil," lanjut Samuel memperingati. Cowok itu memasangkan helm di kepala Azura.

"Terus apa maksudnya?" tanya Azura.

"Gue bawain susu yang Bunda kasih buat lo, Rapunzel."

Azura mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Nanti temenin Zura beli permen, ya? Hari ini Mbak nggak ada."

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang