02

2.4K 226 9
                                    

Enjoyyy
.
.
.
.
.
.
.

Berfikir
Berfikir
Berfikir

Satu kata yang lagi Jaemin lakukan beberapa hari ini. Perkataan paman dan bibi nya telah terngiang di otaknya. Banyak pertanyaan yang ingin Jaemin tanyakan tapi belum sempat ia utarakan karna paman dan bibinya buru-buru pulang waktu itu. Dan lagi papa dan kakak kembarnya belum ada yang mengabarkannya soal pemindahan waris.

Akh

Kepalanya berdenyut. Ternyata kebanyakan harta itu tidak baik untuk kesehatan manusia.

I can hear you callin

Jaemin menoleh ke handphonenya yang tertera nama Jeno disana. Syukurlah ikatan batin kembarannya itu kuat sekali sampai tau ia sedang tak baik sekarang.

"Hallo jen?"

" hm, dimana lo?"

"gue dirumah"

"balik kerumah papa, ada hal penting"

Yassss, akhirnyaaa

"iya, gue balik"

Pip

Yap, hanya seperti itu percakapan mereka dan itu adalah percakapan paling akrab yang sering mereka jalani.

Jaemin bergegas ganti baju dan bersiap untuk berangkat kerumah papanya.

Jaemin bergegas ganti baju dan bersiap untuk berangkat kerumah papanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Black outfit adalah pakaian favoritnya.

Jaemin keluar kamar dan bergegas pergi. Diruang tamu ia mendapati seseorang dengan tumpukan pekerjaannya dan wajah sayu khas orang lelah. Tetapi Jaemin mengabaikannya dan pergi dari rumah tapi sebelum sebuah pertanyaan dilemparkan untuknya.

"Mau kemana?" tanya orang itu.

"bukan urusanmu" Jawab Jaemin kelewat dingin dan kembali melanjutkan langkahnya.

Tetapi seseorang itu masih terus memandangi pintu dimana terakhir kali Jaemin berdiri sebelum pergi.

"lakukanlah sesuka kalian. Tunggu saja jika semua itu akan segera berada ditanganku"

*******

Kedua putra kembar Jung sudah berkumpul diruang keluarga bersama kedua orang tua mereka.

Jaehyun sengaja mengumpulkan mereka untuk membahas rencana yang Chanyeol buat.

"papa dapat kabar baik dari paman Chanyeol" ujar Jaehyun. Jaemin sudah tau tetapi Jeno belum

"ia akan menyerahkan seluruh asetnya untuk Jaemin" lanjut Jaehyun.

Jeno yang mendengar itu langsung melotot kaget. "bagaimana bisa?! Kenapa?"

Ayah Jaehyun tersenyum tipis lalu menggeleng. "tidak ada alasan spesifik, itu hanya karna bibi Baekhyun begitu menyayangi Jaemin"

"HANYA ITU?!"  Wah Jeno benar-benar tidak percaya.

Jaemin yang melihat respon Jeno merasa tidak enak. Apakah kembarannya muak dengan semua ini? Karna ia cukup sadar diri Jeno terlihat seperti di anak tirikan.

"kamu menginginkan tahta itu Jeno?" tanya Jaemin . Karna ia perlu tau, maka jika Iya .....

"Iya"

"ambilah, aku akan memberikanmu cuma-cuma" lanjut Jaemin

Jaehyun sedikit menggebrak meja untuk meminta atensi kedua putranya.

" tidak bisa Jaemin-ah!  Jeno yang akan memawarisi Jung Corp. Dan kamu ambilah Park Corporation" titah Jaehyun.

Tetapi Jeno tidak terima. Ia merasa marah terlihat dari urat yang muncul dipelipisnya.
" aku tidak terima! Aku akan membujuk paman Chanyeol agar memberikannya padaku bukan pada Jaemin!"

Jeno pergi dari ruang keluarga itu dengan perasaan sangat marah. Jaehyun yang akan mengejar putranya segera ditahan sang istri agar tidak terjadi kekerasan diantara keduanya.

"jangan dikejar, biarkan ia sendiri dulu" ujar Doyoung dan Jaehyun mengikuti saran istrinya.

Kini kedua orang tua itu menatap kearah putra mereka yang lain yang masih tersisa.

"terima lah pemberian dari Chanyeol Jaemin. Jangan kau siasiakan kesempatan ini , demi kamu untuk jadi pemenang" ujar Jaehyun menyemangati putranya .

Jaemin tersenyum lembut lalu mengangguk. "iya pa, aku akan menerimanya"

"bagus"

Dan yang mereka tidak tahu adalah, Jeno yang masih berdiri didepan ruangan dan mendengarkan segala percakapan itu.

Kau bodoh sekali Jaemin.

***********

Dibelahan kota yang lain terlihat seorang pria yang sedang diikat  di kursi dengan wajah yang babak belur dan penuh darah.

Ramputnya ditarik dan dipaksa untuk mendongak.

"Katakan! Apa yang Jung Jaehyun inginkan dari mu!"

Pria bertubuh sedikit pendek itu bertanya dengan keras terhadap pria yang sedang ia siksa.

Pria itu masih bungkam, tetap mempertahankan kesetiaannya walau tubuhnya sudah luka dan berlumuran darah.

Pria pendek itu berdecak pelan.
"ck, ku acungi jempol kesetiaanmu Christopher Bang! Tapi sayangnya tuan yang kau setiakan pada nyatanya adalah pengkhianat!"

Pria  bernama Christopher Bang itu tersenyum tipis. "aku tidak peduli tuan ku adalah pengkhianat. Yang terpenting aku yang mempertahankan janjiku untuk setia"

Pria pendek itu sudah benar-benar muak lalu menodongkan senjata tepat di dahi korbanya.

"katakan permintaan terakhirmu karna aku muak mendengar omong kosong dirimu"

Pria yang biasa dipanggil Bangchan itu menghela nafas pelan. Tersenyum getir sebelum mengutarakan permintaannya. Sebenarnya ia cukup sedih, akhir hidupnya semenyedihkan ini.

"tolong beritau kekasih mungilku yang bernama Seungmin, ia teman dari anaknya majikanmu. Katakan saja jika aku harus pergi kesuatu tempat. Jangan katakan suatu yang menyedihkan padanya karna aku benci air mata nya"

Oh ayolahh, Taeil ini mata-mata dibawah Naungan Phoenix. Hal seperti ini sungguh menggelikan didengar oleh mereka yang berada didunia kotor.

"Baiklah akan kukatakan padanya nanti. Dan Christopher Bang terimalah hukumanmu ini karna berhasil mengusik ketentraman Park "

Dorr

Dan sebuah peluru sudah berhasil menembus kepala Bangchan membuatnya tewas seketika.

Taeil menoleh jijik kebajunya yang terdapat bercakan darah. "astaga, aku baru membeli ini kemarin. Jika saja misi ini harganya murah aku tak akan mau melakukannya."

Taeil memilih keluar dari ruang eksekusi itu tanpa memperdulikan mayat yang telah ia habisi beberapa detik lalu.

Ah, menurutnya kebersihan diri lebih penting dari pada korbannya.

Tbc

Jeng jeng......

Ceritanya ketebak gak siih?

Mulai dikasih clue karna aku udah bilang ini alurnya cepet dan maju mundur.

Kalo gak paham di chap selanjutnya bisa ditanyakan yaaa

See you

Jangan lupa Voment.... Byee

Black on BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang