24

1.3K 176 15
                                    

End?

Enjoy

.
.
.

Jeno mengemasi beberapa barang-barang miliknya membuat sang mama menatapnya heran.

Jeno mau kemana lagi? Mereka baru saja sampai di amsterdam kemarin dirumah baru mereka dan sekarang Jeno sudah ingin pergi seperti ketempat yang jauh.

"Mau kemana kamu Jen?" Tanya sang ibu.

Jeno yang masih membereskan bajunya dan hanya menjawab singkat. "Mencari Jaemin"

"Bukannya paman Chanyeol sedang mencarinya ke rumah Kris langsung? Untuk apa kau menyusul?"

Jeno berbalik badan dan kini menatap ibunya serius.

"Jaemin tidak bersama tuan Wu ma, Jaemin dibawa pergi oleh temannya ke Swedia dan sepertinya paman Chanyeol belum mengetahui ini tapi ntah lah... Aku tau ini dari Renjun dan Shotaro yang mensadap handphone kakak mereka, teman dari orang yang membawa Jaemin. Sekarang aku sudah tau lokasi dimana Jaemin dan dari hasil sadapan Shotaro dia bilang bahwa Mark juga sudah berada di Swedia entah bagaimana ceritanya" jelas Jeno.

Doyoung tentu saja kaget mendengar Mark sudah berada di Swedia. Tapi Doyoung mengucapkan syukur dalam hati karna sang anak tiri masih hidup dan baik-baik saja.

Doyoung menepuk pundak Jeno.
"Pergilah susul Jaemin, tapi ingat pesan mama... Jadilah bijaksana, jangan gegabah karna emosi mu, bagaimana pula Mark itu kakakmu dan Mark Jaemin adalah dua orang saling mencintai" pesan Doyoung untuk Jeno.

Jeno terdiam sesaat. Amanat sang ibu sangat sulit untuk ia jalani.

"Aku akan berusaha ma, tapi aku tidak berjanji "
.
.
.
.
.

Apakah kalian tidak heran jika Hendery tidak tertangkap padahal ia berada di gedung yang sama dengan Kris? Dan Hendery juga salah satu anak buah Kris.

Itu karna Hendery tidak sama sekali berada di pihak Kris. Hendery sepenuhnya mengabdi kepada sang paman Chanyeol, dan berpura-pura menjadi pengkhianat pamannya demi bisa mengorek informasi dari Dragon grup.

"Sekarang Hen, kamu bisa jujur pada bibi dimana Jaemin?" Tanya Baekhyun.

Hendery memang tidak tertangkap, tapi bukan berarti ia lolos.

Hendery masih bungkam, takut bercampur bingung untuk menjawab apa.

"Bagaimana bisa Lucas bergabung bersama Kris? Mungkin kamu bisa jawab itu dulu " lanjut Baekhyun.

Kenapa Baekhyun? Karna sang suami dibawa pergi oleh Johnny agar tidak ikut campur kawasan  istrinya.

"Aku tidak tau jika Lucas adalah saudara bibi Baekhyun. Ia tidak pernah bercerita apapun tentang keluarganya . Kami hanya berteman dan yang ku tahu ia juga bergabung bukan karna Kris melainkan ada maksud lain. Lucas mencintai Jaemin"
Jelas Hendery.

Pernyataan terakhir Hendery sukses membuat Baekhyun kaget. Baekhyun tidak tau jika Lucas sebenarnya pernah bertemu Jaemin sebelum ini.

"Dan kau membantu Lucas membawa Jaemin dari Kris?"

Hendery mengangguk "tentu saja, aku juga tidak ingin sesuatu hal terjadi kepada Jaemin. Dan aku memilih membantunya"

"Dan sekarang dimana Jaemin?" Tanya Baekhyun kembali ke pertanyaan pertama.

Hendery terdiam ragu untuk menjawab.

"Bibi berjanji lah jangan melukai Lucas?"

Baekhyun mengangguk mantap
"Dia ponakanku, dan aku tau dia melakukan hal demi kebaikan banyak orang... Kamu jangan khawatir Hen"

"Jaemin di bawa ke Swedia"

Dan pada akhirnya Hendery tetap harus jujur bukan? Dan dewi keberuntungan sedang bersamamu Hendery... Karna yang mengintrogasimu bukan Chanyeol melainkan Baekhyun. Lilith, si cantik ratu iblis.

.
.
.
.
.

Jaemin benar-benar merasa hidup untuk pertama kalinya. Ia sedang bersantai diruang tv, sendirian tetapi sangat menenangkan bukan keadaan mencengkam seperti biasanya. Jaemin suka.

Jaemin sangat bersyukur kepada Lucas yang sudah membawanya kemari dan menyesal sudah berpikiran buruk kepada lelaki jangkung itu.

Sempat ia berpikir untuk menerima Lucas tetapi ia urungkan. Jaemin tidak ingin Lucas sebagai pelampiasan mencari kesenangannya saja. Jika Lucas ingin Jaemin membalas perasaan Lucas, Lucas mungkin harus menunggu lebih lama agar Jaemin melupakan Mark terlebih dahulu.

Seketika Jaemin teringat dengan suaminya bagaimana keadaan Mark? Apakah ia masih hidup? Apakah benar kata Lucas Mark akan menyusulnya kemari? Jika ya, kenapa sampai detik ini Mark belum datang juga? Apakah benar ayah kandungnya sudah menghabisi Mark.

"Tuhan, kau tau sejahat apa dia padaku tapi yang perlu kau tau aku hanya ingin dia hidup lebih baik dan jagalah ia dengan baik walau tanpa diriku. Amen"

Ucap Jaemin berdoa dalam hati. Karna bagaimana lagi? Yang bisa ia lakukan hanya berdoa untuk kebaikan Mark.

Ya walaupun mungkin jika bertemu Mark lagi, entahlah.. Jaemin ingin melanjutkan hubungan sia-sia mereka kembali atau berhenti sampai disini.

Tok

Tok

Tok

Pintu rumah itu diketuk. Rumah yang Jaemin tinggali cukup besar, tetapi karna keheningan yang menjalar sehingga suara pantulan ketukan pintu bisa terdengar sampai keruang tengah.

Jaemin melangkah keruang tamu ingin membukakan pintu.

Apakah Lucas sudah pulang? Mungkin saja, karna ini sudah dua hari laki-laki itu pergi keluar kota.

Ceklek

Pintu dibuka dan menampakan dua laki-laki bermasker dan dengan pakaian yang sangat tertutup.

"Exc-"

Bruk

Seseorang diantara mereka berdua memeluk Jaemin erat bahkan sebelum Jaemin bertanya siapa mereka.

Tapi itu semua terhenti karna aroma familiar menyapa indra penciumannya.

Parfume seseorang yang baru saja Jaemin doa kan kebaikannya.

"Mark? Is that you?" Tanya Jaemin dengan suara lirih.

"Yeah it's me, aku merindukanmu sangat Na.... Jangan pergi lagi dariku.. aku sangat menyesal" bisik Mark masih dalam posisi memeluk Jaemin.

Jantung Jaemin berdegup berkali-kali lebih cepat.

"Jangan seperti ini... Lepaskan aku"

Mark menggeleng dalam pelukan itu.
"Aku tidak akan melepaskanmu lagi na, terakhir aku melepaskan mu aku hampir mati dan dirimu diambil orang lain... Aku tidak akan melakukannya"

Sadar dengan apa yang Mark ucapkan, sebenarnya Jaemin tersentuh tetapi ingatan masa lalu tiba-tiba menghantuinya. Pengkhianatan Mark kepadanya menyadarkan ia untuk tidak terbawa suasana ini.

"Tapi maaf, jika aku memintamu untuk mengakhiri ini... Ayo kita akhiri saja? Sudah banyak yang dikorbankan, kurasa itu cukup menyadarkanmu Mark"

Mark melepas pelukan itu dan sorot matanya tepat menatap kedua mata cantik milik pujaan hatinya.

"Kau ingin mengakhirinya? Baiklah jika itu mau mu" ujar Mark

Changbin yang dari tadi menonton drama dua orang didepannya merasa kaget dengan keputusan Mark.

Hey bung! Kita sudah datang sejauh ini dan kau malah menjadi pengecut?!

Ingin rasanya Changbin berteriak seperti itu kepada Mark.

Mark meraih tangan Jaemin kemudian mengecup singkat jemari yang lebih muda.

"Tapi sayangnya seperti kataku tadi, aku tidak akan melepaskanmu lagi dan akan membawamu kembali bersamaku apapun caranya walau paman Chanyeol akan menghukum mati diriku"

Dan Jaemin rasa Mark benar-benar sudah gila.

Tbc

Belum end kok tenang saja🤭 tapi bentar lagi end tinggal nunggu beberapa Chap lagi

Black on BlackWhere stories live. Discover now