19

1.3K 167 12
                                    

Enjoy
.
.
.
.

   Jaemin,Shotaro dan Renjun sedang berada di kamar Renjun. Disana ketiga submisive itu saling bercerita dan berusaha mencari solusi untuk masalah yang sedang Jaemin alami.

"Saranku lebih baik kamu pulang ke orang tua kandungmu Jaem" usul Shotaro.

Jaemin menggeleng.
"Enggak, aku sudah merasa terkhianati oleh mereka" ujar Jaemin kekeh dengan pendiriannya.

"Tapi menurutku lebih baik kamu ikutin saran Shotaro, setidaknya kamu bisa tau alasannya kenapa, dan setelah itu keputusan ada ditangan kamu" lanjut Renjun.

Tapi tidak dengan Jaemin. Dalam dirinya ia menolak. Ia sudah merasa terkhianati oleh semua orang dan dia tidak akan kembali kepada orang-orang seperti itu.

"Kalo kamu tetap memilih pergi, bagaimana dengan Mark?"

Pertanyaan itu keluar dengan lancar dari bibir Renjun.

Jaemin diam. Tidak mampu menjawab apapun.

Renjun menggenggam tangan Jaemin pelan.

"Aku adalah sahabatmu dari dulu, sebelum keadaan berubah. Aku tau perasaanmu kepada Mark, walau sebenarnya aku berpihak kepada Jeno untuk membiarkan Mark merasa sakit terlebih dahulu tapi aku tau bagaimana jadi dirimu... Kamu udah cinta terlalu dalam pada Mark dan kali ini kurasa Mark pun begitu"

"Maksud kamu apa Ren?"

"Na.... Mark sepertinya melakukan ini karna dia berusaha melindungi dirimu, jadi Sebelum kamu memilih benar-benar pergi pikirkan dulu alasanmu untuk tinggal" ujar Renjun.

Jaemin merasa tersentuh sungguh. Tetapi apa yang dikatakan Renjun berbanding balik dengan keadaannya.

Mark mengkhianatinya. Mark tidak tulus kepadanya. Mark tidak pernah mencintainnya.

"Sekarang alasanku tinggal cuma satu Ren... Hanya untukmu dan Jeno. Selebihnya sampah"

.
.
.
.
.
.

01:34 KST

Jaemin masih belum memejamkan matanya. Ia tidur dikamar tamu dirumah besar milik keluarganya Renjun.

Otaknya tidak bisa berhenti berpikir. Hatinya sudah begitu sakit dan sangat sesak tetapi matanya sudah lelah menangis.

Jaemin menatap langit-langit kamar. Sekelabat bayangan hidupnya tiba-tiba ditanyangkan seperti film. Dimana dimulai saat dia kecil dan dibesarkan bersama Jeno, dicurahkan kasih sayang oleh orang tuanya yang sekarang ternyata pengkhianat, paman dan bibi yang sayang sekali padanya ternyata dalang cerita pengkhianatan dan Cinta pertamanya yang ikut andil besar dalam rencana ini.

"Hahaha"

Jaemin merasa lucu, dia pikir dia sudah paling pintar menyusun taktik nyatanya semua orang bersekongkol untuk menghancurkannya.

"Lucu. Hidup sebagai boneka orang lain"

Tok

Tok

Tok

Pintu kamar tamu diketuk.

Jaemin tidak memperdulikannya, mungkin itu Renjun.

Ceklek

"Jaemin?"

Oh suara Xiaojun.

"Iya kak? Kenapa?"

Xiaojun masuk kedalam kamar itu. Anehnya dengan setelan lengkap. Kayak mau ke pergi luar.

"Lucas menunggu didepan" ujar Xiaojun.

Jaemin melebarkan matanya. Ia terkejut pasti. Bukan karna kedatangan Lucas, tapi Xiaojun ternyata mengenal Lucas.

"Kakak tau Lucas?"

"Lucas sahabatku, cepatlah tidak usah ganti baju... Lucas sepertinya buru-buru"

Dengan sigap tanpa curiga Jaemin keluar dari kamar itu dan bergegas keruang tamu.

Dan benar saja disana ia menemukan Lucas dengan setelan jas lengkap seperti hendak rapat.

"Hai Luke, mau kemana jam segini?" Tanya Jaemin basa basi.

Lucas terkekeh
"Aku abis ada rapat dengan kolegaku, sehabis ini aku akan tinggal di jerman untuk jangka panjang entah sampai kapan dan aku niat mengajak mu pergi malam ini sebagai perpisahan" jelas Lucas.

"Hah? Kenapa?? Masalahku saja bahkan belum selesai!" 

Lucas menggeleng pelan. Jaemin ini Lucu dan menggemaskan dimatanya.

Lucas meraih tangan Jaemin agar duduk di sofa samping tempatnya.
"Aku hanya bertanya kamu mau apa enggak.. masalahmu sudah selesai tinggal kamu sendiri yang menyelasaikan dengan caramu aku sudah tidak bisa ikut campur" jelas Lucas lagi.

"Jadi kamu mau ikut atau tidak?"

Jaemin diam sebentar.

Mungkin jalan-jalan bisa membantunya merefreshkan otaknya yang sudah buntu tidak menemukan jalan keluar.

Jaemin mengangguk "aku mau"

"Baiklah princess ayo kita berangkat, kamu gk perlu ganti baju karna aku udah belikan kamu baju baru"

Jaemin tertewa pelan.
" Sangat niat ya.."

"Oh tentu, ayo"

"Ayo"

Dan Jaemin benar-benar ikut pergi bersama Lucas. Tanpa berpikir panjang. Tanpa berpikir bahwa itu mungkin hari terakhirnya menginjakan kaki dinegara kelahirannya.

Pergi jauh meninggalkan separuh hatinya yang menunggunya dengan cemas.

.
.
.
.
.

"Bos, Lucas berhasil membawa Jaemin pergi" ujar seseorang pria disebrang telpon.

Kris.

Pria paruh baya yang dipanggil bos oleh bawahannya itu.

"Bagus Xiaojun. Kau dan Hendery segera lah menyusul Lucas dan kita akan mengeksekusi ponakan ku yang manis itu"

"Baik bos, aku dan Hendery akan menyusul setelah aku membereskan jejak Lucas" ujar Xiaojun

"Bagus... Bekerja lah dengan cepat"

"Baik bos"

Pip

Sambungan telpon diakhiri oleh Kris dengan senyum puas akan kemenangannya yang ada didepan mata.

"Jadi Park Chanyeol adikku.... Apa yang akan terjadi jika kau tau putra kesayanganmu tengah berada ditanganku??"

TBC

Yuhuuu gimana pada rindu tidak???

Btw sebelumnya aku udah jelasin belum sih kalo kris itu kakaknya Cy?

Kok aku lupa tapi mapes scroll

Vomen juseyo

Black on BlackWhere stories live. Discover now