07

1.6K 195 9
                                    

Enjoyyy
.
.
.
.
.

Jam 19:38 KST

Disebuah rumah mewah dengan konsep modern yang hanya di huni oleh dua orang didalamnya.

Jaemin salah satu penghuni dirumah itu sedang berkutat di dapur miliknya, membuat segelas kopi yang sepertinya mampu mengurangi rasa stres dikepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jaemin salah satu penghuni dirumah itu sedang berkutat di dapur miliknya, membuat segelas kopi yang sepertinya mampu mengurangi rasa stres dikepalanya.

"buat kan aku satu"

Jaemin berbalik menatap heran seorang penghuni lainnya. Mark Lee.

"kau yakin? Sejak kapan kau ingin mencoba minuman pahit ini"

Mark mengedikan bahunya.
" jika kau tau, lebih baik kau buat kan aku minuman yang cocok untuk ku"

Jaemin mengehela nafas dan tak ingin berdebat kemudian memilih membuatkan Mark teh hangat.

Sedangkan Mark memilih duduk di kursi counter sambil menunggu istrinya membuatkan minuman untuknya.

Ah , Mark jadi ingat sesuatu yang ingin ia tanyakan ke Jaemin.

"aku dengar dari anak-anak Jeno putus dari Renjun. Apakah kau tau?"

Bisa Mark lihat Jaemin menghentikan pergerakannya sebentar kemudian berbalik dan memberikan secangkir teh milih milik Mark.

"thanks"

"hm, eum soal Jeno, aku tidak tau... Dia belum cerita apapun tentang hubungannya. Kau sendiri? Bagaimana? Tidak berniat putus dari Haechan?"

"UHUK"

Pertanyaan Jaemin barusan sukses membuat Mark tersedak. Jaemin hanya terkekeh melihat tingkah Mark tanpa berniat menolong laki-laki itu.

"kau mengagetkan ku"

Jaemin mengedikan bahunya tidak perduli dan memilih menarik kursi counter disamping Mark dan duduk disana untuk menikmati kopi nya juga.

"Respon mu berlebihan Mark. Seperti suami yang tertangkap berselingkuh"

Mark menghela nafas. Dia sudah hafal kalimat pedas dan menusuk milik istrinya ini.

"bisa bahas yang lain saja?" ujar Mark.

Jaemin menggeleng setelah menyeruput kopinya. " ini masalah penting. Si pengecut ini selalu menghindar jika aku membahas kekasih jalangnya"

"yak! Kau mulai melewati batas Jaem! Haechan bukan jalang!" emosi Mark mulai terpancing.

Jaemin menyeringai tipis, puas dengan respon Mark. Sesuai ekspetasi nya.

"lelaki yang berpacaran dengan pria yang sudah menikah. Apa namanya jika bukan jalang?...."

Jaemin bangun dari kursinya mendekati Mark, merendahkan tubuhnya sebelum berbisik ditelinga dominan didepannya

"jaga baik-baik kekasihmu suamiku.... Aku akan terus berjalan maju dan menyingkirkan semua TIKUS yang menghalangi langkahku"

Jaemin akan melangkah pergi tetapi Mark menariknya dalam satu tarikan membawa Jaemin dalm rengkuhannya. Gerakan reflek Mark membuat Jaemin menjatuhkan gelas kopi nya dan pecah berserakan dilantai.

"Yakk... Itu gelas kopi mahal ku dari belanda! Si bodoh ini!" Maki Jaemin tepat diwajah Mark. Tapi bukannya marah Mark hanya tersenyum.

"aku bisa belikan gelas itu bahkan satu perusahaannya, tapi yang aku tak bisa adalah mengontrol cara bicaramu ini sayangku" ujar Mark lembut.

Jaemin berdecih dan berusaha melepaskan diri dari rengkuhan Mark.

"lepaskan aku! Kita tidak sedekat ini untuk saling memeluk!"

"kita suami istri. Kau sendiri yang mengakuinya tadi? Wajarkan jika aku memeluk ISTRIKU? ah... Apakah aku juga perlu meminta JATAHKU? Istriku ini belum pernah memberinya"

Jaemin menatang nyalang Mark.
"katakan itu pada kekasih jalangmu tuan Lee"

Mark tertawa pelan dan semakin mengeratkan rengkuhannya pada pinggang Jaemin.

"istriku ini sedang cemburu heum? Bagaimana kau tau kalau malam ini aku harus Menghangatkan ranjang Haechan? Kau menguntitku heum?"

Demi tuhan Jaemin tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"dengar lah tuan Lee, aku tidak perduli kau ingin melakukan apa dengan kekasihmu itu. Lebih baik sekarang lepaskan aku dan silahkan kau pergi temui dia"

"dan meninggalkan istri cantikku sendirian? Tidak sayang... Malam ini aku milikmu... Dan bagaimana kalo kita membuat the next Lee saja? Disini mungkin?"

Jaemin benar-benar muak mendengar celotehan Mark yang semakin tidak bermoral ini.

"susah-susah mama Taeyong menyekolahkan mu dan mendidikmu menjadi CEO muda tapi nyatanya otakmu hanya berada diselangkangan! Pergilah ke gereja minta lah tuhan mencuci pikiranmu!"

Dan setelahnya dalam sekali hentak Jaemin terlepas dari pelukan Mark dan pergi dari sana dengan kaki yang ia hentak-hentakan diselimuti perasaan kesal.

Mark hanya menggeleng sambil tersenyum melihat tingkah Jaemin yang kadang seperti anak kecil dimatanya.

"selalu seperti Jaeminku..... Tidak pernah berubah"

"sabar lah sebentar na... Aku punya kejutan luar biasa untukmu dan kemudian mari kita selesaikan drama ini dan hidup bahagia bersamaku"

.
.
.
.
.

"kau yakin rencana kita akan berhasil?" tanya seorang pria mungil kepada seseorang didepannya.

"seratus persen berhasil kau harus percaya itu"

"tapi, kau akan membahayakan posisi kakakmu! Bahkan semua orang "

Pria yang lebih tinggi menepuk pundak yang lebih mungil.

"kita sudah membicarakan ini dan kau sepakat untuk itu. Kita harus menghancurkan semua rencana mereka sebelum kita kena imbas dari rencana mereka"

yang lebih pendek menunduk dalam kemudian memeluk pria yang lebih tinggi darinya.

"aku percaya padamu"

"terimakasih, terus lah bertahan disisiku apa yang terjadi sayang"

"ya aku percaya padamu dan akan selalu bersamamu"

Tbc

Heheh sudah lama tidak up yakk...

Hahaha selamat menduga-duga....

Aku bakal mulai rajin up di book ini jugaa
Luvvu all.

Voment juseyo

Black on BlackWhere stories live. Discover now