12

1.5K 183 17
                                    

Aku sebenernya kecewa dengan chap sebelumnya😂😂

Dah lah semoga chap yg ini tidak mengecewakan.

Enjoy
.
.
.
.

"Dari mana baru pulang pagi-pagi? Kenapa gak sekalian gak usah pulang hah?"

Pertanyaan dingin sarkatis menyapa indra pendengaran Jaemin saat ia baru saja memasuki rumah.

Jaemin menatap Mark yang bersidekap dada didepannya sambil tersenyum remeh.

"niatnya aku tidak akan pulang. Tapi aku kasian padamu jika aku sampai benar-benar kabur aku tidak yakin dirimu masih hidup pagi ini" jawab Jaemin tak kalah sarkas.

Mark yang tak bisa menyembunyikan keterkejutannya dengan jawaban Jaemin terbelalak kaget.

Apakah Jaemin sudah tau kalau dia....

"apa yang kau bicarakan! Apa  kamu gak tau seberapa khawatirnya orang-orang saat tau kau hilang?! Terutama aku! Aku khawatir!"

"apa? Kau ? Khawatir padaku? Hahahaha bohong sekali tuan Lee!"

Jaemin akan berjalan meninggalkan Mark tetapi satu tarikan pada pergelangan tangan Jaemin mampu menarik Jaemin masuk kedalam pelukan Mark.

"Bisa gak sehari saja percaya kalau aku mencintaimu? Aku sungguhan khawatir semalam" ujar Mark melirih tepat ditelinga Jaemin.

Dan entah kenapa membuat jantung Jaemin merasakan sebuah desiran hangat yang dulu sempat ada. Dulu sebelum ia kecewa pada Mark.

Jaemin mencoba melepaskan diri dari pelukan Mark tetapi sekali lagi, kekuatan Mark lebih besar dari Jaemin dan malah memeluk Jaemin semakin erat.

"jangan coba meninggalkan aku lagi Nana-ya"

Panggilan itu, sudah lama tidak mendengarnya darI Mark .

"Hentikan sandiwara yang kau buat ini Mark Lee! Aku muak dengan muka dua milikmu!"

Mark memberi jarak sedikit diantara mereka berdua agar Mark bisa menatap mata Jaemin tetapi tanpa melepas pelukannya.

Tatapan tajam Jaemin layangkan kepada Mark memancing emosi orang dihadapannya ini. Sedangkan Mark menatap Jaemin intens dan tatapannya hanya terpaku pada obsidian caramel milik Jaemin.

"Apa perkataanku selama ini tidak pernah membuatmu yakin? Aku benar-benar mencintaimu Lee Jaemin!"

"Sekali lagi kau bilang mencintaiku aku bunuh kau Mark Lee" desis Jaemin. Pernyataan cinta dari Mark memang sangat memuakan untuk ia dengar, sungguh.

Mark melepaskan pelukannya pada Jaemin, merentangkan tangannya seolah pasrah jika Jaemin memang berniat membunuhnya hanya karna perkara pernyataan cintanya.

"bunuh saja aku Na, sekarang! Kenyataannya memang aku mencintaimu dan itu Fakta" tutur Mark.

"aku tidak pernah percaya dengan kata-kata mu, sedangkan tindakanmu mengatakan sebaliknya" balas Jaemin.

Mark tau kemana pembicaraan ini akan dibawa.
"cemburu pada Haechan? "

"kau gila? Untuk apa aku cemburu pada orang yang kastanya dibawah diriku?"

"dengarlah Mark, pernikahan kita saja hanya sebatas pernikahan diatas kertas. Semua pernyataan cintamu itu hanya akal-akalanmu saja kan? Pergilah dengan Haechan dan lepaskan aku, itu akan membuat jauh lebih bebas"

Melepaskanmu sama saja bom bunuh diri na

Mark hanya bisa menghela nafas, menjelaskan pada Jaemin pun tidak ada gunanya.

"terserah kau mau percaya atau tidak Jaem, yang perlu kau ingat yang kukatakan ini kejujuran. Aku serius khawatir padamu"

"dan semakin kau menunjukan rasa cinta mu itu Mark, aku semakin yakin kau menutupi sesuatu dariku" sudahnya Jaemin melenggang pergi dari hadapan dan tidak perduli dengan Mark yang tiba-tiba diam mendengar perkataannya.

Mungkin setelah kau tau , kau memang akan benar-benar meninggalkan ku.

.
.
.
.

     Disebuah mansion besar milik keluarga Jung, sedang berkumpul tuan Jungg dan kedua submissivenya serta putra bungsu Jung. Jung Jeno.

"Aku tidak tau harus mengatakan apa kepada Yuta hyung, dia menginginkan Jaemin menikah dengan salah satu anaknya" ujar Jaehyun.

Jeno mendengar itu menatap tajam ayahnya.
"apa-apaan! Kenapa semua orang memihak Jaemin! Jaemin itu sudah menikah dengan Mark hyung Pa! Papa harus memperjuangakanku, aku yang akan menikah dengan Renjun"

"Jeno..." doyoung sebagai ibu kandung Jeno menggenggam tangan putranya agar tidak lepas kendali.

"Papa juga tau jen... Papa hanya bingung bagaimana mengatakannya.... Sedangkan Yuta hyung taunya kalian kembar" Jelas Jaehyun lagi.

"kenapa papa gak jujur aja kalo Jaemin anak paman Chanyeol?"

Pertanyaan Jeno yang tiba-tiba itu sontak membuat tiga orang tua disana terkejut.

Jaehyun melemparkan tatapan tajamnya ke putra bungsunya itu. "kau sadar atau tidak Jeno dengan yang barusan kau ucapkan?"

"Loh? Bukannya aku benar? Sampai kapan kalian akan menutupi itu semua? Papa cuma mau memanfaatkan Jaemin untuk mengambil alih harta paman Chanyeol aja kan?!"

"JUNG JENO! "

Tuan Jung itu sudah dibuat murka dengan pernyataan yang Jeno lontarkan untuknya.

Taeyong yang duduk disamping Jaehyun berusaha menahan suaminya yang kapan saja bisa melemparkan pukulan kepada anak tirinya itu. Sedangkan Doyoung melakukan hal yang sama, menahan Jeno agar tidak terus memancing sang kepala keluarga.

"Kamu tidak tau apa-apa Jeno.... Yang kita lakukan sekarang adalah melindungi Jaemin....

Jaemin sekarang sedang jadi incaran musuh paman Chanyeolmu!  Kamu kalo gk tau apa-apa lebih baik diam"

"iya, aku memang gak tau apa-apa! Tapi yang perlu papa tau... Bakal banyak korban yang timbul karna ulah licik papa!"
Setelah mengatakan itu Jeno beranjak pergi meninggalkan ketiga orang tuanya disana.

"Doyoung-ah kejar Jeno...." ujar Taeyong dan istri kedua Jaehyun itu segera mengejar sang putra yang iya tau sedang sangat marah itu.

Taeyong beralih kepada sang suami yang wajahnya sudah mengeras emosi.
"tenang Jae... Kamu jangan lepas kendali didepan Jeno.. Inget Jeno itu anak kamu"

"tapi perkataan Jeno itu semua pasti berlandaskan pengetahuannya. Jeno pasti sudah tau lebih dari yang kita kira.

.
.
.
.
.

Kring~
Kring~

Telpon rumah itu-itu tiba-tiba berdering nyaring. Seorang pria paruh baya itu berjalan ke arah telpon rumah miliknya.

"halo dengan keluarga Qian/ Jeon"

"ah~ kebetulan tuan yang angkat"

"maaf? Anda siapa ya?"

" anda tidak perlu tau saya siapa... Lebih baik anda pergi kedepan rumah anda... Ada paket istimewa untuk anda tuan Jeon Geon ah Qian Kun yang terhormat"

Pip

Tanpa membalasnya, pria yang sering dipanggil Kun itu segera keluar rumahnya memastikan kata-kata orang yang tidak dikenalnya tadi.

Dan benar, ia menemukan sebuah map coklat yang bertulis

Surprise, ku harap kau bisa pikirkan lagi tentang istrimu.

Dengan cepat Kun membuka map coklat itu dan betapa terkejutnya ia melihat isi dari map itu.

Beberapa foto tidak senonoh yang melibatkan istrinya didalamnya.

"tidak mungkin Jungwoo seperti ini. Tidak mungkin!"

Tbc

Teori apa lagi ini😂😂 yang pasti satu persatu udah kebongkar dan menunjukan titik kejelasan😂

Black on BlackWhere stories live. Discover now