22

1.2K 160 15
                                    

Enjoy

Aku disini gk akan nyeritain gimana kelakuan cy, karna ini hanya bakal terfokus ke teori yang berhubungan dengan nana.

Setiap bab mengandung unsur untuk mecahin masalah di chap selanjutnya.
.
.
.
.

"Apa maksudmu menculikku? Kau ternyata ingin mengkhianatiku juga?! Bagus Luke! Selamat! Kau berhasil membuatku semakin ingin mati saja!" Ujar Jaemin sarkas. Matanya menatap nyalang ke arah Lucas.

Terselip rasa kecewa yang amat sangat luarbiasa mendengar penyataan Lucas yang ternyata ikut andil ingin membuatnya hancur juga.

"Jaem... Bukan begitu aku-"

"Tidak! Kau sama saja! Apa lagi yang ingin kau jelaskan hah! Jika kalian ingin menghancurkan aku bunuh saja aku! Cepat!" Jaemin menantang Lucas, menarik telapak tangan Lucas agar mencekiknya tetapi dihempas dengan kasar oleh Lucas.

Kesabaran Lucas juga sudah habis. Jaemin tidak mengerti jika Lucas sedang menyelamatkannya.

"Apa maksudmu hah?! Kau ingin mati! Apakah kau tidak sadar perjuanganku yang ingin melindungimu hah?! Apa kau sadar!" Bentak Lucas tak kalah keras.

"Kau tidak akan sadar Jaemin karna otak mu terlalu buta akan cintamu terhadap Mark!"

"Apa maksudmu!"

"Apa? Bukannya memang begitu? Apa kau tau kalau aku berani sejauh ini karna aku mencintaimu Jaem!"

Tatapan mata Jaemin berubah kaget.
Lucas? Mencintainya?

"Hentikan omong kosong mu Luke!"

"Aku tidak berbicara omong kosong Jaem! Aku serius mencintaimu, kau fikir seberapa besar nyaliku mengkhianati dragon grup jika bukan hanya untuk orang yang ku cinta? Kau sudah membuatku segila itu Jaemin!"

Jaemin tersenyum remeh.
"Kau ingin belajar akting seperti Mark eoh? Maaf aku tidak akan lagi terperdaya oleh kalimat itu"

Lucas sudah panas menarik tengkuk Jaemin dan menciumnya tepat dibibir.

Jaemin terkejut bukan main apa lagi saat ia sadar Lucas mulai menggerakan bibirnya memaksa ia membalas ciuman itu.

PLAK

Sebuah tamparan mendarat dengat kasar dipipi Lucas dan dengan cepat ciuman itu terputus.

"Kau tidak kalah brengsek dengan Mark Luke" ujar Jaemin lirih

Mendengar itu kesadaran Lucas seolah kembali kepermukaan diikuti perasaan bersalahnya yang ikut timbul.

"Ja-jaemin maaf aku tidak bermaksud-"

"Sejak kapan Kau mencintaiku?" Tanya Jaemin lagi

"Aku mencintaimu Jaemin... Sejak aku mulai menjadi temanmu" jawan Lucas penuh keyakinan.

Jaemin menghela nafas pelan

"Maaf Luke, tapi seluruh diriku sudah ada yang memilikinya"

Lucas mendengarnya berdecih keras.
"Sudah kuduga kau pasti akan mempertahankannya, kurang apa aku padamu Jaem? Tidak bisa kah kau melihatku? Bukan seorang sahabat atau kakak. Tetapi seorang pria!"

Jaemin menggeleng. Jika yang dikatakan Lucas memang semudah itu dilakukan mungkin Jaemin bisa saja jatuh hati pada Lucas tetapi nyatanya hati kerasnya hanya mampu terjatuh pada satu orang yang bahkan membuatnya sakit dan sehancur ini.

"Aku tidak bisa... Aku hanya mencintainya"

Lucas menampilkan seringaiannya.
"Kita lihat saja nanti, jika paman Chanyeol berhasil menemukan kita disini. Aku jamin statusmu dan Mark sudah bukan suami istri lagi.. bahkan aku ragu jika detik ini Mark masih hidup"

"Maksudmu?!"

"Kau pikir apa yang akan mafia terkuat lakukan jika sang anak disakiti begitu saja? Kau tidak berpikir jika ayahmu , Park Chanyeol akan melepaskan Mark begitu saja bukan??"

Jaemin terdiam. Demi tuhan ia tidak berpikir kesana.

Lucas mengelus pelan wajah Jaemin.
"Sayangnya dear mungkin ini juga kali terakhir kita bertemu"

"Hah?"

Senyuman Lucas berubah menjadi sendu.
"Seperti kataku tadi, ayahmu juga pasti melakukan hal yang sama kepadaku karna telah menculikmu, dan ibumu juga akan menghukumku tidak memandang lagi kalau aku adalah keponakan kesayangannya"

Dan cukup hentikan Jaemin tidak mampu berpikir lagi! Ia tidak mengerti apa yang terjadi dikehidupan masa lalunya sehingga hidupnya sekarang serumit ini.

Pandangan Jaemin mulai kabur dan yang terakhir ia dengar adalah teriakan Lucas yang memanggilnya kemudian segalanya berubah menjadi gelap.
.
.
.
.
.

Semua orang yang ia kenal  dalam keadaan hancur dan berantakan. Tidak ada lagi yang senyum bahagia atau sekedar bercanda gurau bersama.

Sahabatnya yang terpecah karna masalah masing-masing, kakaknya yang hilang bahkan keberangkatan paksa sang kekasih terbang kenegri seribu kincir angin itu.

Renjun termenung dikamarnya. Ia tidak punya kekuatan apapun untuk menolak mereka semua. Dirinya cukup takut untuk melangkah karna satu langkahnya menentukan kelanjutan hidupnya.

"Tidak usah kau pikirkan soal kakak, itu sudah pilihannya" ujar sang kembaran yang datang kekamarnya.

"Kamu sesantai itu?"

Shotaro mengedikan bahunya.
"Mungkin, hidup itu pilihan dan kurasa kakak sudah memilih pilihan hidupnya dan memilih salah satu kubu yang ia rasa bisa melindunginya" jelas Shotaro.

"Apakah kamu juga mau melakukan hal yang sama?" Tanya Renjun.

"Mungkin? Cuma belum terpikirkan ingin berada dipihak siapa"

"Ikut aku yuk? Kita ke Phoenix"

"Apa keuntunganku jika ikut denganmu? Kamu enak disana sudah ada Jeno sedangkan aku?"

Renjun tersenyum penuh arti.
"Sepupu Yangyang, Park Sungchan ponakan paman Chanyeol"

Mata Shotaro membola.
"Oke aku ikut denganmu"
.
.
.
.
.

Jika kalian berpikir Mark akan mati seperti perkataan Lucas, maka kalian salah.

Seperti kejadian-kejadian sebelumnya yang pasti ada pengkhianat begitu pula para algojo yang Chanyeol miliki salah satunya ada kaki tangan milik Mark yaitu Changbin.

Setelah Changbin memastikan Chanyeol pergi dan berangkat ke hongkong, Changbin membawa Mark pergi untuk mengobati tuannya.

Jaehyun? Kalian masih mengharapkan pria itu hidup? Bahkan hanya Taeyong yang mengharapkan kehidupannya.

Changbin membawa Mark ke apartemen miliknya dan mengobati Mark disana.

"Kau nampak buruk Mark" komentar Chanbin setelah membereskan alat p3k nya.

"Tidak sebanding denganku yang selalu menyakiti nana"

Changbin berdecih.
"Salahmu! Besok lagi pilihlah lawan yang seimbang! Phoenix kau jadikan musuh"

"Sialan! Bukannya membelaku!" Sungut Mark

"Sudahlah.... Lebih baik kau pikirkan perkataan tuan Park tentang kelanjutan hidupmu setelah ini, karna pujaan hatimu sedang berada ditangan seseorang yang tepat"

"Hah? Nana dalam bahaya?!"

Changbin menggeleng.
"Lebih dari itu... Jaemin sedang berada ditangan seseorang yang mencintai ia sepenuh hati yang selalu memperlakukan Jaemin dengan baik. Dan sayangnya Tuan Park belum tau keberadaan Jaemin sebenarnya.

Pikiran Mark seketika kacau. Siapa pria sialan yang menyentuh bunga edelweise miliknya yang ia cinta.

"Siapa laki-laki itu?"

Changbin tersenyum tipis.
"Musuh bebuyutanmu... Orang terdekat tuan Park"

Seketika satu nama yang sangat Mark benci terlintas begitu saja.

"Lucas Wong sialan!"

Tbc

Double up

Black on BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang