Bab #50

289 20 0
                                    

Hai semua, gimana kabarnya? Awas emosi, masih siang bolong 🤣

Sudah siap baca part satu ini?

Jangan lupa vote and comment ya
Jika ada typo bisa ditandai

Selamat Membaca ♥️
.
.
.
.
.

Setelah Alan menjelaskan semuanya kepada Lily tentang hubungannya dengan Anta, kini Alan mengajak gadis itu ke toko boneka. Berbagai macam karakter ada di tempat ini, mulai dari manusia, tumbuhan, hewan, hingga karakter dari berbagai macam animasi. Terlebih semuanya terlihat menggemaskan, siapa yang tidak tertarik untuk berkunjung ke sini? Bahkan toko ini dapat melupakan usia kita yang sesungguhnya.

Awalnya Alan sempat heran, kenapa Lily bersikap biasa saja saat ia menceritakan semuanya? Apa sebelumnya Anta sudah memberi tahu hal ini? Jika iya, baguslah. Setidaknya gadis itu tidak terlalu kaget. Ah ya ampun, kenapa dirinya larut dalam hal seperti itu? Sudahlah, lebih baik sekarang ia fokus kepada seorang gadis yang sedang melihat-lihat beraneka ragam boneka lucu.

"Alan! Sini deh!" Lamunannya tersadar kala gadis itu berteriak memanggil namanya. Alan tersenyum sambil berjalan ke arahnya.

Lily mengambil sebuah boneka monyet yang lucu, katanya. Lalu ia mengambil kacamata yang digunakan oleh boneka itu. Lily menggendongnya di atas leher, dan tingkahnya selalu berhasil menarik perhatian Alan. Alan tertawa kecil, astaga melihat Lily yang seperti anak kecil rasanya sangat menggemaskan. Kalau boleh sih, pengen Alan karungin.

"Gimana, aku lucu nggak? Coba fotoin aku." Pintanya sambil menyodorkan ponselnya ke Alan.

"Nggak usah, pakai punya aku aja." Lily mengangguk kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku bajunya. Dia mulai melakukan pose sederhana, tak lama Alan pun memotret nya.

 Dia mulai melakukan pose sederhana, tak lama Alan pun memotret nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam hatinya Alan berdecak kagum. Dari samping begini Lily jadi terlihat lebih imut. Ya ampun, bahagia sekali dirinya bisa mendapatkan gadis seperti Lily. Tak hanya cantik fisik saja, tapi hatinya pun cantik. Gak heran kalau banyak laki-laki yang demen sama dia.

"Coba liat!" Lily berjinjit, Alan dengan sengaja mengangkat ponselnya lebih tinggi.

"Ck! Gak keliatan, Alan." Decaknya kesal.

"Hah? Masa sih? Padahal ini udah aku turunin loh." Alibinya. Lily mendengus dengan ekspresi cemberut.

Lily akhirnya mengembalikan Boneka tadi ke tempat semula. Kemudian ia mulai menjelajah toko ini dan meminta difoto kan oleh Alan sebagai kenang-kenangan.

Hampir 30 menit Lily berada di Toko Boneka, dan pada akhirnya ia merasa bosan. Gadis itu mengajak Alan untuk pergi ke tempat lain.

"Kamu yakin gak mau bawa pulang salah satunya?"

"Ya mau sih. Tapi uang aku gak cukup, ini cuman cukup buat beli Ice Cream sama minumannya."

"Kalau gitu aku yang bayarin. Mau?" Tawar Alan seraya mengambil boneka Pinguin. Namun Lily menggeleng pelan.

Lily [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang