Bab #59

293 21 9
                                    

Hello Bestie, kita ketemu lagi♥️

Sudah siap baca part satu ini? Semoga suka ya! Maaf bila feel-nya masih belum terasa 🙏

Jangan lupa tinggalkan jejak, aku tunggu ya 😉

Terimakasih juga karena sudah menerima cerita ini di hati kalian. Terimakasih atas segala dukungannya

Selamat Membaca ♥️
.
.
.

Lily menaburkan bunga-bunga dan juga air khusus ke atas makam Alan yang sudah tertutup oleh rerumputan hijau yang tertata rapih. Lily mengusap batu nisan Alan, dia mengelus ukiran nama Alan dengan penuh perasaan.

Setiap dua bulan sekali, Lily rutin datang ke sini. Ntah untuk mengirim doa ataupun bercerita padanya.

"Makasih ya, Alan. Sekarang aku udah bisa bangun usaha sendiri. Nara juga ikut andil lho," Lily menceritakan dari awal sampai bagaimana ia bisa sukses membangun usahanya.

"Kamu juga pasti seneng banget denger berita ini," ia menggantungkan ucapannya. Lily mengulum bibirnya ke dalam untuk menahan air matanya. "Anta berhasil mewujudkan impiannya. Dia lolos Beasiswa dan sekarang lagi sekolah di Spanyol. Pasti kamu bangga banget sama perjuangan kakak kamu." Jelas Lily.

Kemudian, ia menengadahkan kepalanya ke atas. Menatap temaram langit siang. Lalu ia kembali menunduk, menatap gundukan tanah itu.

"Andai kamu masih hidup. Pasti rasanya seneng banget bisa ngelewatin ini semua. Sahabat-sahabat kita juga udah pada sukses. Dan... sebentar lagi Eka sama Nara mau menikah..."

Lily menunduk dalam. Memejamkan matanya, air matanya mengalir, angin berhembus cukup kencang.

"Aku kangen sama kamu, Alan." Sudah kesekian kalinya Lily bilang seperti itu.

"Aku nggak akan pernah bosen buat bilang... Semoga kamu bahagia di alam sana." Doanya dari hati yang paling dalam. Ketulusan hatinya selalu membuahkan hasil.

Buktinya, Alan ada di sini. Berjongkok di samping Lily. Selalu mendengarkan setiap keluh kesahnya. Rajin mendengarkan cerita-cerita hidupnya. Alan selalu memasang wajah tersenyum. Tapi, dia hanya bisa menikmati momen ini selama 5 menit saja sebelum kembali ke asalnya.

"Aku juga rindu kamu, Ly. Agak lucu emang, tapi cinta aku ke kamu masih sama seperti dulu. Selalu nyata."

Lily mendongak kala wajahnya seperti ditiup oleh seseorang. Dia menyeka air matanya, kemudian melemparkan senyumnya ke segala arah. Karena Lily bisa merasakan kalau Alan ada di sampingnya. Mendengarkan ceritanya dan juga perasaannya.

"Kalo Anta tau ini, pasti dia lebih seneng daripada aku."

Lily lalu membereskan sampahnya kemudian ia buang ke tempat sampah. Sekali lagi gadis itu menoleh ke belakang, menatap makam Alan dengan senyum manisnya. Sampai akhirnya Lily pergi meninggalkan tempat ini dan berniat untuk menenangkan pikirannya di Cafe Laksa.

Hari ini dia pergi sendirian, sebab Nara sedang mengurus butiknya. FYI—Nara adalah manager Lily, jadi perannya sangat penting bagi perusahaannya. Meskipun pangkat Lily yang paling penting, tapi Lily merasa kalau posisi Nara lebih penting darinya. Lily juga tidak mau mencari yang lain, sebab Lily sudah tau bagaimana karakter Nara, jadi dia percayakan butik padanya.

Sesampainya di Cafe Laksa, wanita itu tidak perlu bilang lagi pada pelayanan. Sebab mereka sudah tau apa minuman favorit Lily. Jadi tak perlu menunggu waktu lama, pesanannya sudah ada diatas meja.

Java Chip Frappuccino. Sejak masuk SMA dia selalu pesan minuman ini. Sampai pada akhirnya Lily mengecap minuman ini sebagai minuman favoritnya. Paling favorit.

Lily [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora