Bab #14

251 23 0
                                    

Dan Aku tidak akan menyerah begitu saja!!!

Vote and Comment

***

Anta berjalan keluar rumah dan berdiri didepan Pagar besi berwarna hitam. Dia menengok ke kanan dan ke kiri memastikan kalau gadis itu benar-benar sudah pulang ke rumahnya.

Pak Ade yang tengah bersandar di kursi pun mengerutkan keningnya. Ia kemudian berjalan ke luar dan menepuk bahu Anta sehingga lelaki itu sedikit tersentak.

"Aden cari siapa?" Tanya Pak Ade seraya mengikuti gerakan kepala Anta.

"Saya cari perempuan yang tadi," Pak Ade menatap Majikannya lalu menautkan alisnya.

"Bukannya tadi dia sudah pulang?" Anta menatap Pak Ade secara intens. Pak Ade terkejut kecil mendapat serangan tiba-tiba.

"Beneran udah pulang, kan, Pak?" Pak Ade mengangguk secara terbata. Tapi untuk memastikan Majikannya ia kembali mengangguk dengan eskpresi sejujur-jujurnya.

"Iya, Den. Neng cantik tadi udah pulang sama Ojek Online." Anta mengangguk paham. Kemudian ia berlalu dari hadapan Pak Ade.

"Saya masuk dulu." Pamitnya, tapi lima detik kemudian Pak Ade menghentikan langkah Anta.

"Eh, sebentar dulu atuh, Den," cegahnya seraya berlari menghampiri.

Anta membalikkan tubuhnya lalu mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa, Pak?" Tanyanya dengan nada yang sopan.

"Pacar Aden cakep pisan euy! Saya teh jadi insecure ngeliatnya," Anta mendengus. Lagi-lagi salah paham. "Harusnya Bapak Insecure sama saya." Pak Ade tertawa. Ia kemudian pamit untuk kembali bertugas.

Anta mendengus dan menggelengkan kepalanya. Jangan sampai Eka dan Bagas tau kalau mereka berdua sempat bertemu. Bisa jadi berita booming satu sekolah! Apalagi Si Bagas yang mulutnya gak bisa diem.

Anta memasuki rumah dan membuka kamar Bundanya tanpa permisi. Terlihat bahwa Shela sedang menelepon seseorang. Ntah siapa itu ia tidak peduli. Yang jelas Anta harus minta penjelasan kepada Shela.

Perihal Shela yang mengundang Lily secara tiba-tiba.

"Kenapa Bunda undang dia?" Tanya Anta to the point membuat Shela sedikit tersentak.

Shela berbisik pada seseorang di seberang sana. Setelahnya ia menaruh ponsel di atas nakas menandakan kalau perbincangan mereka sudah berakhir.

Shela berdiri lalu berjalan menghadap putranya seraya melipat kedua tangannya dibawah dada.

Shela menaikan sebelah alisnya.

"Emangnya kenapa?"

Kenapa enteng sekali bicaranya? Seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Anta memajukan langkahnya dengan tangan yang mengepal.

"Kenapa Bunda bilang?" Beo Anta. "Seharusnya Bunda tau kenapa Anta gak suka dia ada disini!" Ucapnya sedikit membentak. Shela terkejut sampai-sampai tubuhnya tertarik kebelakang.

"Anta sama dia gak ada hubungan apapun dan kita juga bukan teman. Teman Anta cuman Eka dan Bagas! Bunda jangan berharap kalau Anta bakal suka apalagi sampai menikah sama dia!" Ungkapan dengan nada yang cukup tinggi itu mampu membuat jantung Shela berdetak tidak karuan. Rasanya cukup sakit.

Lily [COMPLETED]Where stories live. Discover now