Bab #26

196 14 0
                                    

Maaf jika masih banyak typo di part manapun yah...

Happy Reading 💞

***

Jantung Anta berpacu lebih cepat. Nafasnya semakin memburu ketika melihat kekasihnya sedang berpelukan dengan orang lain. Terlebih orang lain itu adalah orang yang Anta kenal. Tangannya mengepal dan dirinya pun melangkah cepat hendak memisahkan jarak di antar mereka.

Lily menangis didalam pelukan Alan. Alan yang kebetulan sedang menjenguk Ayahnya melihat Lily sendirian. Alan langsung saja menghampirinya, langkahnya terhenti ketika melihat Lily menangis. Refleks Alan langsung memeluknya dari belakang. Dan kini pelukan itu diambil alih oleh Anta.

"Ngapain Lo disini?" Tanya Anta dengan nada berat. Ekspresi Alan langsung cuek seketika.

"Jenguk bokap." Mendengarnya Anta naik pitam. Tapi melihat Lily yang sedang menangis di pelukannya, Anta langsung mengurungkan niatnya untuk meninju wajah Alan.

"Pergi Lo dari sini!" Usir Anta dengan nada rendah namun mencekam. Alan menghela nafasnya.

"Gue cuman minta satu hal sama Lo, Ta." Anta mengacuhkan ucapan Alan. Dia sedang berusaha menenangkan Lily.

"Jangan pernah Lo mainin perasaan dia." Peringati Alan dan ia pun melengos pergi dari hadapan Anta. Anta lebih memilih mengacuhkannya.

Kini tersisa mereka berdua dan tangis Lily yang tak kunjung mereda.

"Sssttt jangan nangis lagi. Gue kan anaknya kenapa Lo yang menderita?"  Lily menggeleng dalam pelukannya. Elusan tangan Anta yang begitu lembut membuat tangisnya perlahan-lahan mereda.

Aku yang bukan anaknya aja menderita apa lagi kamu Anta? Batin Lily.

"Kalo Lo gak mau liat Anta menderita, kasih tau yang sebenarnya. Lebih baik sekarang daripada nanti, karena rahasia yang disimpan terlalu lama itu justru lebih menyakitkan, Ly."

Nasihat Alan kembali terngiang di otak Lily. Ucapan Alan ada benarnya juga, karena Lily sudah merasakannya.

"A-anta," panggilnya dengan sesegukan.

"Iya, sayang?" Balas Anta dengan lembut seraya mengelus Surai kepala Lily. Itu semua dilakukan tanpa dia sadari.

"A-aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

"Apa?"

"Tapi janji ya kalo kamu gak marah sama aku?"

"Iya, gue janji." Lily pun melepaskan pelukannya perlahan. Anta mengusap sisa air mata Lily dan memberikan air mineral yang ia beli di kantin Sekolah. Anta sangat berterimakasih kepada sahabatnya, mereka sudah mengantarnya tepat waktu, jika tidak pasti durasi Lily dengan Alan lebih lama.

Anta tidak suka itu!

"Makasih, ya." Ucap Lily mengusap bibirnya. Anta menuntun gadis itu untuk duduk. Dia pun menggenggam kedua tangannya.

"Tangan Lo dingin banget." Ucap Anta khawatir. Lily menggeleng.

"Itu gak penting. Sekarang aku mau ngomong serius sama kamu." Ucap Lily dengan sisa sesegukan nya. Syukurlah Lily sudah merasa baikan, Anta lega melihatnya.

Anta mengangguk mempersilahkan Lily untuk berbicara.

Lily menarik nafasnya dalam-dalam. Dia harus bisa memberi tau semuanya.

"Ta-tante Shela... Di-dia sakit sejak kamu kecil, Ta." Anta terdiam membisu. Pandangan dan pikirannya kosong. Lily berusaha tenang untuk memberitahu semuanya.

Lily [COMPLETED]Where stories live. Discover now