Bab #10

365 28 1
                                    

Setelah Lily berhasil menelan suapan terakhir nya, Lily kembali bersuara.

"Ma, beneran Lily nggak bohong," Viona memalingkan wajahnya. Dia masih belum percaya atas apa yang dikatakan Lily barusan. Lily menatap Yuda meminta pertolongan, tapi Kakaknya itu malah mengidikan bahunya. Tidak tahu.

"Siapa orang yang kamu maksud?" Tanya Viona dengan posisi yang tetap.

Lily menghembuskan nafasnya. Lily mengatur degup jantungnya. Tunggu, kenapa saat ingin menyebutkan namanya Lily jadi gugup begini? Deg deg an rasanya.

Viona menoleh karena Putri tunggalnya itu tak kunjung menjawab pertanyaan darinya. Lily sedikit tersentak karena Viona bersuara dengan nada memerintah.

"A-anu... Di-dia Anta. Iya, Dia Anta, Ma." Jawab Lily. Refleks Viona berdiri karena terkejut atas jawaban Lily. Yuda tersedak suapan terakhirnya sementara Lily mengangkat kepalanya.

Viona mengerjapkan matanya beberapa kali. Tak menyangka kalau Lily akan berkata demikian.

"Kok Mama jadi pecicilan-" dengan cepat Viona memotong ucapan Yuda. "Diam kamu!"

Bagaimana mereka berdua tidak terkejut kalau Viona berdiri terlalu bersemangat sehingga kursi makan yang di dudukinya terhempas ke lantai. Kebisingan terjadi beberapa saat. Untung hanya ada mereka bertiga di ruang makan. Karena asisten rumah tangga mereka sedang libur, Viona sengaja meliburkan mereka selama 10 hari.

Viona kembali bersuara, "Apa kamu bilang, Anta?" Lily mengangguk pasti. Viona menghela nafasnya dan saat ia ingin duduk kembali kedua anaknya berteriak, "Ma! Jangan!"

"Kyaaa..."

Bruk

"Yah, beneran jatoh deh."

Lily dan Yuda saling menatap lalu mereka kembali berteriak.

"Astaga Mama!"

Mereka berdua membantu Viona untuk berdiri dan mendudukkan nya di kursi sebelah. Viona mengelus-elus pinggangnya yang sedikit sakit sementara Lily tengah mengambil Air Putih.

Lily menyodorkan gelas kaca berisi Air Putih yang diterima sedikit kasar oleh Viona.

Viona meneguknya hingga tandas. Yuda menyikut lengan adiknya membuat Lily menaikkan sebelah alisnya.

"Apa?" Bisik Lily.

"Minta maaf geh, gue takut," pinta Yuda.

"Halahhh Cemen Lo,"

"Heh! Kalian!"

Refleks mereka berdua menoleh ke arah Viona yang seperti nya tengah menahan amarah.

"What!?"

Perkataan Viona barusan berhasil membuat mereka menganga. Tanpa peduli apapun Viona melenggang pergi dari hadapan mereka dan bersiap untuk berangkat ke Kantor.

"Lo bisa, Ly?"

"Bisa."

"Bisa apa?"

"Ya bisa gila lah, gue!"

***

Brak

"Buset dah, Lo kenapa sih? Masih pagi udah marah-marah aja, cepet tua tau rasa Lo!" Omel Nara. Wajar jika Nara sebal, karena semalam dia tidak bisa tidur dan sengaja datang lebih awal supaya dirinya bisa tertidur walau hanya sebentar. Tapi baru 17 menit, Lily datang mengacaukan mimpi indah Nara.

Lily [COMPLETED]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu