Bab #19

223 16 0
                                    

Vote and Comment

***


Lily duduk sendirian di halte yang sudah sepi. Hari ini Lily tidak pulang bersama Nara seperti biasanya, tapi dia ingin pulang sendirian. Sambil menunggu Bus datang, ia merogoh saku rok nya lalu kembali membuka secarik kertas itu. Ia membacanya kembali dan semakin di baca berulang hatinya semakin berdebar tak karuan.

Gue cemburu liat Lo deket sama dia.
Karena mulai sekarang, Gue adalah cinta pertama Lo.
Lo adalah bunga yang berhasil mekar diatas bebatuan es.

A/L

Senyumnya mengembang. Hembusan angin sore yang lembut dan ranting pohon yang saling beradu seperti sedang bernyanyi menambah kesan situasi Lily saat ini.

"Siapapun kamu, makasih udah bikin gue baper setengah mati," ucapnya seraya mengusap kertas itu.

Lily berdiri lalu menarik nafasnya dalam-dalam. Dia meremas tangan kirinya lalu tiga detik kemudian lengkingan suara itu menggema di sekitar halte.

"WOIII GUA BAPERRR!!!"

"ASTAGA ASTAGA AKU BAPER BANGET!!!"

"MAMA, ABANG, KAKEK, NENEK, BUYUT LILY, PAK JOKOWI, HOMO SAPIENS, BESOK LILY MAU NIKAH SEKALIAN HAMIL AJA!!"

"Eh bukan anjim, nikah doang maksud gue,"

Lily teriak-teriak gak jelas sambil lompat-lompat kegirangan. Wah wah wah sepertinya hari ini menjadi hari yang bahagia untuk gadis secantik bunga bernama Ashali Lyana.

Lily memasang ekspresi gregetan dan kakinya ia hentakkan ke tanah. Bahagia sekali kehidupan orang ini.

"Udah ah gue capek. Pinggang gue encok semua,"

Lily memperhatikan jalanan. Ia menengok ke kanan, ke kiri, ke atas dan ke bawah. Semoga saja tidak ada seorang pun yang melihat tingkahnya barusan.

Inilah alasan kenapa ia ingin pulang sendirian. Dia ingin menikmati kebahagiaan tanpa diganggu oleh siapapun. Biar kalo dia baper berlebihan atau lebay berlebihan gak ada satupun orang yang protes soal tingkahnya.

"Bismillah semoga gak ada yang liat gue gila,"

Lily menghembuskan nafasnya. Ia mencoba menenangkan dirinya dan bersikap biasa saja. Lily merapikan rambutnya dan kembali melihat kertas itu.

Ya ampun nih orang demen banget dah liatin kertas lecek. Udah kayak liat cogan di Korea aja.

Ekhem.

Oke.

Back to Story.

Saat Lily menoleh ke arah kanan ia memicingkan matanya. Ah! Jemputan umum sudah datang! Buru-buru ia memasukan kertas itu kedalam sakunya dan segera memakai ranselnya. Saat Bus berhenti tepat didepannya, Lily segera masuk dan duduk di kursi tengah.

Seorang kernet melihat ada penumpang dengan wajahnya yang berseri-seri. Karena penasaran, dia menghampiri gadis itu.

"Neng, bahagia banget kayaknya," kata seorang kernet bus.

Lily mendongak. Oh, ternyata Abang kernet. Yaelah, kirain mas-mas ganteng.

Astaghfirullah halu gue makin jadi!

Lily [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang