Bab #55

294 23 0
                                    

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak 💞

Absen yuk kalian dari daerah mana aja?

Cie yg lagi begadang 🤣 ok skip...

Part ini cukup panjang, semoga gak bosenin ya

Selamat membaca ♥️

"Jangan suka menyalahkan perihal kepergian ataupun kehilangan."

"Dan jangan suka menyalahkan takdir. Semua itu ada hikmahnya. Tuhan sudah mengatur segala rencananya dengan baik."

- Alan -

***

Hari ini adalah hari pemakaman mendiang Alan

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Hari ini adalah hari pemakaman mendiang Alan. Almarhum dikubur secara islamisasi. Payung-payung hitam dan pakaian yang serba terkecuali dua orang ustadz mengantar Alan kepada peristirahatan terakhirnya. Jenazah Alan mulai diturunkan tepat di sebelah liang lahatnya.

Viola memeluk putrinya dari samping. Dia melihat wajah Lily yang begitu datar saat jenazah Alan mulai diturunkan ke liang lahat. Teman-teman terdekat Alan, beberapa guru, kerabat kerja ayahnya maupun keluarganya ikut datang mengantarkan Alan kepada peristirahatan terakhirnya.

Sejak Lily siuman dari pingsannya, gadis itu belum sedikitpun berbicara. Dia lebih banyak diam dengan sorot wajahnya yang sulit sekali terbaca. Lily begitu terpukul melihat orang yang ia sayangi harus pergi untuk selama-lamanya. Melihat Lily yang seperti ini, mengingatkan akan dirinya yang menerima nasib sama beberapa tahun silam.

Banyak sekali yang ingin Lily ceritakan mengenai masa lalu mereka. Banyak sekali pertanyaan mengenai Alan yang pergi begitu saja selama belasan tahun.

Usai proses pemakaman, seorang ustadz memimpin doa untuk mendiang Alan. Melihat cuaca hari ini yang tampak redup, semesta seperti ikut merasa kehilangan. Angin berhembus cukup kencang diiringi dengan gemuruh di langit.

Ketika doa-doa selesai dipanjatkan, keluarga Alan lebih dulu menaburkan bunga-bunga di atas makamnya. Selanjutnya diikuti oleh guru serta teman-teman yang lainnya.

Ibunda Alan menekuk lututnya, dia mengusap nisan putranya. Bibirnya tersenyum, namun matanya terlihat rapuh.

"Terimakasih sudah menjadi saksi biksu perjuangan hidup Bunda." Tutur nya lembut. Air mata tak henti-hentinya menetes.

"Bunda akan selalu ingat sama kata-kata kamu."

"Jangan suka menyalahkan perihal kepergian ataupun kehilangan. Sebab yang meninggalkannya akan merasa sedih dan bersalah."

"Seperti yang kamu bilang, kita semua akan berusaha untuk melepas kepergian kamu, Nak. Bunda akan berusaha sekeras mungkin untuk mengikhlaskan kepergian kamu."

Lily [COMPLETED]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant