Bab #16

246 16 4
                                    

Lily menghela nafasnya seraya mengusap air matanya yang mulai reda.

"Ternyata cuman mimpi," katanya sambil tersenyum kecut. Meskipun hanya mimpi tapi rasanya benar-benar nyata. Apakah semua ini karena faktor dirinya yang kelelahan? Sebab Lily masih menggunakan seragam sekolah dan bisa dibilang kalau dia belum mandi sehabis pulang dari sekolah tadi.

Lily menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Ia melamun. Memikirkan hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Ini pertama kalinya dia bermimpi tentang laki-laki yang ia cintai. Sampai suara notif dari ponsel Lily membuatnya tersadar dan buru-buru mengambil ponselnya.

Kening Lily mengkerut. Lily ragu dan merasa aneh dengan isi pesan itu, sampai akhirnya ia mencoba untuk menampar pipi kanannya.

Lily mengaduh sakit, ternyata ini nyata. Lily tersenyum senang. Dan ia melihat pesan singkat itu sambil senyum-senyum sendirian.

Anta :
Night.

"Bales nggak ya? Pasti cuman di Read doang!"

"Tapi kalo nggak bales- eh?"

Anta :
Bsk gw jmpt. Jgn klmaan dndn!

Lily jadi cengo sendirian. Ekspresinya sangat membingungkan, seperti orang yang lupa jalan pulangnya dan berujung tersesat di tempat orang. Lily menggaruk-garuk kepalanya.

"Anta ngetik apa sih? Gue kenapa jadi oon begini?"

Lily mencoba fokus pada pesan yang dimaksud Anta. Astaga kenapa jadi pusing begini sih? Kenapa harus singkat juga ngetiknya? Kalo gini kan jadi bego mendadak. Yang sama, sini merapat.

"Dndn itu apaan Masya Allah, Subhanallah, Astaghfirullah?!"

Anta menatap langit malam diiringi semilir angin yang begitu menenangkan. Sekarang sudah pukul satu dini hari, tapi dirinya masih terjaga seperti biasanya. Sesekali ia kebawah untuk minum atau melihat ke arah kamar Shela. Tapi sampai saat ini Bundanya itu tak kunjung pulang, biasanya paling lama jam sebelas malam. Tapi Anta terlanjur malas memikirkan keadaan Bundanya. Bahkan ia jarang sekali dan hampir tidak pernah chattingan dengan Shela.

Suara notifikasi ponselnya membuatnya menoleh. Anta mengambil ponselnya di atas meja kecil dan mendecak melihat balasan pesan dari gadis itu.

L :
Anta, dndn itu artinya apa? Terus jmpt tuh apa?

Anta :
Pkir sndiri.

Setelah mengirim pesan itu, Anta langsung mematikan ponselnya dan naik ke atas kasur. Dia mencoba untuk memejamkan matanya tetapi bayangan perempuan itu kembali muncul.

Anta langsung bangun dan memukul kasurnya dengan penuh emosi.

"Sial! Sial! Sial! Kenapa Lo gak muncul di depan gue aja sih, Sal?!"

"Lo bikin gue jatuh cinta tapi Lo bikin gue jadi benci!"

Anta memukul lalu menampar wajahnya. Anta melihat bingkai foto yang terpajang di mejanya. Gadis itu tersenyum. Bahkan hanya melihat fotonya saja Anta merasa sangat bahagia.

"Kalau itu emang bener kamu, aku bersyukur banget, kita bisa ketemu lagi."

Disisi lain, Lily terlelap dengan keadaan ponsel yang masih menyala. Lily mendengkur halus. Bahkan dia sudah lupa dengan kejadian tadi. Secepat itu. Dan, itu semua hanya karena Anta. Lelaki itu berhasil membuat mood nya kembali baik meskipun situasinya menyebalkan.

Room chat Anta masih terpampang jelas, keadaan kamarnya yang hanya diterangi cahaya dan cahaya dari ponsel Lily membuat keadaannya semakin mengesankan.

Lily [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang