Chapter 49 ~ Do You Think...

117 7 0
                                    

Esok paginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Esok paginya.

07:00 A.M.

Kelopak mata Ayesha bergerak-gerak perlahan berusaha untuk terbuka saat matahari pagi bersinar menembus udara dingin.

Hari ini, cuaca Aspen tidak seperti kemarin malam. Bisa dibilang cuaca pagi hari ini cenderung cerah, namun anehnya tidak melelehkan benda putih yang menyelimuti seluruh kota. Cuacanya tampak bagus.

Setelah matanya mampu terbuka sepenuhnya, Ayesha duduk. Dia melakukan stretching sedikit di ranjang.

Kemudian, Ayesha beranjak dari kasurnya menuju balkon.

Ayesha sungguh beruntung. View yang dia dapati dari jendela kamarnya adalah wujud nyata dari barisan pegunungan Rocky secara langsung. Ketika dia membuka pintu balkon, matanya dimanjakan oleh pemandangan luar biasa yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Rocky Mountain tepat terlihat di ujung sana.

Ayesha menghirup udara segar. Gaun tidur berwarna putih yang ia kenakan, serta rambut panjang miliknya yang sedikit berantakan dibuat menari-nari oleh angin yang berhembus.

Lima menit kemudian, Ayesha merasa sudah cukup healing untuk pagi ini. Setelah itu, Ayesha memutuskan untuk mandi.

Ayesha harus ke kamar mandi sekarang. Tapi sebelum dia berbalik meninggalkan balkon, dirinya dikejutkan dengan tiba-tiba ada sepasang tangan atletis melingkari perutnya dari arah belakang.

Ayesha hampir lompat saat dia tahu bahwa itu Jav.

“Jav, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Ayesha panik. Namun Jav tidak mengindahkan, dia membenamkan wajahnya di leher putih Ayesha.

“Lepaskan aku Jav! Kau membuatku geli,” kata Ayesha merasa tidak nyaman dengan perlakuan Jav.

Jav masih enggan merespon. Dia diam seribu bahasa.

Satu menit, dua menit, hingga lebih dari lima menit laki-laki itu hanya terdiam sambil memeluk Ayesha dengan posesif. Ayesha dibuat kebingungan lagi dengan sikap Jav seperti semalam. Ini ada apa lagi yang salah dengannya?

Ayesha menghembuskan napas, “Ayolah, kau mulai menyebalkan lagi, Jav.”

“Cepat lepas atau tanganmu akan ku gigit?!” ancam Ayesha. Dia meninggikan nada bicaranya.

Kemudian terdengar helaan napas milik Jav. Ayesha dapat merasakan napas Jav di lehernya.

“Aku tidak mengerti kenapa kau mudah sekali akrab dengan orang lain, sedangkan denganku kau menakutkan,” sahut Jav yang lebih terdengar seperti dirinya bergumam.

Ayesha mengernyit, “Kau bicara apa?”

Jav semakin mengeratkan pelukannya, “Jangan terlalu mudah akrab dengan orang lain, sekalipun itu temanku sendiri,” ucap Jav lagi.

If I Know HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang