Chapter 37 ~ Hidden Plan

133 7 3
                                    

-------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------

“Terima kasih tumpangannya,” ucap Ayesha setelah mobil Jav berhenti dengan mulus di depan rumah gadis itu. Tak lupa, ia memberi bonus senyuman untuk melengkapi rasa terima kasihnya.

“Kau terima kasih pada siapa? Memang siapa yang memberimu tumpangan?” balas Jav. Ayesha mengernyit kebingungan.

“Aku hanya mengembalikanmu ke tempatnya setelah meminjammu berjam-jam,” lanjut Jav. Dia memberi tatapan jahil pada Ayesha. Oh tidak, jangan mancing-mancing dia Jav!

Ayesha mengambil ancang-ancang. Ia balas menantang dengan tatapan yang sama jahil. Tak gentar, Ayesha langsung menghadapi lelaki di sebelahnya.

“Benar! Nyaris kelupaan. Sedikit informasi lagi untukmu, kecepatan mulutku saat mengomel kadang mencapai 100km/jam.” tutur Ayesha. Jav yang memerhatikan Ayesha, mulai terasa ngeri.

“Cukup modal melawan kata-kata menyebalkanmu saja, aku bisa membatalkan kesepakatan kita sekarang juga hanya dengan sekali ucap. Mau?” ancam Ayesha tanpa dipikir.

Nyali Jav seketika menciut kala Ayesha mengucapkan itu. Padahal Jav sekedar niat mengetes vokal gadis itu sebelum berpisah dengannya, tapi tidak disangka gadis itu malah memberi tanggapan di luar ekspektasi.

Sembari melepaskan tali sabuk pengaman, Jav tertawa, “Astaga, Ayesha. Apa yang ibumu makan saat mengandungmu hingga jadi anak sepertimu?” goda Jav. Saat memandang Jav, Ayesha mendengus. Tampaknya Jav kalah.

“Nyerah, huh?” balas Ayesha mencemooh Jav. Sementara itu, Jav menggeleng perlahan.

“Aku terkesan. Aku masih tidak habis pikir, bisa-bisanya aku berteman denganmu,”

Well, beginilah diriku. Kenapa? Tidak sanggup? Menyesal?” kata Ayesha seraya dirinya terkekeh geli. Jav mengulum senyumnya yang justru membuatnya terlihat double cool.

“Maunya apa?” tanya Jav balik.

“Mmm... Mengingat perlakuanku padamu, sepertinya sedikit... Menyesal?” usik Ayesha. Jav menggeleng kembali seraya menggoyangkan jari telunjuknya ke kiri-kanan di udara, pertanda dia tidak setuju.

“Tidak juga sih, anggap saja tes kesabaran jika aku punya kekasih nanti,” ujar Jav, dari kalimatnya seperti orang yang memberi kode. Tapi tak jelas tujuannya untuk siapa.

“Oh benarkah pretty annoying boy? Kita lihat apa kau benar sabar. Good luck for your future girlfriend,” seru Ayesha, ia berbisik di akhir kalimatnya.

Jav terkekeh geli, “Oke cukup. Sekarang masuklah,” suruh lelaki itu lembut. Lebih baik menyuruhnya masuk, daripada terlibat nyinyiran Ayesha terus menerus.

Ayesha lantas melepaskan tautan sabuk pengaman yang sejak tadi membatasi gerak tubuhnya, lalu berkata, “Iya-iya, aku masuk,” katanya.

Gadis itu mengemasi barang-barangnya. Tas, buku, ponsel, ia pastikan telah dibawa bersamanya. Selepas ia pastikan tak ada yang tertinggal, Ayesha turun. Ayesha berbalik badan, tangan satunya terulur hendak memegang handle pintu mobil Jav, sementara tangan yang lain membawa barang-barangnya.

If I Know HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang