Chapter 57 ~ I Will Tell It

490 16 0
                                    

••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••••

Ayesha membuka mata kala matahari telah meninggi. Namun, dia tidak mendapati siapapun. Ayesha kira Jav akan menemaninya tidur hingga dirinya membuka mata, nyatanya tidak. Pria itu hilang entah ke mana.

“Dia tidak di sini, apanya yang mencintaiku?” cibir Ayesha dengan suara serak. Kemudian dia duduk, “Aku seperti jalang bayarannya.” ucap Ayesha berbicara seorang diri, miris pada dirinya seperti hanya dijadikan pelampiasan napsu belaka.

“Padahal semalam dia berusaha keras sekali,” lanjutnya tanpa niat menghapus nada mencibir.

Tanpa diduga, kata-kata Jav semalam terlintas di benak Ayesha.

Ayesha hendak memeluk lututnya seraya mengingat kalimat itu, namun dia tiba-tiba meringis sakit. Ayesha lupa jika kakinya belum sembuh. Gadis itu tak jadi melakukannya.

“Hmm... dia bilang, dia iri pada mereka yang bisa tinggal bersama di satu tempat,”

“Dia juga sampai mengigau meneriaki Ibunya saat tidur. Kira-kira apa maksudnya itu semua, ya?” kata Ayesha lagi.

Mata Ayesha memejam. Saat Ayesha berusaha mencari tahu maksud kalimat Jav, tiba-tiba bayangan akan kegiatan itu tidak sengaja terulang kembali. Ayesha tanpa sadar dibuat senyum-senyum sendirian, rasanya ia seakan dibawa terbang ke angkasa.

“Hei, ayolah. Kendalikan dirimu!” seru Ayesha seraya menepuk-nepuk wajah.

Bertepatan ketika Ayesha terjaga, terdapat teman-temannya berkunjung ke kamar. Pintu kamar pun terbuka, menampakkan Stephani, Alice, Julie dan Mia masuk dengan heboh.

“A-ye-shaaaaaaa....!!” sapanya kompak berteriak. Suara mereka santer mendominasi seisi kamar.

Ayesha membulatkan matanya, “Apa yang-” belum sempat Ayesha berkata, gadis itu langsung dapat pelukan dari temannya yang tiba-tiba duduk di ranjang, “Ohahaha... astaga, kalian ini.” kata Ayesha gemas.

How's it going?” tanya Julie dengan nada manja.

We miss you badly.” sambung Alice, ikut bermanja-manja.

Ayesha tersenyum hangat, “Okay girls, sudah cukup. Kita sudahi adegan teletubbies ini,” kelakarnya.

Stephanie tertawa mendengar Ayesha. Dia lantas menghentikan pelukannya, disusul yang lain. Mereka tidak berpelukan lagi.

“Kudengar kau tidak membiarkan siapapun tahu kalau kau sudah bangun, kenapa?” tiba-tiba Stephanie menginterogasi gadis malang itu. Ayesha menyengir, membuat deretan giginya tampak jelas.

“Aku ingin membuat kejutan,” ungkap Ayesha.

“Kejutan?! Tidak, tidak, tidak perlu ada kejutan apapun. Kau hilang saat bermain ski saja sudah mengejutkan kami.” seru Julie.

If I Know HimWhere stories live. Discover now