Chapter 51 ~ Please, God.

199 7 0
                                    

Setelah itu, Stephanie baru sadar. Nampan di tangannya refleks jatuh, membuat minuman yang dibawa tumpah semua.

G-guys, Ayesha tidak ada!” pekik Stephanie terbata-bata. Betapa terkejutnya dia.

Mata Stephanie tidak menemukan sosok Ayesha dimana-mana. Dia hilang.
_____________

_____________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••


Jav sedang menerima panggilan telepon. Dia mendengar ada suara teriakan perempuan. Awalnya Jav tidak peduli, namun akhirnya, Jav menoleh juga. Tepat ketika dirinya menoleh, di situ Jav langsung terperanjat. Lelaki itu sontak melotot mengetahui siapa yang berteriak.

Axel yang terlalu fokus main game juga ikut kaget dan refleks berhenti main.

Elliot yang sebelumnya juga ikut ke kafetaria dengan Stephanie, dibuat terkejut. Lelaki itu secepat mungkin menghampiri Stephanie tanpa mempedulikan langkahnya.

Fuck!”

Tuan? Are you okay?” tanya seseorang di sambungan telepon. Orang itu pasti kebingungan.

Tanpa menjawab sama sekali, Jav memutus panggilannya secara sepihak. Lelaki itu berlari seperti kesetanan.

Julie, Alice dan Mia baru saja dari kamar mandi. Mereka langsung buru-buru lari mendengar Stephanie mendadak menjerit.

“Steph? Kenapa?” tanya Julie kalang kabut. Mereka tiba bersamaan.

Stephanie menunjuk ke depan seperti melihat hantu, “A-Ayesha tidak ada,” ucapnya gemetaran.

Julie, Alice dan Mia yang baru datang, seketika tersentak hebat.

Lalu Elliot datang. Dia hampir tersandung.

“Ada apa, Steph?” tanya Elliot. Stephanie tidak kuasa menjawab karena terlalu syok.

Alice menatap Elliot dengan sedih, “Ayesha hilang,” kata Alice terus terang, membuat mata Elliot terbelalak.

Kemudian, mereka benar-benar memperhatikan sekeliling hamparan es yang luas itu untuk mencari sosok Ayesha. Harap-harap cemas, semoga gadis itu ketemu.

Namun nihil. Tidak ada tanda atau ciri-ciri Ayesha di sana, yang ada hanya pengunjung lain sedang bermain. Semuanya semakin dibuat panik.

Kemudian. Tak lama, Jav datang.

“Ada apa?” ujar Jav, lalu dia melihat ke depan, “Mana Ayesha?” tanya Jav to the point. Dia tidak ada waktu untuk berbasa-basi.

“A-aku, aku tidak tahu, aku habis dari kafetaria membeli minuman dan tiba-tiba saja Ayesha sudah tidak ada,” Stephanie menjelaskan yang dirinya tahu. Napas Stephanie tersendat ketika bicara.

If I Know HimWhere stories live. Discover now