Chapter 11 ~ I Told Him

448 26 0
                                    

Happy Reading!❤️
------

"AMBIL INI! KAU OBATI SAJA SENDIRI!"
_______

Tawa Jav seketika pecah karena akhirnya ia bisa kembali menggoda Ayesha lagi. Baginya, tidak peduli Ayesha sudah memaafkannya atau belum, yang penting untuk saat ini ia bisa kembali melihat wajah Ayesha yang menurutnya menggemaskan ketika sedang kesal. Yah, meskipun akan lebih bagus jika dia sudah memaafkannya.

Melihat Jav yang tertawa sekencang-kencangnya, membuat Ayesha geram dan ingin memberinya pelajaran.

Ayesha memeriksa kantung plastik belanjaannya. Di dalam plastik, dia mendapati sebuah roti yang berukuran lumayan besar. Tanpa berpikir apa-apa lagi, Ayesha langsung mengambilnya.

Ayesha membuka bungkus roti tersebut.

"Makan ini!" Ayesha memasukkan roti itu ke dalam mulut Jav yang terbuka lebar.

Tawa Jav tiba-tiba mereda setelah sebuah roti mendarat di mulutnya.

"Apa yang kau lakukan?" ucap Jav berbicara ketika mulutnya sedang dipenuhi oleh satu buah roti besar.

"Berhenti tertawa! Mendengar tawamu saja, aku sudah kesal!"

Jav telah berhenti tertawa. Mulutnya bungkam akibat satu buah roti utuh masuk ke tenggorokannya. Kini sudah aman, Ayesha dapat kembali mengompres kaki Jav hingga bengkak pada kakinya perlahan membaik. Setelah ia rasa kakinya sudah tidak bengkak lagi, Ayesha mengoles krim pereda nyeri dengan sangat teliti agar Jav tidak kesakitan.

"Selesai," sahut Ayesha melepaskan tangannya. Dia membereskan kembali peralatannya.

Jav memperhatikan hasil kerja Ayesha yang telah selesai mengobatinya. "Tanganmu berbakat juga,"

"Sudah kubilang kalau aku ini baik hati. Karena aku baik hati, apapun yang kupegang pasti hasilnya bagus," kata Ayesha dengan percaya diri.

"Asal kau tahu saja, aku ini anggota club palang merah saat aku masih berstatus High School," tambahnya.

"Pffftttt... Apa?! Palang merah katamu? Tidak salah?" Jav mendengus geli.

"Tidak. Karena memang kenyataannya begitu," Ayesha menggeleng dan berucap sangat yakin.

"Oh benarkah? Palang merah mana yang berani merekrut gadis ceplas-ceplos sepertimu? Dan lagi, injakanmu ini sangat kuat! Orang akan kabur jika mereka tahu," Jav menunjuk korbannya. Dia tertawa terus.

Ayesha yang semakin mendidih melihat Jav tidak berhenti menertawainya, tiba-tiba menarik telinga Jav dengan kekuatan penuh. "Kau mau diam atau aku akan menginjak kakimu yang satunya? Hmm?!"

"Tidak masalah, injak saja! Setelah itu aku tinggal memintamu mengobatiku lagi seperti ini," Jav menantang Ayesha, lalu tersenyum miring.

Ayesha menepuk pelipisnya dan semakin mengeratkan tarikan telinga Jav.

"Astaga, kau ini benar-benar! Bagaimana aku bisa memaafkanmu jika kau saja menyebalkan seperti ini?!" ucap Ayesha menarik telinga Jav.

"Arrggghhhh... Oke, aku menyerah! Lepaskan telingaku! Kau bisa membuatnya putus! Auuhhhh... Sakiittt!" sahut Jav meringis kesakitan. Melihat Jav kesakitan, Ayesha langsung melepas tarikannya.

"Uppss... I'm sorry, tidak sengaja." seru Ayesha santai. Ia telah melepaskan tangannya.

"Setelah membuat telingaku merah, kau bilang tidak sengaja?!" ucap Jav sambil memegangi telinganya.

"HAHAHAHAHA... Itu masalahmu, Tuan," balas Ayesha telak. Gadis nakal itu menjulurkan lidahnya pada Jav.

Selang beberapa lama, ponsel Ayesha berbunyi. Deringan benda itu menandakan perdebatan mereka telah selesai. Ayesha segera mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya.

If I Know HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang