[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Ini adalah kisah yang terinspirasi dari sebuah kepercayaan yang berbunyi 'ucapan adalah doa'.
Seperti yang seorang gadis cantik, pintar, pemberani namun mudah insecure alami bernama Ayesha Carlotta Parveen.
Bermula dari tiga...
Sebelumnya, aku mau bilang maaf udah bikin kalian nunggu lama🥺🙏
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
•••
Elliot telah membawa Stephanie, Julie, Alice, Mia dan Axel kembali ke villa Jav dihari yang menjelang sore ini. Mereka masuk tergesa-gesa tanpa mengindahkan pelayan yang menyapa.
“Aku akan langsung ke kamar.” seru Axel spontan pada Elliot. Elliot memahaminya, maka dia memberi anggukan setuju.
Axel berpisah saat mereka mulai memasuki ruang tengah.
Ketika di ruang tengah, mereka mendapati Jav sedang duduk sendirian di sofa dekat perapian sambil meminum whiskey. Jav belum menyadari kedatangan siapapun.
“Jav!” panggil Stephanie sambil menghampiri lelaki itu, “Mana Ayesha?” tanyanya tepat sasaran. Membuat perhatian Jav langsung teralihkan.
Dengan sekali tegukan, Jav menghabiskan whiskey di gelasnya sambil menatap orang yang menghampiri.
Kemudian, Jav tidak bicara. Dia hanya menunjuk salah satu ruangan tempat di mana Ayesha berada menggunakan dagunya.
“Pelankan suaramu, Steph.” titah Elliot. Tanpa banyak tanya, keempat gadis itu menyambangi Ayesha di ruangannya.
Mereka telah pergi, sekarang Elliot memilih duduk bergabung menemani Jav. Elliot mengambil gelas, kemudian mulai menuang whiskey juga untuk dirinya.
“Astaga, lihat dirimu. Sudah berapa botol yang kau habiskan, huh?” tanya Elliot, lalu dia ikut minum.
Bau alkohol seketika menyeruak ke seluruh ruang tengah.
Jav menyunggingkan seringai mengejek, “Memangnya itu penting sekarang?”
Elliot terkekeh sambil menuang segelas lagi, “Jadi, apa kata dokter? Is she okay?”
“She's fine. Hanya saja, dia masih tidur hingga sekarang.” jawab Jav. Elliot mengangguk seolah dia paham.
“Kenapa begitu?” sambar Elliot, membuat Jav menuang minuman lagi untuk yang entah ke berapa kali.
“Pengaruh obat bius atau apalah itu. Kata dokter, efeknya bertahan selama 2 hingga 6 jam. Dan sekarang sudah 3 jam Ayesha masih belum bangun juga.” ucap Jav jengkel. Dia tidak sanggup menunggu lagi.
“Oh berarti kau sedang diuji.” goda Elliot. Jav hanya tersenyum tipis.
Jav menolehkan wajah ke kiri dan kanan.
“Mana bocah gamers itu?” seketika Jav mengalihkan pembicaraan. Mencari keberadaan Axel saat dirinya mendapati anak itu tidak menampakkan batang hidungnya.
“Kenapa? Sekarang kau merasa bersalah? Atau tanganmu masih gatal ingin memukul?” kekeh Elliot mengolok Jav.
“Kau jangan memancingku, ya! Katakan di mana dia!” sergah Jav. Elliot kontan tergelak.
