Chapter 55 ~ Electric Shock

276 11 4
                                    

•••

Ayesha merasakan sakit, lemas, sekaligus pusing bercampur menjadi satu di tubuhnya. Gadis itu mencoba membuka mata saat dirasa efek dari obat di dalam tubuhnya telah hilang. Ia tak ingin terlalu lama berbaring di tempat tidur seperti ini.

Ayesha merintih. Sebelum membuka mata, tubuhnya dia coba gerakkan pelan-pelan. Setelah menemukan rasa nyaman untuk menggunakan kembali syaraf inderanya, kesadaran Ayesha telah mencapai titik stabil.

Begitu matanya terbuka, cahaya terang berwarna putih dari lampu terlalu menyilaukan penglihatannya. Ayesha seketika bingung mengingat saat ini dia bangun tapi bukan di kamarnya.

Kamar siapa ini?

Merasa ingin menghindar dari cahaya lampu, tatapan Ayesha lantas berganti. Ayesha menengok, dia mendapati ada seseorang bersamanya. Seorang pelayan perempuan.

Jika diamati, pelayan itu kelihatan fokus sekali mengaplikasikan obat di kakinya.

Ayesha mengamati pelayan perempuan itu. Ketika Ayesha terdiam, tiba-tiba si pelayan menghentikan aktivitasnya. Tanpa disangka, fokus pelayan itu beralih.

Pelayan menatap Ayesha. Lalu dia terkejut mengetahui Ayesha sedang memperhatikannya.

“Ms. Parveen, kau sudah bangun,” kata pelayan untuk pertama kali Ayesha dengar.

Ayesha berdeham, “Just call me, Ayesha.” ralat gadis itu. Suaranya serak.

“Ah maaf,” balas pelayan. Ayesha hanya membalas dengan tersenyum lemah.

Lalu Ayesha mencoba duduk. Pelayan yang melihat apa yang hendak dilakukan Ayesha langsung bersikap siaga. Sigap, pelayan itu membantu Ayesha dengan memegangi tubuh gadis itu seraya menaruh bantal di kepala ranjang.

“Terima kasih,” ucap Ayesha halus. Sekarang Ayesha duduk bersandar.

“Perlu sesuatu, Nona?” tanya pelayan. Ayesha mengangguk, di detik berikutnya, dia menyahut.

“Aku haus,” jawabnya. Pelayan itu tersenyum, tak butuh banyak tanya, dia langsung mengerti.

“Tunggu sebentar. Akan saya ambilkan minum,” sahut pelayan. Dia berbalik badan.

Tapi sebelum pelayan tersebut pergi, Ayesha memegang tangan pelayan itu, bermaksud mencegahnya. Sontak, pelayan menghadap Ayesha lagi.

“Butuh yang lain?” tanya pelayan itu bingung sambil menatap Ayesha.

“Jangan beritahu siapapun kalau aku sudah bangun, terutama pada Tuanmu.” pinta Ayesha. Pelayan itu terkekeh, kemudian dia mengangguk setuju.

“Ada lagi?” goda pelayan, membuat Ayesha mengulum senyumnya.

Ayesha menggeleng, “Itu saja. Pastikan kau menepatinya, oke?”

“Oh saya ahlinya menyimpan rahasia, Nona,” cetus si pelayan. Dia membagi seringai misterius pada Ayesha kemudian pergi mengambil air minum.

****

Di ruang tengah. Jav merebahkan kepalanya di sofa. Lelaki itu mabuk berat. Setelah berjam-jam menunggu Ayesha bangun sambil minum-minum dengan Elliot, membuat tubuhnya kelelahan. Entah berapa lama lagi Jav dibuat menunggu hingga Ayesha menyudahi perannya yang seperti sleeping beauty itu.

Ketika Jav memejamkan mata, tiba-tiba seorang pelayan mendatanginya.

“Tuan, Nona Parveen sudah sadar,” sebut pelayan. Jav belum mampu menangkap informasi itu karena terlalu mabuk.

If I Know HimWhere stories live. Discover now