Chapter 43 ~ D-day [1]

157 6 2
                                    

“Kau ingin ke mana, sih? Awas kalau kita hanya berputar-putar membuang bensin!” cetus salah seorang lelaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kau ingin ke mana, sih? Awas kalau kita hanya berputar-putar membuang bensin!” cetus salah seorang lelaki. Ini bukan pertama kalinya dia cerewet, lelaki itu sudah berisik begitu berkali-kali.

Jav yang mendengar temannya mulai bawel lagi melalui sambungan telepon, tiba-tiba terkekeh rendah. Entah ada apa yang lucu dari ucapan temannya itu. Jelas-jelas tidak ada yang melawak.

“Kau bisa diam tidak? Lihat saja nanti.” balas Jav.

Lihat saja nanti. Lagi, Elliot menerima jawaban boring itu.

Hari ini, menjadi hari di mana mereka jalan-jalan. Lebih tepatnya, hari ini mereka semua menuruti rencana Jav bersama sang rival lawan jenisnya--Ayesha. Sebab dirinya gagal menghabiskan waktu hanya berdua dengan Ayesha, jadilah Jav juga mengajak dua temannya. Sejak kemarin-kemarin, Jav sempat berpikir pasti Ayesha akan berkhianat dengan memboyong semua temannya, and- boom! Benar saja. Namun, Jav sudah sangat siap untuk itu.

Jav ditemani Elliot juga Axel tengah dalam perjalanan sekarang. Tidak di tempat yang sama, masing-masing dari mereka mengemudikan mobil sport miliknya.

Kau tahu, Jav? Sejak kenal dengan Ayesha, aku semakin tidak mengerti dirimu. Bagaimana bisa kau mau liburan bersama gadis-gadis?” cetus Axel.

Benar. Sungguh tidak seperti dirimu yang biasanya,” Elliot menyahut. Jav yang mendengarnya langsung tertawa lagi, astaga Jav hari ini mudah tertawa-tawa.

“Maaf,” Jav spontan menghentikan tawanya, “Dengan kata lain, aku berubah?” tanya Jav seolah bingung. Elliot sekarang jadi mendengus geli.

Bagaimana menurutmu, Ax?” lontar Elliot, tanpa Elliot ketahui, Axel juga sebenarnya ingin memberi pernyataan yang sama.

Sialan, Elliot! Kau mengambil kalimatku duluan.” Axel mencibir gemas, “Tidak usah kau tanyakan. Karena, aku pun berpikiran yang sama denganmu,” lanjutnya.

Again and again, Jav tertawa. Kadang dia tertawa pelan, agak kencang, kencang, atau hanya mendengus sedikit. Jav memerhatikan jalan raya, diikuti Elliot dan Axel pun begitu. Mengetahui sang teman yang diam-diam seperti meneliti dirinya, Jav terpaku beberapa saat. Respon yang akan ia beri untuk perkataan temannya itu terjeda hingga mereka menjumpai lampu lalu lintas berwarna merah.

Kaki Jav menginjak rem dengan perlahan, begitu juga mereka. Mobil mereka sekarang telah berbaris selayaknya mengikuti perlombaan balap. Hingga posisi mobil saat di jalan raya pun, entah kenapa, Jav yang selalu diapit oleh mereka.

“Dengar. Elliot, Axel, bantu aku saja agar liburan ini menyenangkan dan berkesan. Nanti kalian akan tahu jawabannya kenapa aku bersedia melakukan sesuatu di luar kebiasaanku,” tutur Jav menjelaskan, tapi kata-kata nya itu membuat Elliot dan Axel tak cukup termakan.

Wait- biar aku tebak. Pasti tebakanku benar,” ujar Elliot mulai berprasangka, lalu Axel ikut berucap.

Apa? Kau akan menebak apa?” usik Axel polos. Tanpa lama-lama lagi, Elliot menarik sudut bibirnya hingga ia bak menyeringai licik.

If I Know HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang