Chapter 3 ~ Can't Imagine

1K 62 0
                                    

Happy Reading!❤️
-------

"Apa jadwal kita setelah ini?" tanya seorang pria yang merupakan salah satu karyawan pada meeting saat ini.

"Setelah ini mungkin akan pergi melihat-lihat keadaan di Austin Hotel. Karena katanya Mr. James ingin melihat semua secara langsung sampai bagian detailnya," balas karyawan lain.

"Begitu? dan bagaimana persiapan launching cabang baru di Los Angeles nanti? Apakah ada masalah?" ujar Mr. James Austin-si pemilik.

"Saya rasa tidak, Sir. Semua berjalan sesuai prosedur, juga kehendak perusahaan. Dan dapat dikoordinir dengan baik," sahut salah satu karyawannya.

Percakapan demi percakapan terlontar antara kedua pria berjas serba hitam-hitam di dalam ruangan. Kedua pria tersebut adalah kolega ayah Jav yang bertanggung jawab mengenai persiapan launching cabang baru di Los Angeles sekaligus peresmian Austin Hotel yang akan diselenggarakan tidak lama lagi.

Berbeda dengan kebanyakan anak konglomerat lainnya, Jav yang saat ini tengah berada di dalam ruangan yang sama dengan pria pria berjas itu hanya mampu diam mendengarkan. Disaat anak konglomerat lainnya yang terlahir dari keluarga kaya akan mengambil alih perusahaan yang di dirikan orang tuanya, Jav justru sebaliknya. Jav tidak mengerti. Ia jadi tidak tertarik pada perusahaan.

Ayahnya sengaja memanggil putranya untuk datang ke kantor agar Jav mendengarkan pembahasan mereka. Ayahnya ingin melatih Jav supaya terbiasa.

"Son! what are you doing?" tanya ayahnya yang mendapati perhatian Jav tertuju pada ponsel sejak tadi.

"Nothing. Aku hanya sedang melihat-lihat," ujar Jav membalas pertanyaan sang ayah tanpa melepas pandangannya pada layar ponsel di tangannya.

"Javier Austin! Look at me!"

Tubuh Jav sontak menegang dan ponsel yang ia pegang terjatuh akibat mendengar nada suara ayahnya tiba-tiba saja meninggi seolah membentaknya.

Jav mengambil ponselnya kembali diikuti suara helaan napas sambil menatap ayahnya. "Ada apa, dad?" tanya Jav malas.

"Kau! Bersiaplah untuk ikut denganku menghadiri acara launching cabang baru di Los Angeles! Kita berangkat seminggu lagi." seru James seolah tidak menerima bantahan.

Jav yang mendengar kalimat ayahnya tersebut kaget. What?! Menghadiri acara perusahaan? Tidak, tidak, Jav tidak suka menghadiri acara semacam itu!

Menurutnya itu akan membuang-buang waktu dan akan terasa membosankan. Belum lagi fakta bahwa dirinya harus berdiri berjam-jam hanya untuk berjabat tangan menyalami satu per satu tamu undangan yang datang.

Sial! Untuk apa daddy memintaku ikut dengannya?! Hardik Jav sangat membencinya.

****

Pagi hari di kota Seattle. Ayesha duduk di halte dekat rumahnya menuggu taksi yang dari tadi tak kunjung datang. Lagi. Ayah dan sopirnya masih tidak bisa mengantarnya. Sibuk sekali, kan?

Ayesha mengayunkan kakinya seraya melihat kendaraan lain berlalu lalang. Oh betapa membosankannya menunggu taksi. Lamaaaaa sekali. Sampai kesabaran habis rasanya. Ayesha tidak ingin terus menggoyangkan kaki seperti anak kecil. Ia pun mengecek ponsel miliknya dengan men-scroll percakapan sosial media.

Ketika mengusap layar ponselnya ke bawah perlahan, Ayesha mendapati teman-temannya kebanyakan membicarakan soal Javier Austin.

Seperti hanya Jav satu-satunya makhluk yang tersisa di muka bumi.

If I Know Himحيث تعيش القصص. اكتشف الآن